Beranda / Urban / Lelaki yang Terbuang / Bab 431 - Bab 440

Semua Bab Lelaki yang Terbuang: Bab 431 - Bab 440

448 Bab

Bab 431

"Katakan! Di mana Anda menyembunyikan David?""Hah!" Claretta mendongak kaget.Gallen menyeringai sinis. "Berhenti berpura-pura, Nyonya Claretta! David dinyatakan bebas bersyarat setelah kunjungan Anda. Bukankah itu aneh jika Anda tidak mengetahui keberadaannya?""Hah! D–dia bebas?" Sekali lagi Claretta menunjukkan roman terkejut di sela rasa gugup yang menyelimuti hatinya.Mata Gallen menyipit disertai kening yang mengerut. Claretta tampak bersungguh-sungguh. Apa dia sangat pandai bersandiwara?"Anda benar-benar berbakat untuk menjadi aktris papan atas, Nyonya!""T–Tuan Muda, a–aku sungguh tidak mengetahuinya. Aku hanya kebetulan singgah menyapa. Itu pun tak lebih dari lima menit."Akhirnya Claretta mengakui fakta tentang dirinya yang membesuk David, tapi itu sungguh sebuah kunjungan yang tak disengaja."Lima menit sudah cukup untuk sekadar memberitahu David bahwa ia akan bebas!""Tidak, Tuan. Bukan itu tujuanku ke penjara. Aku ...."Claretta membuang pandang ke lantai. Jemari tangan
Baca selengkapnya

Bab 432

Claretta membelalak melihat kemunculan putrinya sambil membanting pintu."Miranda!""Katakan itu tidak benar, Mommy! Aku anak daddy! Bukan anak penjahat itu!"Miranda mengguncang Claretta. Claretta hanya bisa menangis. Miranda melorot ke lantai.Plok! Plok! Plok!Gallen bertepuk tangan. "Ibu dan anak benar-benar bintang hebat! Layak melenggang di karpet merah dan mendapat penghargaan sebagai aktris terbaik."Claretta mengeritkan gigi. Sindiran Gallen sungguh menyayat hati sekaligus membuat darahnya mendidih.Ia mengentak, masuk ke kamar. Tidak lama kemudian ia keluar dengan menenteng amplop cokelat."Silakan baca sendiri, Tuan Muda!" Claretta membanting amplop itu ke atas meja. "Itu adalah hasil tes DNA kedua anakku dengan paman Anda!"Claretta sengaja melakukan tes DNA setelah anak-anaknya lahir untuk mengantisipasi jika hal buruk terjadi pada dirinya dan Abizam.Rencananya ia akan memanfaatkan hasil tes itu untuk menuntut biaya hidup dari David bila lelaki itu tidak mau menikahinya
Baca selengkapnya

Bab 433

"Aku sedang dalam perjalanan. Apa mereka sudah terbang?""Baru saja, Bos!""Bagus! Kau boleh kembali ke posisimu dan terus kerahkan anak buahmu untuk melacak keberadaan David.""Siap, Bos! Tapi, Bos ... apa aku boleh menemani Faly?""Kau masih sempat berpikir untuk berkencan dalam situasi seperti ini?""Hehe ... aku hanya ingin melindungi Faly, Bos. Hari ini dia akan menghadiri undangan pesta ulang tahun salah satu teman kampusnya. Bos pasti tahu seperti apa pesta anak-anak kalangan atas, apalagi acaranya di hotel.""Apa? Di hotel?"Ingatan Gallen segera memutar ulang teman-teman sekampus Falisha. Sepertinya pesta itu sekaligus sebagai acara perpisahan menjelang perayaan wisuda.Kalau Elyas dan Bram juga hadir di sana, Falisha bisa terancam bahaya."Jaga dia untukku!" ujar Gallen setelah mengembuskan napas panjang."Siap! Thanks, Bro!" Kenzie menyahut penuh semangat.Pusing memikirkan polemik Stephen Kyler beserta anak dan cucunya, Gallen memutuskan untuk ke kantor polisi. Ia sudah me
Baca selengkapnya

Bab 434

"Sial! Jelas-jelas aku melihat seseorang yang mirip dengan Tuan Muda Dayyan barusan," omel seorang lelaki beranting bulat.Gallen pura-pura tak mendengar omelannya. Sibuk berbalas pesan dengan ponselnya."Permisi, apa Anda melihat orang ini?" Lelaki beranting bulat itu menyodorkan foto Tristan dalam galeri ponselnya pada Gallen.Gallen melirik sekilas, kemudian menggeleng. Ponsel di tangannya berpindah ke saku. Gallen memutar balik, melangkah menuju mobilnya. Lalu, mengucapkan selamat tinggal pada Bandara.Di seberang jalan toko kelontong milik Claretta, sepasang mata yang bersembunyi di balik kacamata hitam terpaku pada toko itu.Sesekali lelaki pemilik sepasang mata itu melirik pengukur waktu di pergelangan tangan."Sudah hampir dua jam aku menunggu di sini. Kenapa Claretta masih belum kelihatan?" gerutu lelaki itu. "Aku akan mendatangi toko itu!"Namun, sebelum ia sempat membuka pintu mobil, gawai dalam sakunya bergetar."Bagaimana? Kalian berhasil mencegah anak itu pergi?""M–maaf
Baca selengkapnya

Bab 435

Turun dari mobil, David membuka kacamata hitam. Memandangi rumah dua lantai milik Claretta.Halaman rumahnya terlihat asri, dengan beberapa pepohonan yang menghadirkan hawa sejuk.Tidak sia-sia ia mengancam karyawan Claretta. Hasilnya, di sinilah ia sekarang. Berjalan melintasi taman dari pintu gerbang yang tak terkunci.David mengetuk pintu."Siapa?" Terdengar suara lelaki berseru dari dalam.David mengernyit. 'Apa itu Tristan? Pantas saja anak buahku tidak bertemu dengannya di Bandara. Ternyata dia pulang ke rumah.'Membayangkan pertemuan pertamanya dengan putra biologisnya itu, dada David berdebar-debar."Cari siapa?"Lamunan David buyar. "Kau ... Tristan?"Lelaki berusia pertengahan dua puluhan itu melangkah mundur ketika David mengulurkan tangan hendak memeluknya."Anda salah orang!"David mencoba tersenyum. Ia maklum. Mungkin Tristan bersikap waspada karena ia baru saja keluar dari penjara. "Tristan, ini papa, Nak!" Lagi, David mengulurkan tangan, hendak meraih tubuh pemuda itu
Baca selengkapnya

Bab 436

Entah pada kali ke berapa akhirnya kursi kayu di punggung Defian menderak patah, disertai lengking kesakitan yang tertahan dari mulutnya yang terikat lakban.Sendi bahu dan siku Defian bagai dipreteli satu persatu. Nyerinya tak tertahan. Ribuan bintang bertaburan dalam penglihatan Defian akibat rasa sakit yang luar biasa."Nyonya Kimi," lirih Defian, berjuang untuk mengangkat punggungnya dari lantai setelah berhasil melepas lakban yang membekap mulutnya."Aaakh!" Ia merintih. Namun, ia menahan semua penderitaan itu.Ia anggap rintih kesakitan itu sebagai suara latar yang menyemangatinya untuk membuka ikatan pada kakinya.Meraba-raba dalam gelap, Defian berhasil menemukan pintu. Sesaat ia menempelkan telinga pada daun pintu. Tak terdengar suara apa pun. Sepertinya aman. Orang-orang itu tak melakukan penjagaan ketat.Terseok-seok Defian menyeret langkah setelah berhasil membuka pintu dengan tendangan bertubi-tubi.Semesta gulita. Bentang cakrawala tak bertabur bintang. Defian berjalan m
Baca selengkapnya

Bab 437

Seringai mengejek dan tatapan meremehkan memantul dari kaca spion tengah."Sudah sangat terlambat bagi Anda untuk menyadarinya sekarang, Nyonya!""Kamu ... bukan kerabat Defian?""Nyonya ... Nyonya ... apakah saya pernah mengatakan bahwa saya kerabat dari lelaki lemah itu? Tidak, kan? Yang saya katakan adalah hari ini saya menggantikan dia menjemput Anda.""Berhenti! Aku ingin turun!"Kimi meraih tas yang tergeletak di sampingnya. "Mana ponselku?"Ia mengacak-acak isi tas, tapi tak menemukan benda penting itu. Ia juga memeriksa saku, tapi semua kosong."Kamu mencuri ponselku? Kembalikan!""Saya telah membuangnya!""Apa?!"Darah Kimi mendidih. Berani sekali lelaki itu melenyapkan benda berharga miliknya."Tetap diam di tempat, Nyonya! Atau pisau ini akan memutus urat nadi Anda!"Kimi dapat merasakan sepotong besi baja dingin berujung runcing menempel di lehernya saat ia hendak bangkit, mencoba menjangkau ponsel sang sopir yang tergeletak di atas dashboard.Huh! Dia benar-benar ceroboh.
Baca selengkapnya

Bab 438

"J–jangan, Tuan. Jangan laporkan saya ke polisi! Saya cuma menemukannya. Sumpah!"Pemuda itu menjatuhkan diri ke lantai. Memohon pada Gallen dengan kedua tangan tertangkup dan kepala tertunduk."Bangunlah! Jangan membuatku merasa buruk!""Tidak, Tuan ... saya tidak mau ke kantor polisi.""Siapa yang akan melaporkanmu ke polisi, huh?""T–tapi ... tadi Tuan—""Aku bilang, ikut aku!" potong Gallen. "Cepatlah! Aku tidak punya banyak waktu."Takut-takut, pemuda itu akhirnya mengekori langkah Gallen.Gallen membuka jok motor. Memperlihatkan sebuah bagasi yang dipenuhi buntalan kantong keresek berwarna hitam."Buka kantong itu!" titah Gallen pada pemuda yang tegak bengong."I–ini?" Jari telunjuk pemuda itu nyaris menempel pada kantong keresek.Gallen menyalakan senter ponsel, mengarahkan tepat ke dalam bagasi."Iya. Bukalah!"Ragu-ragu dan dengan jemari sedikit bergetar, pemuda itu membuka simpulan kantong keresek."Hah!"Mulutnya ternganga melihat lembaran uang berwarna merah tersusun rapi
Baca selengkapnya

Bab 439

"K–kami terpaksa, Tuan. Dia mencoba kabur.""Bangunkan dia!"Sambil mengawasi anak buahnya bekerja, David mendekatkan ponsel ke telinga."Gallen, ibumu di tanganku. Serahkan surat wasiat nenekmu padaku, maka akan kukembalikan ibumu! Temui aku pada alamat yang a—""Tidak perlu repot-repot, Tuan Kyler! Aku sudah tiba!""Aaakh!"Kalimat sanggahan Gallen ditutup dengan jerit kesakitan.Berjalan menuju gubuk tua di mana Kimi disekap, Gallen tak lagi bersikap lunak pada anak buah David yang mengadang langkahnya.Dia tidak ingin bermain-main dan membuang waktu. Nyawa ibunya tak sebanding dengan kesenangan sesaat itu.Gallen tak segan-segan menyerang mereka dengan tangan besi. Bahkan, sesekali jarum emas berterbangan di udara. Menyasar orang-orang yang cukup jauh darinya.Sosok berbadan tegap bergelimpangan satu persatu, hingga Gallen tiba di depan itu.Anak buah terakhir David yang berjaga di luar gubuk melayang di udara akibat tendangan Gallen.Tubuh berotot itu menghantam pintu, menyebabka
Baca selengkapnya

Bab 440

Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
404142434445
DMCA.com Protection Status