All Chapters of Dikira Miskin Saat Pulang Kampung: Chapter 261 - Chapter 270

304 Chapters

Tuduhan Untuk Sea

 ***Lelaki dengan perawakan tinggi itu berjalan mendekati Anita. Dia bersimpuh di depan wanita yang baru sehari menjadi istrinya tapi teror bahkan sudah mulai bertebaran. Digenggamnya jemari Anita yang terasa begitu dingin. Perlahan-lahan Anita mengangkat kepala menatap kedua mata Bagas yang terlihat sayu. "Kamu tidak akan percaya pesan murahan itu kan, Mas?"Bagas mengulas senyum tipis sambil mengusap-usap punggung tangan Anita. Rasa percaya untuk istrinya memang terisi penuh, tapi tetap saja mendapat teror di hari pertama dia menjalani peran sebagai suami membuat otak Bagas sedikit tidak bisa menahan emosi. "Apa aku terlihat meragukan kamu, Sayang?"Anita bergeming sementara kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Bahkan jika pesan misterius itu benar sekalipun, bukankah itu hanyalah sebagian dari masa lalu kamu?"Luruh sudah air mata Anita di depan suami dan semua keluarganya. Entah mengapa, ucapan Bagas seolah memberikan rasa per
Read more

Siapa wanita itu ....

***Sea menggelengkan kepalanya samar mendengar tuduhan yang keluar dari mulut Bagas. Halimah gegas menarik lengan putranya dan ....Plak ....Satu tamparan mendarat sempurna hingga mencetak bekas kemerahan. Dada Bagas naik turun menahan emosi karena sikap Halimah yang terkesan tengah membela Sea saat ini. Sementara Anita menutup mulutnya menyembunyikan teriakan karena terkejut."Ibu tidak pernah mendidik kamu menjadi pria yang kurang ajar, Bagas!" Suara Halimah mendominasi di ruangan. Haryati dan Leha selaku wanita paling tua di rumah ini hanya bisa menatap nanar keributan yang terjadi. Fisik mereka yang ringkih membuat emosi mudah sekali terkuras. "Apa kamu punya bukti jika Sea adalah pelaku teror ini, hah?""Ibu membela dia?""Tidak ada yang Ibu bela disini!" sahut Halimah sedikit berteriak. "Kamu punya bukti jika Sea adalah pelakunya? Punya, Nak?"Bagas membuang muka. Mendapat teror yang tiba-tiba membuat pikirannya menjadi kacau. "Jika ingin menyerang seseorang, minimal cari bukt
Read more

Memulai Pergerakan

***"Kamu sudah bawa yang kuminta, Fred?"Fredi mengangguk ketika Bagas menanyakan sesuatu yang harus dia beli. "Ada di dalam mobil, Pak. Lebih baik kita bicarakan ini di dalam rumah. Pelaku teror bisa dari orang-orang terdekat sekalipun," kata Fredi sambil melirik keadaan sekitar rumah Bagas. Bagas mengangguk. Dia mempersilakan Fredi duduk di ruang tamu bergabung bersama dia dan Anita. "Teror seperti apa yang Bapak dapatkan?"Bagas menyerahkan kotak berisi lingerie berdarah ke hadapan Fredi. Lelaki itu membuka tutup kotak dan betapa terkejut melihat lendir berwarna merah yang mewarnai baju tipis ala pengantin baru itu."Apa maksutnya, Pak?"Bagas menggeleng bingung. "Entah. Yang jelas dalam kotak itu ada sepucuk surat yang mengatakan hal buruk tentang Anita."Fredi memungut selembar kertas yang Bagas maksut. Lagi-lagi lelaki yang sudah menjadi orang kepercayaan Bagas itu membelalak. "Bu Anita punya mantan?""Ya. Jauh sebelum berhubungan dengan Mas Bagas, Fred," aku Anita. "Tapi dia
Read more

Meminta Restu

***"Menginap saja di sini, Se. Lagipula Tirta belum ada tanda-tanda akan pulang."Sea nampak berpikir hingga kemudian dia bersuara. "Lain kali saja, Ma. Tadi belum sempat pamit Ibu kalau mau kesini. Ya?"Astri mengangguk kalah. Dia tidak punya hak penuh untuk menahan Sea tinggal bersamanya barang sehari. Tentu saja Gina dan Tomi tidak mengijinkan mengingat Sea adalah putri satu-satunya yang begitu dilindungi."Minimal temani Mama sampai nanti malam, Mama bosan sendirian di rumah.""Baiklah," sahut Sea tidak masalah. Toh di rumah pun dia tidak ada kesibukan lain, yang ada justru bayangan wajah Tirta berkelebatan di matanya. "Sebelum jam 20.00 malam aku harus pulang. Mama tidak masalah?""Tentu, Nak. Nanti Mama antar, tidak boleh menolak!"Sea terkekeh. Dia terpaksa mengangguk untuk yang kesekian kalinya terhadap paksaan Astri. Keduanya terlihat seperti Ibu dan anak kandung, padahal tidak ada hubungan darah sedikitpun diantara mereka.Menjelang sore hari, Sea membersihkan diri setelah
Read more

Satu pelaku

***|Pengendara berhenti tepat di depan rumah Bu Diah. Sikapnya mencurigakan, tapi belum ada tanda-tanda ....|Ucapan Fredi terhenti saat kedua matanya menatap sesosok pria dengan jaket dan helm hitam melekat di tubuhnya itu mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. |Fokus kalian semua!| ucap Bagas menegang. Vano tiba-tiba ikut duduk di sebelah putranya seraya menatap layar laptop yang sejak tadi terlihat memantau pergerakan orang di luar sana.|Target semakin mendekat. Ada kotak berwarna hitam di tangannya, Pak. Apa kita keluar sekarang?||Lakukan sesuai rencana, Fred. Aku mau kalian menangkap dia hidup-hidup agar kita tau siapa dalang di balik ini semua|Percakapan mereka terhenti. Lelaki berperawakan tinggi dengan otot kekar yang disembunyikan di balik jaketnya terlihat celingukan memantau keadaan sekitar. Ada beberapa pengendara yang lain namun tidak mencurigakan bagi mereka. Kini fokus anak buah Bagas hanyalah pada sosok yang ternyata ....|Brengsek! Dia ke rumah Bu Diah. Bukan
Read more

Siapa Seila?

***"Bawa kotak yang sempat dilemparkan ke depan rumah. Bawa kesini secepatnya," pinta Vano pada salah satu anak buah sewaannya."Baik, Pak!" Lelaki bernama Riki itu berlari menuju rumah Vano, tepat di halaman rumah teronggok sebuah kotak dengan ukuran yang lumayan besar. Melihat ada orang lain yang menginjakkan kaki di depan rumah, Anita sontak keluar dan bertanya. "Apa itu juga salah satu bentuk teror mereka?"Riki mengangguk. "Sepertinya begitu, Bu. Saya diperintahkan Pak Vano untuk membawa kotak ini kesana." Dia menunjuk rumah Diah, dimana di sana sedang berdiri beberapa lelaki dan juga Bu Diah yang terlihat gemetaran takut. Saat Anita hendak melangkah keluar, Halimah mencekal pergelangan tangan menantunya dan menggeleng samar. Menurut, Anita berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah. Jika Halimah melarang, maka tentu wanita paruh baya itu memiliki alasan yang kuat."Ibu tidak ingin tau siapa yang sudah memberikan teror kepada kami?"Halimah duduk di sebelah Haryati sementara Leh
Read more

Sea diculik?

***"Ma, kayanya aku butuh waktu. Bagaimana kalau Ayah dan Ibu tidak setuju ....""Buang pikiran buruk kamu, Se," tegur Tirta sinis. "Aku tau aku bukan laki-laki baik, tapi demi kamu aku akan berusaha menjadi lelaki yang bertanggung jawab, aku pastikan Ayah pasti setuju.""Tapi ...."Astri menggenggam jemari Sea dengan erat. Ketiganya kini tengah menyusuri jalanan menggunakan mobil Tirta menuju rumah Sea. Jantung wanita cantik itu berdegup semakin kencang, tangannya mendadak berkeringat dingin kala membayangkan lelaki yang dia cintai meminta restu untuk meminangnya. Berkali-kali Sea terlihat menarik napas panjang. Berulang kali pula wanita itu mengembuskannya perlahan berharap ketakutan di dalam dada berangsur lebur seiring dengan bergantinya udara di dalam rongga."Gugup?" tanya Astri gemas. "Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi pada semua wanita, Se. Tenanglah, Mama percaya kalau Tirta pasti memperjuangkanmu."Sea mengangguk setuju. Tirta pasti memperjuangkan dirinya bagaiman
Read more

Dinodai di depan Kekasih

***Tubuh Tirta tergeletak dengan luka lebam di sekujur tubuh dan wajahnya, sementara Astri pingsan di kursi belakang karena belum juga sempat dia keluar untuk mengikuti langkah Sea yang terseok-seok, salah seorang preman sudah lebih dulu membekuknya hingga tidak sadarkan diri. Hampir dua menit lamanya keduanya terjebak dalam ketidaksadaran. Tirta menggeliat, tubuhnya terasa remuk redam akibat pukulan demi pukulan dia terima. Belum lagi bibirnya yang pecah, pelipisnya yang berdarah juga kepalanya yang terasa nyut-nyutan ketika kedua mata dipaksa untuk terbuka."Mama ...."Tirta menoleh ke kanan dan kiri. Kesadarannya pulih seketika saat dia menatap jalanan sekitar yang masih juga sepi tanpa pengendara satupun yang lewat.Aneh, batin Tirta. "Ma ...." Tirta meringis saat berusaha berdiri. Matanya membelalak ketika menangkap sosok wanita paruh baya tergeletak di dalam mobil dengan posisi pintu yang terbuka."Ck! Brengsek kamu, Nay!" umpatnya lirih. Kedua matanya memanas saat dirinya ti
Read more

Nayna yang Gila

***"Sebenarnya ini bukan jam kerja kita, Gas. Hanya saja karena Vano adalah teman baik kami, mau tidak mau kami datang untuk mengurus cecunguk ini," celetuk Nando sarkas. "Kita bisa langsung jebloskan dia ke penjara karena ada banyak bukti dan saksi."Lelaki yang terduduk lemah itu menggeleng samar. "Tolong ... anak dan istri saya hanya berdua di rumah. Tolong lepaskan saya, Mas Bagas ... saya ... saya hanya menjalankan misi karena tergiur dengan bayaran tinggi."Rahang Bagas mengeras. Jika pelaku begitu khawatir dengan keluarganya lalu bagaimana bisa dia mempunya pikiran untuk menghancurkan keluarga orang lain?"Ck, pengecut! Pria macam apa yang memberi makan anak dan istri dengan uang haram?" sindir Bagas. "Jangan memelas, kami bukan kalangan orang-orang yang mudah terpedaya. Penjarakan saja, Bang. Setelah dia, aku pastikan otak dari teror ini akan tertangkap!""Oke," sahut Nando tanpa basa-basi. Dia membawa orang suruhan Seila ke dalam mobil polisi. Pria itu meraung-raung meminta
Read more

Sea celaka?

***"Berani menyentuh Sea, kupastikan kalian semua berakhir menderita!" Suara Tirta melengking di ruangan. Suasana malam yang hening dan mencekam membuat tawa para anak buah Nayna menggema mengerikan."Ha ... ha ..., lihat dia, Bos. Berani sekali mengancam kami. Kamu tau siapa kami, hah?""Aku tidak peduli siapa kalian dan di bawah perintah siapa kalian bertindak. Berani menyakiti calon istriku maka aku berjanji kalian semua tidak akan aku lepaskan!"Nayna menoleh dengan perasaan yang hancur. Tirta secara terang-terangan mengatakan jika Sea adalah calon istrinya di depan semua orang termasuk dirinya."Calon istri?" Nayna tersenyum sinis. "Bersiap-siaplah melihat calon istrimu dinodai di depan matamu sendiri, Tirta!"***"Bagas!" Suara Tomi memecah keheningan di dalam rumah Halimah. "Bagaimana keadaan Sea? Bodoh ... aku bodoh sekali karena terlalu lama tidak memperhatikan ponsel," gerutu Tomi menyesal. Dia datang bersama Gina, dan beberapa saat sebelum datang ke rumah Bagas, pria paruh
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
31
DMCA.com Protection Status