"K–kami terpaksa, Tuan. Dia mencoba kabur.""Bangunkan dia!"Sambil mengawasi anak buahnya bekerja, David mendekatkan ponsel ke telinga."Gallen, ibumu di tanganku. Serahkan surat wasiat nenekmu padaku, maka akan kukembalikan ibumu! Temui aku pada alamat yang a—""Tidak perlu repot-repot, Tuan Kyler! Aku sudah tiba!""Aaakh!"Kalimat sanggahan Gallen ditutup dengan jerit kesakitan.Berjalan menuju gubuk tua di mana Kimi disekap, Gallen tak lagi bersikap lunak pada anak buah David yang mengadang langkahnya.Dia tidak ingin bermain-main dan membuang waktu. Nyawa ibunya tak sebanding dengan kesenangan sesaat itu.Gallen tak segan-segan menyerang mereka dengan tangan besi. Bahkan, sesekali jarum emas berterbangan di udara. Menyasar orang-orang yang cukup jauh darinya.Sosok berbadan tegap bergelimpangan satu persatu, hingga Gallen tiba di depan itu.Anak buah terakhir David yang berjaga di luar gubuk melayang di udara akibat tendangan Gallen.Tubuh berotot itu menghantam pintu, menyebabka
Baca selengkapnya