Semua Bab Breakfast at Midnight: Bab 41 - Bab 50

66 Bab

Chapter 40

Mengapa selama ini Alex merasa seperti Bridget Jones semenjak ia pertama kali bertemu dengan James Winston? Ada saja kejadian-kejadian konyol yang memalukan yang menimpa dirinya. Benar-benar deh gue kan di bayar untuk menjadi fashion editor bukan menjadi komedian, batinnya mengomel dan menghela nafas dengan keras. Alex langsung mengandai-andai berita lokal yang akan keluar, “Breaking: A Young Lady Got A Sweet Buzzy Hospitality From Wordsworth Point’s! Berikut cuplikan videonya!” Well, on the bright side, kepalanya tertutup oleh dressnya. Identitas wanita muda yang berteriak-teriak karena dikejar oleh pasukan lebah tidak akan diketahui. Saat James menceritakan masa lalunya, Alex merasa dua hal yang berbeda. Pertama, ia merasa sedih. Ternyata James bisa mengalami kepahitan seperti itu. Alex mengerti, karena dulu Alex pernah merasakan apa yang James rasakan gara-gara Hendy. Kedua, dia merasa cemburu. Ternyata, James adalah pria yang bersembuny
Baca selengkapnya

Chapter 41

Tiga musim gugur lalu saat turnamen di St.Petersburg diadakan, James sedang berjalan-jalan di flea & street market di Russia dengan Stefan dan Juan pada waktu luang mereka. James melihat sekelilingnya dan mendapatkan satu kios yang menarik perhatiannya. Satu set boneka kayu wanita dengan design yang sama dari ukuran besar sampai ukuran paling kecil yang nantinya bisa dimasukkan dan ditempatkan satu di dalam yang lain. James kemudian memanggil Stefan dan bertanya apa nama boneka itu dan Stefan mengatakan itu adalah boneka Matryoshka. Mengenal Alex mirip dengan membuka boneka Matryoshka. Selalu ada hal-hal menarik yang ia temui setiap membuka boneka Matryoskha itu dari besar hingga ke intinya. Alex inspires him wholly. Kesederhanaan dan ketegasan blak-blakannya adalah daya tarik Alex. James tidak bohong saat berkata ayahnya memang mendidiknya dari kecil “Kau ini laki-laki, kau harus selalu bertanggung jawab terhadap wan
Baca selengkapnya

Chapter 42

Lily Winston adalah wanita paruh baya yang mungkin tidak jauh dari umur Ibunya. Sisa paras kecantikannya saat muda masih terlihat, dan Lily adalah wanita yang sangat sangat stylish. Ia mengenakan dress georgette vintage dengan potongan renda dengan ikatan pita di bagian pinggangnya & bewarna hijau cerah seperti warna rumput. Kakinya yang sedang disilangkan dengan anggun memakai sepatu metalic platform heels Aquazurra. Rambut pirangnya yang ikal bergelombang seperti rambut Nicole Kidman di Moulin Rouge, di blow dengan sempurna.  Akhirnya Alex mengetahui gen rambut James di dapat dari mana. Keduanya sedang duduk di sofa empuk ruangan pribadi milik James dan TV yang sedang menunjukkan siaran langsung final Wimbledon pagi ini. Kedua pemain sudah bermain dan set pertama sedang berlangsung. TV menyorot royal box[1], ia melihat ada Benedict Cumberbatch, Keira Knightley, dan Tom Hiddleston. Ba
Baca selengkapnya

Chapter 43

James mengusap keringatnya dengan handuk dan mengisi tubuhnya dengan cairan bening yaitu air putih ke dalam sistemnya. Payung di buka oleh ball boy[1] dan melindungi sinar matahari yang sudah mulai menyengat Jeda pertandingan ke set selanjutnya hanya sekitar 1 menit lebih sedikit. Ia sudah menggunakan jatah toilet break-nya tadi sekarang tinggal menunggu Roy dari giliran toilet break-nya.Dua set telah tertinggal. Set pertama James tertinggal 2 poin yaitu Roy 6 dan James 4. Set kedua kali ini sudah sangat sengit. James menghasilkan tie break[2] dengan deuce[3] empat kali berturut-turut, tapi Roy masih memimpin. Skor akhir set kedua adalah 76 untuk Roy dan dirinya mendapat 64. James tidak bisa menyelamatkan satu poin kemenangan dari set tersebut. Sudah ia harapkan dari kemarin-kemarin.Melawan The Roy Keller tidak akan mudah, tidak pe
Baca selengkapnya

Chapter 44

Pumpkin Diamond terlukis dalam kanvas di seluruh penjuru London. Matahari masih memancarkan sinarnya dengan cuaca berangin hal yang sangat normal. Daun-daun mulai berguguran bersamaan dengan Fashion Week yang menjadi ajang acara fashion paling bergengsi di bulan September ini.Big Four Fashion Week dimulai dari New York, kemudian London, baru Milan, dan di akhiri di Paris. Alex wajib mendatangi fashion week di empat kota tersebut. Favorit Alex saat NYFW adalah The Row yang sangat minimalist chic dan Ralph Lauren dengan tema elegant affair yang berkumandang lagu 007. Menghadiri Fashion Week itu memang melelahkan karena harus terbang ke sana-sini. Terutama menempung 5.500 km ke New York. Tetapi, rasa jet lag pun langsung musnah setelah melihat pakaian-pakaian yang indah itu di matanya. Apalagi saat James menemaninya di salah satu fashion show tersebut.Kembali ke London, Al
Baca selengkapnya

Chapter 45

James berlari dan tetap mempertahankan bola di kakinya. Menuju dekat dengan gawang, lawan yang menjaganya tidak bisa mengambil bola dari James, lalu ia menendangnya ke dalam gawang dan goal!  Timnya langsung mengerubunginya dan berhore-hore ria. Hari ini ia sedang bermain dengan teman atlet sepak bolanya yang sedang di Amerika.“Looking fit for today, Jim!” kata salah satu atlet sepak bola Amerika yang main di suatu klub sepak bola Inggris terkenal. Orang Amerika berpikir nama James terlalu konservatif, sama seperti Juan selalu memanggilnya dengan nama itu.“Nah, mate, tim-mu yang semangat, otomatis juga membuatku semangat.” Kata James lagi.“You’re good at this sport too. Apakah ada olahraga yang tidak kau kuasai gitu?” tanya orang lain lagi di tim itu.“Hm...” James berpikir keras sambil mengetik jari telunjuknya ke dagunya, dan melanjutkan “Let me know
Baca selengkapnya

Chapter 46

Everything’s in Alexandra’s control. Alex telah menemukan issue terbaru. Ia iseng menemukan image natal di akun-nya padahal ia tidak mencari keyword tersebut. Merry Autumn menjadi isu yang di ganti. Merayakan fall season dengan resep ginger eggnog menghias rumah dengan daun maple dan membuat pohon seperti pohon natal dengan hiasan bola-bola oranye & merah tua, fairy lights, dan brown flannel. Fall in a touch of Christmas. Tidak lazim kan idenya ini.Kemudian saat meeting ia menceritakan hal itu dan Alex terkejut semua chief, termasuk Nina, setuju dengannya. Untungnya hanya bagian itu saja yang harus di ganti, berita-berita lain tidak ada yang dicuri oleh Rebecca hyena itu. Di bagian distribusi masih ada Oliver yang masih mau membantunya (setelah itu Alex baru mengetahui bahwa Oliver sudah ekslusif dengan Grace) Meeting dengan para chief selesai, Alex memanggil Nina sebentar untuk berbicara
Baca selengkapnya

Chapter 47

Malam ini Alex baru pulang dari acara after party dari Burberry. Ia masih ingat Bella & Gigi Hadid, Kendall Jenner, Cara Delevinge mengerubunginya dan memujinya saat dikenalkan oleh Riccardo Tisci. Sungguh, energinya sangat terkuras dengan cepat ketika bulan fashion week datang. Yaampun pegel banget, udah kayak kurcaci-kurcaci kecil nempatin badan gue jadi rumahnya. Besok harus massage dan creambath deh! Batinnya berkata.Apartemen yang berbau maskulin ini sekarang menjadi tempat singgahnya. Saat James mengirimkan pin kode, Alex bertanya nomor apakah ini, dan ternyata adalah password apartemnnya. Ia masih ingat perkataan laki-laki itu saat menelponnya,“Itu pin kode flat-ku. Kau jangan melakukan ritual malammu di tempat biasa ya. Aku dengar kasus raping lagi banyak di situ. Walaupun di situ dekat dengan Scotland Yard juga, aku tak peduli.  Kalau kau ingin tetap melaksanakan ritual malam-mu, di tempat
Baca selengkapnya

Chapter 48

James terbangun dari tidurnya dan melihat Alexandra dengan sosok pulas dengan selimut yang menutupi ke bagian dadanya. Ia mengintip ke arah jam nakas yang baru saja menunjukkan pukul 6.30. Terlalu pagi untuk bangun di akhir pekan. James memposisikan satu tangannya ke bantal dan berbalik melihat lagi ke wajah damai kekasihnya. Dadanya menghembuskan napas yang teratur dan tenang. Ia tersenyum lagi sambil mengelus pipi Alex dengan pelan-pelan. Tengah malam tadi mereka bercinta seperti besok kiamat. Semua posisi mungkin sudah mereka coba. Alex sangat ekspresif di ranjang. Dengan jujur memberitahukan bagian mana yang ingin di sentuh. James dengan senang hati memenuhi permintaan Alex. James masih ingat sensasi saat Alex meneriakkan namanya di penghujung klimaks. Saat dirinya juga telah klimaks, James bahkan merasakan tubuhnya bergetar hebat. Alex sampai khawatir dan bertanya apakah dia tidak apa-apa. James tersenyum lemah dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. He never felt
Baca selengkapnya

Chapter 49

Great Peter Street adalah tujuan Alex hari ini. Jalanan ini seperti daerah Kuningan di Jakarta yang mempunyai banyak kediamaan duta besar. Alex memasuki gedung Kedutaan Besar Indonesia. Pagi ini, ia sudah mendapatkan notifikasi bahwa visa dan biometric residence permit-nya sudah diperbaharui lagi dan sudah bisa di ambil. Percayalah, alasannya ia masih mempertahankan kewarganegaraannya selain Ben dan Ibunya adalah ia tak bisa meninggalkan makanan padang dan tempe goreng plus sambal matah.Alex menguap sebentar sambil menutup mulutnya, menunggu gilirannya untuk dipanggil. Fuh, dia dan James dua hari lalu sudah seperti bangsawan alias bangsa hewan. Crazy in Love oleh Beyonce versi Fifty Shades of Grey adalah hal yang tepat dilakukan mereka berdua. Walaupun ujungnya James memperlakukannya sangat lembut. Ia masih ingat suara laki-laki itu berbisik rendah di telinganya, “Easy, darling. Let’s savour this
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status