Home / Romansa / Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh: Chapter 91 - Chapter 100

105 Chapters

91. Pelajaran Untuk Chelsie

"Hahaha ... Kerja bagus Cakra! Kira-kira Inara sedang apa sekarang? Apa sudah sekarat? Terjatuh di dapurnya sendiri lalu dipatuk ular ..." Tawa Chelsie makin membahana di dalam mobil yang dinaikinya.Cakra tersenyum menyeringai. "Sayang sekali dia sangat sulit didekati, sok jual mahal. Kalau dia mau denganku pasti aku tak sudi melakukan kerja sama denganmu.""Hei kamu sudah ditolak berkali-kali, masih saja mengharapkannya, payah!!""Aku hanya penasaran saja, dia terlihat sangat manis!""Bodoh! Diandramu mau dikemanakan!" sahut Chelsie cekikikan."Hahaha ... Ya biar saja, toh dia tidak tahu. Lelaki kan boleh memiliki lebih dari satu wanita!""Jangan mimpi! Dan lagi sekarang kita tinggal tunggu kabar buruk Inara. Terus aku akan menghibur Harshil agar dia simpatik padaku.""Jangan lupakan janjimu, Chelsie!""Separuh dari hartamu jadi milikku! Aku tak sabar untuk bersenang-senang.""Cih! Cowok matre! Tunggu sampai Harshil jatuh ke pelukanku." "Iya-iya!""Hei Cakra, bagaimana kalau nanti
Read more

92. Stress

"Tidaaaakkk ... Aku tidak mau!!" teriak Chelsie. "Tolong ampuni aku, Tuan. Ampuuunnn ...!""Hahaha ... Ayo ikut akuuuuuu ...!" Suara lelaki itu terus menggema di seluruh ruangan kamar. Chelsie benar-benar ketakutan, akhirnya dia lari, tapi sayang ia justru membentur pintu dan akhirnya pingsan.Di luar halaman, sudah tak terdengar suara teriakan wanita itu. Alex menyelinap masuk ke dalam memeriksa keadaan Chelsie yang menyedihkan, pingsan di dekat pintu. Dia menyeringai, lalu kembali mengambil ular-ular mainan di rumah itu."Ayo, pulang!" ajak Alex pada Leo yang tengah membereskan perlengkapannya. Mereka saling memberikan jempol sambil tersenyum geli. "Besok seperti ini lagi?""Ya, kalau bisa sampai bikin dia gila.""Hahaha ..."Keduanya berlalu meninggalkan rumah yang tampak sepi.***Keesokan paginya, terjadi perdebatan yang sangat alot di kediaman Danendra. Diandra masih berkacak pinggang di hadapan sang suami."Kamu suami gak tau diuntung! Hidup enak gak perlu mikir apa-apa, ca
Read more

93. Vonis Hukuman

"Tuan, hari ini jadwal sidang perkara Tuan Pram," ujar Vano."Jam berapa?" Harshil balik bertanya."Jam sepuluh pagi, Tuan."Harshil melihat arloji di tangannya, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi."Baik, kosongkan jadwal hari ini.""Tapi ada meeting dengan klien.""Batalkan saja, atur lain waktu," sahutnya."Baik, Tuan.""Nanti kau antar aku ke pengadilan ya. Kamu masih menyimpan copy-an bukti-bukti dari Andre kan?""Iya, Tuan."Harshil mengangguk. Masih ada waktu sebentar lagi untuk pergi ke pengadilan. Harshil beranjak dari duduknya lalu menatap ke luar jendela kaca. Terlihat jelas pemandangan dari atas sana. Sesekali menghela nafas dalam-dalam. Tetiba ponselnya berdering. Sebuah panggilan video dari istrinya. Senyuman mengembang di wajahnya. Sedetik kemudian, ia menjawab panggilan video itu. Terlihat wanita berjilbab warna navy itu tersenyum di layar ponselnya."Assalamualaikum Mas.""Waalaikum salam, sayang.""Mas lagi sibuk?" tanyanya."Ya sedikit. Ada apa?""Emmmh ... Gak
Read more

94. Hadiah Istimewa

"Selamat bertambah umur, Mas. Doa yang terbaik kupersembahkan untukmu. I love you, Mas."Harshil langsung memeluk istrinya dengan erat. Menciumi puncak kepalanya berulang kali."Aku bahkan lupa kalau hari ini hari lahirku. Terima kasih, Sayang ..."Inara mengangguk sambil tersenyum manis. Tak ada acara tiup lilin ataupun yang lainnya, ia pikir suaminya bukan anak kecil lagi. Inara langsung memotongkan kue itu lalu menyuapi suaminya."Gimana, enak?" tanya Inara."Hmmm, ini enak. Rasanya pas, gak terlalu manis. Sesuai seleraku."Inara tersenyum lagi."Kamu beli dimana, Sayang?""Aku gak beli, Mas. Tapi spesial aku bikin sendiri dengan tanganku.""Oh ya?"Inara mengangguk antusias. "Kamu suka?""Heem suka banget.""Maaf ya Mas, aku hanya bisa membuat kejutan kue ulang tahun ini saja. Aku gak punya kado istimewa untukmu. Kupikir kamu sudah punya segalanya, jadi--"Harshil langsung mengecup bibirnya dengan lembut, membuat netra Inara terbelalak kaget. Lelaki itu tahu kegelisahan istrinya.
Read more

95. Kecelakaan

"Aku harus pulang kemana nih? Duit tabungan sudah menipis, pulang ke rumah takut ada teror siluman ular itu lagi. Kenapa hidupku jadi tak tenang begini! Aaarrrggh ...!" teriak Chelsie frustasi.Ia berjalan gontai, masuk ke mobilnya sendiri. Mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Kondisi pikiran dan fokus matanya di jalanan sedang tidak sinkron. Semua berkecamuk dan menari-nari di pikirannya. Tentang Harshil yang menolaknya mentah-mentah, lalu bayangan Harshil dan istrinya bermesraan membuat hatinya makin koyak. Bukan hanya itu, kenangan manis dengannya dulu, kembali muncul silih berganti, belum lagi hubungannya dengan Erick yang menjadikan hidupnya kacau balau, menjadikan bayangan seperti di film.Malam itu, mendung menggelayut di angkasa, Chelsie terus melajukan roda empatnya dengan kecepatan penuh. Ia ingin menenangkan diri di club malam tempat biasa nongkrong, minum wine hingga mabuk, itu akan sedikit menenangkan hatinya. Benar saja, tak lama hujan turun dengan deras, membuat jarak
Read more

96. Penyesalan

"Tapi saya harus meluruskan sesuatu. Dan anda harus mendengarnya, Pak Hirawan. Anda terlalu sibuk di luar negeri jadi tak tahu apa yang dilakukan putri anda di sini. Putri anda bahkan merencanakan sesuatu hal yang membahayakan nyawa orang lain!"Hirawan memandang Diandra, tatapannya tampak meragu."Saat Harshil kecelakaan dan lumpuh, semua orang menjauhinya, teman-temannya, bahkan saudaranya sendiri termasuk aku. Begitu pula dengan Chelsie, putri anda meninggalkan Harshil padahal saat itu mereka sudah bertunangan dan hampir menikah. Ya, satu tahun Harshil hidup di atas kursi roda dan tak ada yang memberinya semangat untuk menjalani hidup. Hingga kakek memberi kesempatan untuknya mencari istri. Dia Inara, entah seperti apa pertemuannya dengan Harshil, tapi gadis polos itu bersedia menikah dengan pria lumpuh. Justru karena Inara lah semangat Harshil tumbuh dan dia jadi bisa berjalan lagi. Tapi tiba-tiba Chelsie datang di tengah-tengah hubungan mereka. Chelsie berusaha dan terus ingin ke
Read more

97. Berbagi Rasa

"Mas, hari ini enam bulan pernikahan kita," ujar Inara ragu-ragu."Hmmm, terus?" Harshil masih menatap layar laptop di hadapannya."Kok terus sih? Mas gak mau ucapin apapun padaku?" tanya Inara, bibirnya cemberut.Harshil menoleh, menatap Inara yang tengah kesal memandangnya. Pandangan Harshil bertanya-tanya. Ia pun bangkit, lalu menghampiri sang istri. "Kamu butuh apa, Sayang?"Inara menggeleng pelan, membuat Harshil makin tak mengerti. "Ayo coba katakan padaku, apa yang kamu inginkan? Kalau kamu gak ngomong, aku gak bakalan tau."Inara menghela nafas dalam-dalam. "Mas, apa kamu gak mau memastikan pernikahan kita?""Apanya yang perlu dipastikan? Kan semuanya sudah pasti, kau milikku dan aku milikmu. Oh, kamu masih ragu tentang perjanjian itu?"Inara mengangguk lemah. Harshil justru tersenyum seraya membuang nafas panjangnya. Dituntunnya sang istri untuk duduk di tepi ranjang. Lelaki itu membenarkan rambut Inara ke belakang telinga. "Kenapa kamu masih takut dengan hal itu? Aku kan
Read more

98. Permintaan Tengah Malam

Menginjak usia kandungan yang ke tujuh bulan. "Mas, hari ini antar aku check-up ke dokter lagi ya.""Iya, tentu saja, Sayang. Bulan ini bisa tahu ya jenis kelaminnya apa?""Semoga bisa ya, Mas.""Aku sudah tidak sabar lagi menunggu hari kelahirannya."Inara tersenyum manis. "Kau benar, Mas. Aku juga sudah tidak sabar lagi. Rasanya pasti menyenangkan akan menjadi orang tua.""Apa ada yang kamu keluhkan?" tanya Harshil. Ia ingin memastikan kondisi istrinya baik-baik saja."Hanya satu yang jadi keluhanku saat ini, Mas.""Apa?" "Gak bisa tengkurap, Mas.""Hahahaha ..." Harshil justru tertawa mendengar jawaban konyol Inara. Ia tak menyangka sang istri yang lugu dan polos bisa bercanda juga."Kok ketawa, Mas? Aku kan ngomong bener. Cuma bisa miring kanan, capek miring kiri. Pinggangku juga makin pegel, Mas, gampang capek. Sesekali aku pengen tengkurep, tapi gak bisa."Harshil mengacak rambut Inara yang masih tergerai panjang. "Kamu ini ada-ada saja. Namanya juga lagi hamil, pasti rasanya
Read more

99. Permintaan Aneh Inara

"Inara, hari ini kita jalan-jalan yuk! Biar aku sendiri yang nyetir. Spesial hari ini khusus untuk kita berdua," ajak Harshil. Hari ini dia ada sedikit waktu. Rasanya ingin bersenang-senang bersama sang istri. Kaos warna marun dan celana jeans membalut tubuhnya yang atletis."Kemana?""Kamu maunya kemana?""Makan.""Makan lagi?" Kening Harshil mengernyit. Pasalnya mereka baru saja makan siang bersama keluarga, kurang lebih satu jam yang lalu.Inara mengangguk cepat. Semenjak kehamilannya menginjak ke trimester ketiga, entah kenapa nafsu makannya bertambah berlipat-lipat. Jadi doyan makan dan pengen makan lagi. Harshil menatap istrinya dengan pandangan takjub. Merasa heran dengan perubahan sang istri."Badan kecil begini tapi kok doyan makan ya!" celetuk Harshil."Kan permintaan dedek bayi.""Jadi dedek bayi lagi yang minta?""Heem.""Terus mau makan apa?""Emmmh bentar-bentar, aku komunikasi sama dedek bayi dulu."Harshil mengulum senyum melihat tingkah Inara yang menurutnya lucu dan
Read more

100. Jatuh

"Mas, mau pilih yang mana? Kiri apa kanan?" Inara memberikan pilihan seraya menyodorkan kedua tangannya yang mengepal."Wah, kejutan apa lagi nih?" tanya Harshil. Dia beranjak duduk dengan pandangan yang antusias."Ayo mau pilih yang mana?" tanya Inara lagi."Yang kanan apa, Sayang?" Inara membuka kepalan tangannya. "Yeay makan jagung bakar," jawabnya seraya memperlihatkan sebuah tulisan di tangannya."Kalau yang kiri?" tanya Harshil. Inara membuka kepalan tangannya yang sebelah kiri. "Jalan-jalan ke pantai.""Ya udah aku pilih yang kanan dan kiri juga. Ayo kita jalan-jalan ke pantai sambil makan jagung bakar!""Hah? Beneran?""Iya, kalau bisa dua-duanya kenapa tidak?" Harshil menaik-turunkan alisnya menggoda."Beneran, Mas?" Inara kembali bertanya seolah masih tak percaya."Iya. Anniversary kita yang ke berapa tadi?""Sepuluh bulan!"Harshil mengulum senyum. "Oh iya, ayo. Siap-siap! Mandi dulu gih!""Eeh kan aku udah mandi dari sebelum subuh! Mas sih, habis subuhan malah tidur lagi
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status