Home / Romansa / Aku Bukan Pelakor / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aku Bukan Pelakor: Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

Penyelidikan

"Jangan memikirkan sesuatu hal yang aneh Gris". "Aku tidak ingin mempunyai musuh" ucap Bella. Dia sangat yakin, jika seandainya wanita itu tau tentang siapa Bella sebenarnya. Mungkin Bella akan selalu diteror olehnya. "Gimana ya rasanya, jika anak pelakor yang dapat karma dari perbuatan orang tuanya. Sepertinya seru juga ya" pikir Bella sambil mengembangkan senyum. "Suami anak pelakor dipelakorin sama anak yang diambil oleh pelakor" mungkin judul itu sangat pas buat ceritanya jika dijadikan film dalam stasiun televisi ikan terbang. "Kenapa kamu senyum-senyum begitu? Jangan bilang kamu ngarep juga kan buat jadi istrinya pak Andi". "Tenang saja, aku pasti bakalan bantuin kamu buat dapetin pak Andi" Gris mengedipkan sebelah matanya seolah dia memiliki rencana untuk menjadikan Bella pengganti Tamara. "Apaan sih" wajah Bella langsung bersemu merah. Jujur saja di dalam hatinya kini ada keinginan untuk balas dendam. Setelah dia tahu kalau ibunya Tamara wanita yang telah merusak rumah ta
Read more

Tolong Rahasiakan

"Ma, jadikan ikut ke rumah Bella hari ini?" Gris mengoles selai strawberry kesukaannya pada roti tawar yang tengah dipegangnya. Dia duduk dimeja makan sambil memperhatikan mamanya tengah memasak. "Iya dong sayang. Ini mama lagi bikinin masakan kesukaan Nilam. Dulu ketika berkunjung ke gubuk orang tua mama, Nilam selalu request makanan ini" Veronika mengingat sahabatnya itu selalu membujuk mamanya Veronika untuk dimasakan rendang jengkol. Mamanya memasak rendang jengkol dengan tambahan bumbu rahasia yang membuat rasa jengkol olahan mamanya terasa spesial. "Kuy lah. Pasti mamanya Bella bakalan senang bertemu kembali dengan mama" Gris tampak begitu senang akan bertandang ke rumah Bella. Sejak Gris tahu tentang kehidupan orang tua Bella dulu. Ada rasa kasihan dan sayang kepada Bella mengisi hati Gris. Sebab, dia yakin jika Bella mengalami masa-masa yang sulit setelah perpisahan orang tuanya dulu. Dada Gris begitu bergemuruh ketika mamanya menceritakan bagaimana mamanya Bella dan Bella w
Read more

Rencana Andi

"Halo ma". "Halo sayang". "Andi, mama mau bicara dengan kamu. Bisa kamu nanti mampir ke rumah" Listy meminta anaknya tersebut untuk menemui dia di rumahnya. "Bisa ma, lagipula ada yang ingin Andi bicarakan juga dengan mama" jawab Andi ketika sang mama menelponnya. "Benarkah? Sepertinya ada hal yang penting. Jika kamu sudah bicara seperti itu" Listy mengukir sebuah senyuman pada bibir mungilnya. Sambil memainkan sendok pada piring saladnya. "Mama nanti juga akan tahu setelah Andi ceritakan" Andi berbicara dengan nada yang memancarkan hatinya tengah senang dan bahagia. "Tentu saja, tapi mama begitu sangat penasaran. May i guess?". "Apa Tamara hamil?" tanya Listy penuh harap. Meski dia tidak terlalu menyukai Tamara. Tapi sebagai seorang ibu dia sangat menginginkan anaknya memberikan kabar gembira. Yakni, kabar dirinya akan menjadi seorang nenek. "Huh". "Sepertinya itu tidak akan pernah mungkin ma" ucap Andi sedikit bernada frustasi. Listy merasakan ada beban yang terpendam dalam
Read more

Pergi Ke Bali

"Pagi Bella" sapa Andi ketika dia akan memasuki ruang kerjanya. "Pagi pak" balas Bella sambil membungkukkan badannya. "Bisa kamu masuk ke ruangan saya? Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu" ucap Andi menyiratkan sebuah perintah. "Baik pak". "Setelah saya selesai mempersiapkan berkas yang harus bapak tanda tangani nanti. Jadi biar sekalian saja pak saya masuknya" jawab Bella. Andi pun mengangguk setuju. "Baiklah" Andi pun berlalu pergi masuk ke dalam ruangannya dan mulai disibukkan dengan kegiatan kantornya. Setelah tiga puluh menit, pintu ruangan milik Andi diketuk. "Tok… Tok… Tok". "Masuk" ucap Andi. Nampak wajah Bella yang membuka gagang pintu. Ditangan sebelahnya dia merangkul beberapa map. Mungkin itu adalah berkas yang harus Andi tanda tangani seperti ucapannya tadi. Andi menampilkan senyuman manisnya saat melihat wajah Bella yang terlihat cantik menawan. Pesona Bella sungguh membuat Andi seperti dimabuk asmara. Hatinya selalu berbunga-bunga jika menatap iris milik B
Read more

Koper

"Hush, diam". "Jangan teriak begitu, bikin malu saja". "Nanti yang lain bisa marah kalau tau kita diajak pergi ke Bali" ucapan Bella membuat Gris paham akan situasinya saat ini. "Ok, aku paham". "Memangnya cuma kita bertiga ya yang pergi?" tanya Gris mulai berpikir sesuatu. "Nanti kamu bilangin ke Agus. Kalau dia nanti juga ikutan ke Bali". "Kata pak Andi, dia bakalan lama perginya ke Bali. Jadi kita bertiga disuruh ikutan". "Kamu tau sendirikan kalau minggu depan itu bakalan ada acara pembukaan resort baru perusahaan. Nah, selama di Bali kita bakalan stay disana". "Pak Andi kan juga mau meresmikan hotel barunya disana" Bella mengunyah makanannya. "Wah, gila banget. Ini benar-benar keberuntungan yang tidak pernah aku mimpikan selama ini". "Bisa menikmati resort secara free. Uhhh.... Lucky... Lucky... Lucky" Gris menarikan kedua tangannya didepan wajahnya. Dengan membentukan jarinya berbentuk V. Bella hanya terkekeh melihat kelakuan Gris. "Apa kamu tidak mencurigai sesuatu da
Read more

Fakta

"Selamat ya pak Andi untuk kesuksesan yang pak Andi raih saat ini" ucap selamat dari salah satu koleganya. "Istri pak Andi cantik sekali, sangat cocok dengan pak Andi yang tampan" pujinya kembali. Namun Andi sedikit kaget dia mengatakan istrinya cantik, padahal tidak ada Tamara sama sekali disini. "Maksud pak Deni apa ya?" tanya Andi untuk memastikan perkataan koleganya tersebut. "Bukankah wanita cantik berhijab disebelah pak Andi ini istrinya pak Andi ya?" pak Deni menjelaskan. Sesuai dengan dugaan Andi sebelumnya. Jika istri yang di maksud pak Deni adalah Bella sang sekretaris. Seandainya bisa, ingin sekali dia menjadikan Bella istrinya. Selain cantik wajahnya, attitude nya pun luar biasa. Sangat jauh berbeda dengan Tamara. Meski dia juga cantik dan tentunya lebih seksi, tapi Andi tak ada sedikitpun rasa tertarik kepadanya. Padahal dia sudah berusaha untuk mencintainya. Tapi getaran itu tidak pernah muncul apalagi ada rasa suka. Berbeda saat bertemu dengan Bella. Ketika pertama k
Read more

Salah Sangka

Andi mengajak Bella ke suatu tempat dengan pemandangan pantai yang sangat begitu indah. Hati Bella merasa sedikit gugup dikarenakan kini dia tengah berduaan dengan seorang pria. Kalau laki-laki single sih tidak terlalu jadi masalah bagi Bella. Tapi Andi adalah laki-laki beristri. Hal itu membuat Bella sedikit merasa agak risih. Sebab, dia tidak ingin ada terjadi fitnah diantara mereka berdua. "Kamu tau Bel, tempat ini adalah tempat yang tidak mungkin akan pernah saya lupakan". "Berasal dari kejadian ditempat inilah, saya harus menikahi Tamara" cerita Andi perihal tempat yang tengah mereka kunjungi. "Kejadian naas telah terjadi disini, bagi saya kejadian itu membuat kesialan dalam hidup saya selama ini" Bella merasa sedikit tersentuh mendengar cerita Andi. Ada perasaan sedih dibalik ungkapan hati Andi saat ini. Bella pun tanpa sadar memikirkan sesuatu hal yang buruk tentang Andi saat ini. Ada rasa simpati dan juga prasangka buruk terhadap Andi. Dari cerita Andi sebelumnya, karena te
Read more

Sebuah Fakta

"Ayo pak, kita makan di restoran disana dulu" ajak Bella. "Sudah saya bilang jangan panggil saya bapak" Andi menekukkan wajahnya tanda tidak terima dengan ucapan Bella tadi. "Baiklah, akan saya usahakan. Soalnya masih canggung pak". "Eh, Andi" mendengar Bella menyebut namanya tanpa embel-embel pak lagi membuat Andi tersenyum. "Nah, gitu dong. Jadi saya tidak berasa terlalu tua". "Kalau kamu mau bisa panggil saya dengan sebutan mas Andi" perkataan Andi sontak membuat wajah Bella merona merah karena tersipu malu. "Saya rasa kurang pantas saja kalau saya manggil dengan sebutan mas Andi. Takutnya akan terjadi kesalah pahaman" Bella mencoba untuk membentengi jarak antara mereka berdua. Dia tidak ingin nanti terhanyut dengan kata-kata manis Andi. Dia takut akan sakitnya patah hati. Mendapatkan sebuah kekecewaan dari orang yang dicintai nantinya. Seperti halnya yang telah dialami oleh mamanya. Pengalaman hidup mamanya lah yang membuatnya sedikit merasa trauma untuk menjalin hubungan. O
Read more

Nyonya CEO

"Bella... " sapa seseorang. Mendengar ada yang memanggil namanya, Bella pun langsung menoleh. Suara tersebut terdengar begitu familiar di telinga Bella. Ketika dia melihat sosok yang memanggil namanya tadi, Bella langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia seperti terkejut melihat orang tersebut. "Andin" teriak Bella dan langsung menghambur memeluknya. "Ya ampun, kamu sekarang tambah keren dan tambah cantik saja" puji Bella kepada sosok wanita yang kini berdiri di hadapannya. "Kamu juga sekarang lebih cantik" balasnya lagi memuji Bella. "Kamu terlihat sangat begitu anggun dengan balutan hijab dikepalamu ini" kata Andin sambil membelai hijab Bella. "Kamu juga sekarang jauh lebih feminim dan menawan. Sekarang sudah tidak ada lagi Andin si cewek tomboy yang brutal" kekeh Bella. Hingga keduanya pun tertawa bersama. Semua karyawan yang ada direstoran tersebut memandangi mereka berdua. "Aish. Ada nyonya CEO rupanya". "Ciye.... Yang sudah jadi istri seorang CEO lupa sama kaw
Read more

Melamarmu

"Maksud pak Andi apa ya?" untuk pertama kalinya Bella menampilkan wajah marahnya kepada Andi. Bella merasa jika Andi kini tengah mempermainkannya dengan mengakui jika dia adalah pria yang dia tolong tiga tahun yang lalu. "Kan sudah saya bilang jangan panggil saya pak kalau tidak sedang waktu bekerja" Andi masih tetap bersikap ramah dan tersenyum manis kepada Bella. Andin yang melihat senyuman manis Andi langsung meleleh, dia seakan merasa jika Andi bersikap begitu sangat manis kepada sahabatnya Bella. "Saya tidak peduli dengan hal itu, yang ingin saya tanyakan. Kenapa bapak berbicara seperti tadi? Malah mengaku jika bapak adalah pria yang saya tolong dulu". "Jangan-jangan bapak nguping pembicaraan kami ya". "Saya tidak menyangka jika bapak sepicik itu orangnya. Jangan mentang-mentang bapak itu suka sama saya jadi bapak menghalalkan segala cara untuk memiliki saya" ucap Bella dengan nada marah. Tapi Bella berbicara penuh percaya diri jika Andi sengaja mengatakan hal itu demi memenuh
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status