Beranda / Romansa / Karma Sang Penggoda / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Karma Sang Penggoda: Bab 131 - Bab 140

175 Bab

Bab 20- Tak Sengaja.

"Pasien mengalami benturan keras, Dok. Saat ini pasien kekurangan banyak darah!" Ucap perawat sambil berjalan tergesah, beriringan dengan Dokter lalu masuk kedalam ruangan UGD."Mamih!!" Teriak Adit sambil mendongkakkan wajah, tatapan kebencian dia layangkan padaku.Pak Dody merangkul tubuh anakku, nafas Adit memburu masih menatapku lekat. Aku mengurut kening, mengapa Adit terlihat marah padaku. Sangat tidak sopan sekali?Atau jangan-jangan ....Jantung berdetak cepat, kepalaku pusing mencerna prilaku Adit. Aku memeluk Deo yang terus menangis, sesekali melirik Adit yang masih menatapku dengan murka.Adit menghentak kaki, menatap lurus nafasnya memburu seolah bersiap untuk menyerangku."Mahesa ...."Mamah dan Papah terlihat berlari kearah kami, aku langsung bangkit menyambut mereka."Diana, kenapa bisa terjatuh?" Mamah langsung menyerang dengan pertanyaan. "Kamu kemana, heh!" Kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Bab 21 - Picik

Gawai berbunyi nyaring, dengan lemas aku merogoh saku celana. Nama Nitta tersemat didalam layar, aku tekan tombol on-off lalu kembali memasukkannya kedalam saku.Saat ini aku tak ingin memikirkan apapun, aku hanya ingin Diana selamat dan baik-baik saja.Anitta ... dia pasti akan menanyakan kabar, dan menekan agar aku berpisah dengan Diana. Kembali aku menarik rambut, denyutan dikepala semakin menjadi-jadi, otakku seakan mengeluarkan asap saat ini."Mahesa!" Mamah melambaikan tangan kearahku. Aku cukup terkejut, tak menyangka Mamah mencari keberadaanku."Iya, Mah?" sahutku lesu."Duduk disana, awas kalau sampai kamu pergi kerumah gundik itu!" Ancam Mamah dengan kilat kemarahan. Aku hanya diam tak menyahut, namun langkah berjalan sesuai perintahnya.Satu jam menunggu, Dokter keluar dari ruangan UGD. Keluargaku langsung menyerbu, menanyakan kabar Diana. Istriku."Gimana anak saya, Dokter?" Tanya Ibu mertua dengan wajah cemas."Gim
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Bab 22 - Sadarnya Diana.

Ahh ... mengapa aku jadi sepicik ini, karna takut kehilangan Diana. Aku jadi tak menginginkan kesadarannya."Kalau sampai terjadi sesuatu pada anakku, aku tidak akan tinggal diam. Jika Diana membenarkan ucapan Adit, itu berarti tindakkan Mahesa sudah termasuk tindakan kriminal. Aku tidak dapat memaafkannya," tegas Ibu dengan tatapan mematikan. Mamah terlonjak mendengarnya, rautnya begitu khawatir."Aku tidak bohong, Bu." lidah mendadak kelu, aku tidak biasa berbohong. Ada rasa yang mengganjal saat mengatakan itu semua."Pulanglah, Mahes. Kamu disini hanya membuat gaduh keadaan," Papah ikut bicara."Tapi, Pah. Diana ada didalam, mana mungkin aku pulang kerumah," sahutku tak terima.Aku tahu, saat ini aku bersalah. Tapi tak seharusnya Papah menyuruhku pulang, aku bukan suami yang tak bertanggung jawab. Kesalahanku hanya satu, yaitu ingin memiliki wanita baru."Iya, Papah mengerti. Tapi saat ini kondisi tidak kondusif.""Apanya yang tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Bab 23 - Ada Apa Ini?

"Ya." Papah mengangguk tegas. "Dan Diana, membenarkan ucapan Adit," sambung Papah dengan tatapan tajam mematikan. Membuat persendianku lemas seketika.Astaga, Diana. Apa yang sudah kamu bicarakan."Apa yang merasuki mu, Mahes? Kenapa bisa berbuat sebodoh itu," wajah Papah mengeras, lalu memijit pelipisnya dengan kencang.Aku menghela nafas, tubuh begitu lemas mendengar kenyataan Diana tidak memihak padaku.Mengapa dia begitu tega, hilangkah segala kebaikan yang selama ini aku lakukan dimatanya? Tidak bisakah Diana menutupi aibku sedikit saja. Kalau sudah begini, bagaimana aku dimata keluarganya. Mungkin saja mereka saat ini sudah mengecapku sebagai seorang penjahat.Argh!Pusing sekali rasanya, kepalaku terasa ingin meledak saking panasnya."Jika keluarga Diana ingin melaporkan masalah ini pada pihak yang berwenang, Papah tidak mau ikut campur. Selesaikan masalahmu sendiri, jangan libatkan Papah. Apalagi Mamahmu," tegas Papah sambil m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Bab 24 - Terusir

Mata membulat sempurna, saat melihat Mamah dan Papah berdiri diambang pintu dengan tatapan murka dan menakutkan. Hawa panas langsung menyerang tubuh, firasatku mengatakan saat ini sedang tidak baik-baik saja. "Ada apa, Mah? Datang kok marah-marah begitu?" Tanyaku berpura tenang, sambil bangkit dari kursi. Mamah mendengkus sinis, lalu berjalan mendekat. "Kemasi barang-barangmu. Hari ini juga jabatanmu Mamah cabut, Mamah ga mau melihat kamu ada diperusahaan ini," ucapnya dengan nafas memburu dan mata mendelik tajam. Alisku menaut kencang, lelucon macam apa lagi ini? "Mamah lupa? Aku pemilik perusahaan ini. Papah sendiri yang sudah menyerahkan semuanya padaku," balasku tak terima. Enak saja mau mencopot jabatanku, aku ini pemilik. Tidak bisa digantikan. "Sayangnya, saat itu Papah hanya berencana saja Mahes." Timpal Papah, membuat pandangan kini fokus melihatnya. "Mak-sud Papah?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Bab 25 - Anitta Merajuk.

"Mohon maaf, Pak. Kartu limit, tidak bisa digunakan?" Ucap Mbak kasir sambil menyodorkan kartu dihadapanku.Hah ... Limit, tidak bisa digunakan? mana mungkin?"Tidak mungkin? Saya belum melakukan transaksi apapun hari ini," sahutku sambil menerima kartu atm tersebut dan menimangnya.Apa yang salah?"Mohon maaf, Pak. Saya sudah mencoba sebanyak 2 kali. Tapi tetap hasilnya tidak bisa," balas Mbak kasir, masih dengan senyum ramahnya."Ada apa sih, Mas?" Anitta yang sedang berbincang dengan pegawai salon yang tadi menggodaku, jalan mendekat."Ini, kartu. Kok ga bisa dipakai, padahal uangnya masih banyak," jelasku. Kening Anitta bertautan. Dia melangkah mendekati kasir."Mesinnya tidak rusakkan?" Tanya Anitta."Mesin baik-baik saja, Mbak." Jawab kasir.Aku kembali merogoh dompet dan mengeluarkan kartu yang lain."Coba pakai ini," aku menyodorkan atm cadanganku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Bab 26 - Merayu Diana.

Tiba-tiba ucapan Papah terngiang dikepala, yang mengatakan perempuan penggoda seperti Anitta hanya mengincar hartaku saja. Jika Anitta tahu kebenaran tentang hidupku, apakah dia akan melepehku, seperti yang Papah katakan?Ahh ... kenapa kepalaku belakangan ini selalu berdenyut ngilu, rasanya sangat pening, benar-benar sakit dan mengganggu.Mata masih tertuju pada Anitta yang memasuki loby apartement, dia terlihat berhenti dan berbincang dengan laki-laki yang bekerja sebagai keamanan di apartementnya.Ada rasa tak nyaman saat melihat mereka begitu dekat, Anitta masih terus berbincang. Padahal sebelum dia turun dari mobil, dia mengeluh pusing kepala. Apakah saat ini, pusingnya sudah menghilang? Ada rasa kecewa yang terselip dihati ini melihat tingkah lakunya.Melajukan mobil dengan pelan, aku memutuskan untuk singgah kerumah orangtua Diana. Biar bagaimana pun masalah aku dan Ayahnya harus diselesaikan, aku tidak mau Ayah mertua benar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Bab 27 - Bertemu Fiona.

Kembali tendangan mengenai perutku, suara rintihan lolos begitu saja. Dengan pandangan yang semakin buram dan menghitam.***Ofd.Pov FionaSenyum tak henti menghiasi bibir ini, sesekali aku berteriak memanggil nama anak laki-laki kesayanganku. Papah dan anak itu bermain dengan riang, Fahri yang baru bisa berjalan kesana kemari menggerakkan kaki mungilnya berlari kesegala arah."Capek?" Aku terkekeh melihat Mas Yas, yang menggendong Fahri dengan nafas terengah-engah, berjalan menghampiriku."Huh ... larinya cepat banget. Semakin diteriaki dan dikejar, semakin kencang larinya," jawab Mas Yas, sambil mencium gemas pipi anaknya.Aku tersenyum hangat, meregangkan tangan mengambil alih Fahri dalam gendongan Mas Yas. Fahri tertawa riang, kedua tangannya mencondong kearahku."Sudah mau magrib, kita balik ke dealer ya." Ucap Mas Yas."Iya, Papah," sahutku sambil bergelayut manja dilengannya, lalu berjalan beriringan menuju mobil d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Bab 28- Rencana Diana.

"Jordy adalah pengawal Diana, kalau begitu tunggu sebentar. Saya akan berbicara dengan Diana," ucapnya lalu masuk kedalam ruangan.Aku menunggu dengan gelisah, semoga saja keputusanku ini memang tepat. Aku hanya ingin membantu, Nyonya Diana.Tak lama perempuan paruh baya itu keluar, dan mengizinkan masuk. Namun hanya aku yang boleh menemuinya, Mas Yas harus menunggu diluar ruangan."Selamat siang?" Ucapku setelah membuka pintu. Wanita dengan senyum hangat sudah menyambut kedatanganku."Siang, Nona." sahutnya dengan suara pelan."Nyonya, Diana?" Tanyaku. Bibir itu melengkung, seirama dengan anggukan kepalanya."Silahkan duduk," ucapnya sambil menunjuk kursi disamping bangkar."Trimakasih, sudah mau meluangkan waktu datang kesini. Senang bisa bertemu denganmu, Nona." ucapnya sambil tersenyum tipis. Keadaan Diana benar-benar memprihatinkan. Kening kepalanya terbelit perban, serta kaki kirinya tergantung dengan alat bantu rumah sakit.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Bab 29 - Marahnya Mamah.

Malam semakin larut, Anitta belum juga menunjukan batang hidungnya. Aku tak ingin menghubunginya, biarkan saja jika memang dia mengurungkan niat untuk menjengukku dirumah sakit.Ingin menghubungi Mamah, namun logika menolak keras. Mamah pasti bertanya penyebab aku berada disini. Dia pasti akan tertawa, jika mendengar Ayah Diana yang sudah membuatku babak belur seperti ini.Mamah memang Ratu kejam, dari dulu dia seperti itu. Jika aku mempunyai kesalahan, dia akan menghukumku dengan keji. Tak peduli, aku ini anak laki-laki satu-satunya.Ahh ... malangnya nasibmu, Mahesa. Semua masalah terjadi secara beruntun, waktu seolah menjebak dan mempermainkanku.Meraih remot televisi yang ada diatas nakas, mencoba memecah kesunyian didalam ruang yang sepi ini.Televisi menyala, aku menatap layar lebar itu dengan fikiran kosong.Diana ... Hanya dia yang ada didalam ingatanku saat ini. Aku memang bersalah, dan aku sudah mengakui semuanya.Aku ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status