Semua Bab PENDEKAR MACAN KUMBANG: Bab 81 - Bab 90

98 Bab

SENJATA PINJAMAN

"Aku tak butuh ocehan itu, kau harus mati di tanganku!"Singa Maruta menggunakan kekuatan yang seperti merubah dirinya menjadi batu. Sehingga sulit dihadapi oleh Adyaksa yang juga tak punya senjata. Pertarungan tangan kosong terus berlanjut, namun kini bertambah seru. Singa Maruta mengeluarkan ajian andalan miliknya bernama "Ajian Serat Sisik Batu". Sebuah kekuatan yang dapat membuat tanah menjadi terbelah dua dengan bumi yang bergetar hebat. Jauh lebih kuat daripada apa yang dilakukan oleh Badak Jonggrang pada saat mengikuti Sayembara. BYAARR! BRAKK! Serangan yang begitu kuat menghantam Adyaksa yang tidak siap. Jauh lebih kuat ketika dia tertangkap oleh pasukan Paladu beberapa waktu yang lalu. Adyaksa terhempas cukup jauh, akibat tak sanggup menahan serangan. Lawannya sangat kuat, Adyaksa tak memiliki kekuatan seperti Manusia Batu. Sehingga jelas dia harus kalah oleh serangan Singa Maruta. Adyaksa ambruk ke ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

PASUKAN LEBAH

"Lebah yang baik, apa kau bisa menggigiti tubuh lelaki di depan kalian?" tanya Adyaksa tanpa mengindahkan ucapan dari Singa Maruta kepadanya. Lebah itu seakan mengangguk kepada Adyaksa, langsung menyerbu Singa Maruta. Hal itu jelas membuat lelaki itu kian takut jika digigit makhluk tersebut. Betul saja Lebah langsung menyerbu, namun tidak langsung menggigit bagian luar. Namun justru masuk ke dalam baju zirah yang dipakai oleh Singa Maruta. Hal itu jelas membuat lelaki pengkhianat Paladu itu harus menerima kenyataan ada makhluk masih ke bajunya. Gatal bukan main, hingga dia terjatuh sambil meringis membuat Adyaksa dapat menyembuhkan dirinya akibat luka dalam. Sambil terus tertawa melihat Singa Maruta menahan gatal yang tak terkira. "Lebih baik kau buka zirah itu, daripada mati karena gatal. Hahaha!"Mendengar hal itu kagetlah Singa Maruta, tak menyangka jika permintaan Adyaksa bukan main-main. Meskip
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

KESEDIHAN PRABU BAJRA

Setelah tidak menemukan orang yang dia cari, Gusti Prabu kemudian bertanya kepada dayang. "Apa dirimu melihat Dewi dimana?" tanya Gusti Prabu tampak khawatir. "Tadi dia pergi menuju ke Kota Paladu dengan tergesa-gesa. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang terjadi di sana," jawab seorang dayang yang sudah lanjut usia, dia adalah abdi dalam yang telah lama mengabdi. "Kenapa dia selalu pergi pada waktu yang genting seperti ini, dasar Dewi Cadar Putih?"Saka Wulan yang ternyata menolong Gusti Prabu cukup terkejut. Mengingat ada keanehan pada Dewi Cadar Putih di Paladu. Sepertinya perempuan itu punya hal yang mencurigakan. Saka Wulan berhasil lolos dari penculikan, akibat bantuan Nawangsih. Sehingga dirawat oleh wanita tersebut karena merasa satu nasib. Perempuan itu memang memiliki kebencian terhadap Gusti Prabu Bajra Wastu Kencana. Ternyata pasukan Paladu pernah menyerang daerah asalnya, Karang Sindulang. Namun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-27
Baca selengkapnya

PARTAI TELAGA EMAS MEMBELOT

"Aku tidak kalah dengan mudah Senopati Cakra Larang?!" Ucap Ketua Partai Telaga Emas yang harus menghadapi pria dewasa yang terkesan sangat tenang dalam bertarung. Namun ternyata ada orang yang lebih kuat, dia yang sedang dihadapi oleh Saka Surya. Keduanya seperti memiliki dendam satu sama lain, sehingga bertarung dengan kemampuan terbaiknya. "Kau menyerah saja, orang Srimanganti justru malah membantu Paladu?" tanya Senopati yang tak kalah kuat daripada Cakra Larang. "Aku adalah orang diperintahkan untuk membantu Gusti Prabu. Bukan para pemberontak seperti kalian," ucap Saka Surya yang ternyata berbicara lantang. Menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, jika dia adalah utusan dari Srimanganti untuk membantu Paladu. Dia dan adiknya secara khusus ingin membantu Angga yang terkena fitnah sebelumnya. "Ternyata kau punya nilai kesetiaan yang cukup kuat, sayang nyawamu akan segera berakhir!""Itu tidak akan terjadi S
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-27
Baca selengkapnya

CAKRA LARANG MENEBUS DOSA

Melihat siapa yang bicara, Ketua Partai Telaga Emas menjadi ciut. Sehingga memilih untuk menghadapi lawan lain dengan segala kemampuannya. "Kau belum menjawab pertanyaan dariku, Cakra Larang?" tanya Angga semakin keras dalam bicara. "Kau masih hidup?" ucap Cakra Larang. "Aku pikir kau sudah mati oleh orang golongan putih!""Sesuai dugaan, kau juga terkena hasutan keparat itu!"Adyaksa tampak kesal dengan apa yang terjadi, begitu banyak orang yang berkhianat. Meskipun dia kini sadar ada yang terkena hasutan sehingga membuat hal yang tidak-tidak. "Aku masih hidup." ucap Adyaksa yang jelas membuat Senopati Cakra Larang semakin bingung. Apa yang harus dia lakukan? Ketika dia ingin membalas dendam akan kematian pimpinannya. Justru ada di pihak yang tertuduh harus dihancurkan, sungguh dilema yang sangat besar. "Kenapa kau tak tunjukan siapa kau sebenarnya?" ucap Senopati Cakra Larang sambil menatap wajah Angga juga Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-27
Baca selengkapnya

KEMATIAN SANG KETUA

Mendengar hal itu jelas membuat semua prajurit Sindang Nagara terkejut, tak terkecuali Senopati Teja Gelang. "Jadi kau akan mengkhianati pasukan Sindang Nagara?" tanya Sang Senopati setelah memukul mundur Saka Surya. "Aku tidak pernah menjadi pengkhianat! Justru menebus dosa telah ikut mengkhianati junjunganku!" Melihat Senopati Cakra Larang akan menyerang dirinya, Teja Gelang tercekat. Sadar jika dia tak akan mampu menghadapi Cakra Larang yang terkenal sangat sakti. Orang-orang Sindang Nagara memang sengaja membohongi Senopati Cakra Larang. Mengingat lelaki itu sangat kuat namun memiliki daya pikir yang sedikit lemah. Kekuatan guru pertama Angga Saksana itu sangat berguna jika masuk ke kubu mereka. "Sepuluh Iblis Merah, tolong urus pengkhianat ini!" seru Senopati Teja Gelang kepada prajurit yang membawa tombak. Beberapa dari mereka sedang menghadapi orang Partai Telaga Emas yang masih tersisa. Betul saja, sebelum pedang milik Senopati Cakra Larang merangsak ke arah Teja Gela
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-15
Baca selengkapnya

DI BALIK CADAR PUTIH

Ada pedang yang menahan serangan, sehingga Tabib Cadar Putih tersebut selamat dari kematian. Orang yang menyelamatkan perempuan itu tak lain adalah Prana Shinta, muridnya sendiri. "Apa guru tidak apa-apa?" tanya Prana Shinta setelah memukul mundur salah satu dari Sepuluh orang pasukan khusus Sindang Nagara. "Aku tidak apa-apa, terima kasih telah menolongku muridku!"Namun ucapan itu seakan terhenti ketika perempuan tersebut melihat wajah Prana Shinta. Dia seakan melihat seseorang yang sangat dia kenal, jelas membuat dirinya teringat seseorang. "Apa bibi tidak apa-apa?" tanya Tuan Putri Lintang Ayu Kencana yang juga datang menolong. Namun perasaan Tabib Cadar Putih kian berkecamuk dengan apa yang terjadi. "Ada apa bibi?" tanya Tuan Putri Lintang Ayu Kencana yang tampak bingung melihat perempuan yang diselamatkan malah diam tidak bergerak. "Tidak apa-apa," jawab perempuan itu segera tersadar dengan pernyataan dari Tuan Putri Lintang Ayu. Namun obrolan mereka harus terhenti ketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-15
Baca selengkapnya

Pengorbanan Seorang Ibu

Tombak Pembunuh menancap di tubuh seseorang yang sepersekian detik lebih dulu sebelum menancap di tubuh Lintang Ayu. Dimana ada serangan yang tiba-tiba datang menyerang. Melihat apa yang terjadi, jelas membuat Lintang Ayu tampak syok melihat apa yang terjadi. Semua orang ikut khawatir dengan keadaan penolong Lintang Ayu. Lintang Ayu langsung memangku orang yang menolongnya, langsung menitikkan air mata. Tanda tidak siapa akan kematian yang akan datang ke orang yang menolongnya. Betapa tidak tombak tepat di jantung dan tembus hingga ke punggung. "Ibu? Kenapa kau malah menolong diriku?" tanya Lintang Ayu yang menangis melihat siapa yang menyelamatkan dirinya. Orang itu adalah Permaisuri Cempaka Ayu, ibunya sendiri. "Kau tadi menolong dirinya, sekarang giliran ibu yang melakukannya!""Keparat, kau pantas untuk mati!"ucapan Cempaka Ayu diikuti oleh suara lain yang datang dari Angga. Lelaki itu langsung menyerang salah satu Sepuluh Tombak Pembunuh. Sedangkan Cempaka Ayu dan Lintang A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

TUAN PUTRI MENJADI IBLIS

"Jangan ada yang mendekat, dia akan merasakan jika kalian akan menyerangnya!"Angga berusaha menjelaskan bahwa efek dari Ular Hijau sangat berbahaya. Salah satu penyebab kematian beberapa orang yang merupakan orang terkuat dunia kedigdayaan juga dengan sebab yang sama. Semua orang mundur dengan menjauhi sosok yang menguasai Lintang Ayu Kencana. Mereka bukan takut menghadapi iblis itu, namun keselamatan gadis itu jauh lebih penting. Betul saja, sosok Lintang Ayu menghilang dari Kota Paladu di Bukit Merah, meninggalkan jasad bergelimpangan yang tak terhitung jumlahnya. Padahal beberapa orang banyak yang menghilang seperti disedot oleh asap yang menyelimuti Tuan Putri Lintang Ayu Kencana. "Tuan mau ke mana?" tanya Angga yang menarik baju Prabu Bajra yang akan mengejar anaknya. Angga belum bisa untuk memanggil ayahnya itu dengan sebutan sewajarnya. "Tentu mengejar Lintang Ayu, dia adalah anakku!""Aku mengerti perasaan dirimu Tuan, namun jika kita mengejarnya justru dirimu dalam bahay
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya

NASIB TANAH PALADU

"Muridmu harus menerima takdir sebagai penerus Iblis Ular Hijau," ucap Angga pada akhirnya bicara. Jelas membuat perempuan itu terkejut bukan main, bagai petir di siang bolong. "Jadi Lintang Ayu putri Dewi Cadar Putih?" tanya Randu Paksi yang mengenal siapa sebenarnya Dewi Cadar Putih. Perempuan yang menjadi tabib karena memiliki racun dalam tubuhnya. Keterkejutan bertambah jika Dewi Cadar Putih ternyata adalah Cempaka Ayu. "Bukan hanya itu, Cempaka Ayu adalah Gusti Permaisuri yang telah lama hilang!"Angga kemudian menjelaskan hal yang terjadi, jelas membuat Randu Paksi begitu kaget. Namun dia mencoba untuk tenang, memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setidaknya banyak kesulitan di masa lampau membuat Randu Paksi dan Angga bisa lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Terlebih hal tersebut mengenai urusan dendam atas kematian yang ada."Apa kau punya gagasan untuk menyelamatkan Tuan Putri?" tanya Randu Paksi menunggu ide datang dari Angga. "Orang yang sudah meminum darah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status