Pagi terasa mencekam bagi Arfan. Dia tidak bisa tidur semalaman hanya karena memikirkan tingkah bodohnya. Jika bisa memutar waktu, Arfan tidak akan menunggu Kia malam itu dan memilih untuk tidur terlebih dahulu. Karena kebodohannya sendiri, Arfan merasakan resah yang luar biasa di hatinya. Pukul enam pagi, Arfan keluar dari kamar untuk bekerja. Dia menatap pintu kamar Kia yang tertutup rapat. Sepertinya gadis itu belum bangun atau yang lebih parahnya adalah menghindarinya."Fan, semalem kamu nggak jadi nunggu Kia?" tanya Ibu Arfan saat melihat anaknya turun."Jadi.""Kok makanannya masih utuh? Kalian nggak makan?"Arfan terdiam mendengar itu. Seketika dia kembali teringat dengan kejadian semalam. Dia seperti bocah yang ketahuan mencuri. Dadanya mulai berdetak dengan kencang."Kia pulang malem jadi nggak sempet makan, dia langsung tidur.""Lagi banyak tugas ya? Kasihan, tadi ibuk juga bawain Kia bekal.""Tadi?" Arfan berta
Last Updated : 2022-03-29 Read more