Home / Pendekar / PENDEKAR MACAN KUMBANG / KEMATIAN SANG KETUA

Share

KEMATIAN SANG KETUA

Author: AKANYAWAN
last update Last Updated: 2022-07-15 10:48:37
Mendengar hal itu jelas membuat semua prajurit Sindang Nagara terkejut, tak terkecuali Senopati Teja Gelang.

"Jadi kau akan mengkhianati pasukan Sindang Nagara?" tanya Sang Senopati setelah memukul mundur Saka Surya.

"Aku tidak pernah menjadi pengkhianat! Justru menebus dosa telah ikut mengkhianati junjunganku!"

Melihat Senopati Cakra Larang akan menyerang dirinya, Teja Gelang tercekat. Sadar jika dia tak akan mampu menghadapi Cakra Larang yang terkenal sangat sakti.

Orang-orang Sindang Nagara memang sengaja membohongi Senopati Cakra Larang. Mengingat lelaki itu sangat kuat namun memiliki daya pikir yang sedikit lemah. Kekuatan guru pertama Angga Saksana itu sangat berguna jika masuk ke kubu mereka.

"Sepuluh Iblis Merah, tolong urus pengkhianat ini!" seru Senopati Teja Gelang kepada prajurit yang membawa tombak. Beberapa dari mereka sedang menghadapi orang Partai Telaga Emas yang masih tersisa.

Betul saja, sebelum pedang milik Senopati Cakra Larang merangsak ke arah Teja Gela
AKANYAWAN

Mohon maaf bagi pembaca yang lama menunggu. Kemarin sempat vakum karena kelahiran anak. Semoga masih menikmati cerita yang ada, Terima kasih

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   DI BALIK CADAR PUTIH

    Ada pedang yang menahan serangan, sehingga Tabib Cadar Putih tersebut selamat dari kematian. Orang yang menyelamatkan perempuan itu tak lain adalah Prana Shinta, muridnya sendiri. "Apa guru tidak apa-apa?" tanya Prana Shinta setelah memukul mundur salah satu dari Sepuluh orang pasukan khusus Sindang Nagara. "Aku tidak apa-apa, terima kasih telah menolongku muridku!"Namun ucapan itu seakan terhenti ketika perempuan tersebut melihat wajah Prana Shinta. Dia seakan melihat seseorang yang sangat dia kenal, jelas membuat dirinya teringat seseorang. "Apa bibi tidak apa-apa?" tanya Tuan Putri Lintang Ayu Kencana yang juga datang menolong. Namun perasaan Tabib Cadar Putih kian berkecamuk dengan apa yang terjadi. "Ada apa bibi?" tanya Tuan Putri Lintang Ayu Kencana yang tampak bingung melihat perempuan yang diselamatkan malah diam tidak bergerak. "Tidak apa-apa," jawab perempuan itu segera tersadar dengan pernyataan dari Tuan Putri Lintang Ayu. Namun obrolan mereka harus terhenti ketika

    Last Updated : 2022-07-15
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Pengorbanan Seorang Ibu

    Tombak Pembunuh menancap di tubuh seseorang yang sepersekian detik lebih dulu sebelum menancap di tubuh Lintang Ayu. Dimana ada serangan yang tiba-tiba datang menyerang. Melihat apa yang terjadi, jelas membuat Lintang Ayu tampak syok melihat apa yang terjadi. Semua orang ikut khawatir dengan keadaan penolong Lintang Ayu. Lintang Ayu langsung memangku orang yang menolongnya, langsung menitikkan air mata. Tanda tidak siapa akan kematian yang akan datang ke orang yang menolongnya. Betapa tidak tombak tepat di jantung dan tembus hingga ke punggung. "Ibu? Kenapa kau malah menolong diriku?" tanya Lintang Ayu yang menangis melihat siapa yang menyelamatkan dirinya. Orang itu adalah Permaisuri Cempaka Ayu, ibunya sendiri. "Kau tadi menolong dirinya, sekarang giliran ibu yang melakukannya!""Keparat, kau pantas untuk mati!"ucapan Cempaka Ayu diikuti oleh suara lain yang datang dari Angga. Lelaki itu langsung menyerang salah satu Sepuluh Tombak Pembunuh. Sedangkan Cempaka Ayu dan Lintang A

    Last Updated : 2023-04-05
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   TUAN PUTRI MENJADI IBLIS

    "Jangan ada yang mendekat, dia akan merasakan jika kalian akan menyerangnya!"Angga berusaha menjelaskan bahwa efek dari Ular Hijau sangat berbahaya. Salah satu penyebab kematian beberapa orang yang merupakan orang terkuat dunia kedigdayaan juga dengan sebab yang sama. Semua orang mundur dengan menjauhi sosok yang menguasai Lintang Ayu Kencana. Mereka bukan takut menghadapi iblis itu, namun keselamatan gadis itu jauh lebih penting. Betul saja, sosok Lintang Ayu menghilang dari Kota Paladu di Bukit Merah, meninggalkan jasad bergelimpangan yang tak terhitung jumlahnya. Padahal beberapa orang banyak yang menghilang seperti disedot oleh asap yang menyelimuti Tuan Putri Lintang Ayu Kencana. "Tuan mau ke mana?" tanya Angga yang menarik baju Prabu Bajra yang akan mengejar anaknya. Angga belum bisa untuk memanggil ayahnya itu dengan sebutan sewajarnya. "Tentu mengejar Lintang Ayu, dia adalah anakku!""Aku mengerti perasaan dirimu Tuan, namun jika kita mengejarnya justru dirimu dalam bahay

    Last Updated : 2023-04-06
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   NASIB TANAH PALADU

    "Muridmu harus menerima takdir sebagai penerus Iblis Ular Hijau," ucap Angga pada akhirnya bicara. Jelas membuat perempuan itu terkejut bukan main, bagai petir di siang bolong. "Jadi Lintang Ayu putri Dewi Cadar Putih?" tanya Randu Paksi yang mengenal siapa sebenarnya Dewi Cadar Putih. Perempuan yang menjadi tabib karena memiliki racun dalam tubuhnya. Keterkejutan bertambah jika Dewi Cadar Putih ternyata adalah Cempaka Ayu. "Bukan hanya itu, Cempaka Ayu adalah Gusti Permaisuri yang telah lama hilang!"Angga kemudian menjelaskan hal yang terjadi, jelas membuat Randu Paksi begitu kaget. Namun dia mencoba untuk tenang, memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setidaknya banyak kesulitan di masa lampau membuat Randu Paksi dan Angga bisa lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Terlebih hal tersebut mengenai urusan dendam atas kematian yang ada."Apa kau punya gagasan untuk menyelamatkan Tuan Putri?" tanya Randu Paksi menunggu ide datang dari Angga. "Orang yang sudah meminum darah

    Last Updated : 2023-05-03
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   LAPORAN LOKAJAYA

    "Mohon maaf Raja, ada orang dari Paladu yang menghadap!" ucap salah satu prajurit dengan nada cemas, entah apa yang terjadi sebenarnya."Namun mereka sepertinya terluka parah," tambah prajurit yang satu lagi."Siapa mereka?" tanya Raja sambil berdiri dari tempat duduknya.Kedua prajurit tampak bingung mulai bicara dari mana, mengingat mereka terluka parah. Meskipun pada akhirnya tidak ada pilihan lain selain jujur kepada junjungan nya daripada kena damprat akibat tidak menaati perintah.“Kenapa diam? Katakan siapa yang datang menghadap?” tanya Raja Sindang Nagara yang baru saja menjadi Raja.“Mereka yang bertugas untuk menaklukan Kerajaan Paladu,” ucap salah satu prajurit sambil memberi hor

    Last Updated : 2023-05-04
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEBUAH JEBAKAN

    Lokajaya kemudian menjelaskan tentang keterlibatan Randu Paksi yang menyamar menjadi Topeng Putih. Saka Wulan dan Saka Surya juga muncul selain beberapa orang yang menjadi bagian Paladu lainnya."Tidak mungkin, kau pasti bohong. Mana mungkin Randu Paksi masih hidup?" tanya perempuan dari Sepasang Walet Merah."Dia ternyata hanya pura-pura mati, sehingga dapat menyaksikan apa yang terjadi di Paladu!"Semakin kaget ekspresi wajah semua orang yang ada di ruang pertemuan. Mengingat hal itu jelas sebuah ancaman yang dapat membuat para pimpinan Sindang Nagara kembali kehilangan jabatannya."Aku yakin bukan dia yang menyebabkan dirimu seperti ini, Lokajaya?" tanya Raja lagi terus berkacak pinggang. Terus menatap wajah Lokajaya yang memiliki sorot wajah yang an

    Last Updated : 2023-05-05
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEPASANG WALET MERAH

    "Raja, aku di sini," ucap perempuan yang menjadi pasangannya. Tampak jika perempuan itu tertimpa reruntuhan, namun dia bisa selamat dari kematian."Syukurlah kau tidak apa-apa, ayo kita pergi dari sini. Kita tunggu apakah ada orang yang datang atau tidak," ucap Raja yang ternyata masih hidup. "Menurut dugaan pasti ada serangan lain yang akan merebut Nagarawangi!"Keduanya kemudian pergi dari reruntuhan yang membuat mereka terluka. Ada yang lecet, ada juga yang terluka dalam hingga perlu pertolongan temannya.Dua puluh persen dari semua kekuatan memang masih bisa bertahan, mereka memutuskan untuk kembali ke kediaman Raja. Mengikuti apa yang diperintahkan oleh Raja bahwa akan mengawasi jika serangan datang.***

    Last Updated : 2023-05-06
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   RAJA CODET DAN BAYANGAN HITAM

    Angga berteriak ketika ada sebuah senjata menyerang, jelas membuat Prana Shinta kaget. Namun dapat ditahan menggunakan tangan, sehingga serangan tidak datang lagi.JLEP!Sebuah anak panah terbang dengan sangat cepat, langsung mengenai pohon. Beruntung tidak kena ke tubuh tiga orang yang sedang berjuang."Hei bayangan hitam, siapa kau? Cepat tunjukan siapa kau?" tanya Prana Shinta sambil mengeluarkan pedang miliknya."Apa yang akan kita lakukan?" tanya Prana Shinta sambil waspada terhadap serangan."Kita harus berpencar, supaya ketahuan dimana sebenarnya serangan datang!"Keduanya berpencar seraya mencari dari mana asal serangan yang datang. Namun aneh

    Last Updated : 2023-05-07

Latest chapter

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Melarikan Diri

    Setelah itu dilanjutkan dengan adat perkawinan antara Adyaksa dengan Lintang Ayu Wardani. Keduanya dinikahkan oleh sesepuh yaitu tak lain adalah Aki Jati Luhur.Angga harus menjadi wali bersama ayahnya, Prabu Bajra Wastu Kencana.Di tempat itu juga diadakan sebuah adat ketika seorang adik melangkahi kakaknya dalam sebuah pernikahan. Angga harus lari kemudian dikejar oleh Adyaksa sampai dapat. Sebagai bukti bahwa Anggara Wastu Kencana telah rela jika adiknya menikah, sebuah adat yang akan terus dijaga sampai ratusan tahun ke depan."Kenapa aku mau disuruh berlari?" ucap Angga sambil garuk-garuk kepala. Namun dia tampak kaget ketika di antara penonton ada seorang perempuan yang tersenyum kepadanya. Hal itu jelas membuat dirinya kaget bukan main, mungkin takut diajak nikah seperti adiknya."Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Ranu Paksi kepada muridnya yang tampak bingung."Ada urusan pribadi yang sedikit mengganggu, paman" ucap Angga."Apa yang bisa aku bantu?" tanya Ranu Paksi mencoba me

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Raja Guru Adyaksa

    "Tentu saja, sekali gerakan kau akan kehilangan kepalamu.""Kenapa kau paham dengannya?""Tentu saja, ketika kau sibuk di Istana. Aku mengangkat seorang murid yaitu dirinya." ucap Semanik yang seakan membuat Pangeran Mandura tidak percaya hal itu terjadi.Pangeran Mandura tetap menganggap Angga seperti dulu, hanya orang lemah yang tidak punya kemampuan apa-apa."Jadi apa yang akan kau lakukan jika aku tetap akan berangkat?" tanya Pangeran Mandura yang malah kecewa dengan ayahnya yang justru memberikan kemampuan kepada orang lain. Padahal Pangeran Mandura sendiri yang tak pernah pulang ketika berada di Istana Sindang Nagara dimana akan dilakukan prosesi Raja baru."Aku yang akan membunuhmu!"Jelas semua orang kaget dengan ucapan dari Semanik. Tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh resi yang paling berpengaruh itu."Partai Ngarai Biru adalah milik Anggara Wastu Kencana, jadi akan setia terhadap yang sah apapun yang terjadi!"Beberapa orang yang mendengarkan ucapan dari Seman

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   MUNCULNYA WANITA ASING

    "Bukan, aku bukan putra Mahkota. Sudah ada Raja baru yang akan memimpin Nagarawangi ke depannya." ucap Angga yang kini bicara sendiri namun menggunakan suara yang berbeda dengan aslinya.Mendengar hal itu jelas membuat Pangeran Mandura terkejut bukan main, tak mengerti siapa yang akan meneruskan tahta Sindang Nagara."Siapa yang kau maksud?" tanya Pangeran Mandura tampak penasaran."Satu yang pasti bukan dirimu!"Angga malah bicara seenaknya yang membuat Pangeran Mandura jelas tersinggung, lawannya tahu niatnya. Meskipun masih penasaran, namun rasa kesal lebih menumpuk di dirinya.Angga sama sekali tidak menjelaskan bahwa yang akan menjadi Raja adalah Adyaksa yang menikahi Gusti Putri Lintang Ayu Warda

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   PERGERAKAN DARI NGARAI BIRU

    “Maafkan Ayah, Aku sedang urusan penting di Hutan Mati. Sepertinya tempat kita dulu sangat cocok untuk dijadikan tempat perjuangan mendapatkan tahta Sindang Nagara.” ucap sang anak yang tidak merasa sedih akan kematian adiknya sendiri itu.“Mau kau jadikan apa anakku? Bukankah bencana dahsyat itu sudah memperingatkan kita untuk tidak gegabah di sana?” Sang Ayah mencoba untuk memberi masukan kepada anaknya yang semakin hari semakin tidak jelas pikirannya.“Tenang saja ayah, tidak akan terjadi apa-apa. Sindang Nagara sedang kosong, ini kesempatan kita untuk mendapatkan tahta itu.”Anak tersebut adalah Pangeran Mandura semakin bersemangat untuk melancarkan hasrat terpendam nya. Hasrat yang selama ini tertutup oleh sang ayah, yang ternyata adalah seseorang yang mengabdi lama di Sindan

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   RAJA CODET DAN BAYANGAN HITAM

    Angga berteriak ketika ada sebuah senjata menyerang, jelas membuat Prana Shinta kaget. Namun dapat ditahan menggunakan tangan, sehingga serangan tidak datang lagi.JLEP!Sebuah anak panah terbang dengan sangat cepat, langsung mengenai pohon. Beruntung tidak kena ke tubuh tiga orang yang sedang berjuang."Hei bayangan hitam, siapa kau? Cepat tunjukan siapa kau?" tanya Prana Shinta sambil mengeluarkan pedang miliknya."Apa yang akan kita lakukan?" tanya Prana Shinta sambil waspada terhadap serangan."Kita harus berpencar, supaya ketahuan dimana sebenarnya serangan datang!"Keduanya berpencar seraya mencari dari mana asal serangan yang datang. Namun aneh

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEPASANG WALET MERAH

    "Raja, aku di sini," ucap perempuan yang menjadi pasangannya. Tampak jika perempuan itu tertimpa reruntuhan, namun dia bisa selamat dari kematian."Syukurlah kau tidak apa-apa, ayo kita pergi dari sini. Kita tunggu apakah ada orang yang datang atau tidak," ucap Raja yang ternyata masih hidup. "Menurut dugaan pasti ada serangan lain yang akan merebut Nagarawangi!"Keduanya kemudian pergi dari reruntuhan yang membuat mereka terluka. Ada yang lecet, ada juga yang terluka dalam hingga perlu pertolongan temannya.Dua puluh persen dari semua kekuatan memang masih bisa bertahan, mereka memutuskan untuk kembali ke kediaman Raja. Mengikuti apa yang diperintahkan oleh Raja bahwa akan mengawasi jika serangan datang.***

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEBUAH JEBAKAN

    Lokajaya kemudian menjelaskan tentang keterlibatan Randu Paksi yang menyamar menjadi Topeng Putih. Saka Wulan dan Saka Surya juga muncul selain beberapa orang yang menjadi bagian Paladu lainnya."Tidak mungkin, kau pasti bohong. Mana mungkin Randu Paksi masih hidup?" tanya perempuan dari Sepasang Walet Merah."Dia ternyata hanya pura-pura mati, sehingga dapat menyaksikan apa yang terjadi di Paladu!"Semakin kaget ekspresi wajah semua orang yang ada di ruang pertemuan. Mengingat hal itu jelas sebuah ancaman yang dapat membuat para pimpinan Sindang Nagara kembali kehilangan jabatannya."Aku yakin bukan dia yang menyebabkan dirimu seperti ini, Lokajaya?" tanya Raja lagi terus berkacak pinggang. Terus menatap wajah Lokajaya yang memiliki sorot wajah yang an

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   LAPORAN LOKAJAYA

    "Mohon maaf Raja, ada orang dari Paladu yang menghadap!" ucap salah satu prajurit dengan nada cemas, entah apa yang terjadi sebenarnya."Namun mereka sepertinya terluka parah," tambah prajurit yang satu lagi."Siapa mereka?" tanya Raja sambil berdiri dari tempat duduknya.Kedua prajurit tampak bingung mulai bicara dari mana, mengingat mereka terluka parah. Meskipun pada akhirnya tidak ada pilihan lain selain jujur kepada junjungan nya daripada kena damprat akibat tidak menaati perintah.“Kenapa diam? Katakan siapa yang datang menghadap?” tanya Raja Sindang Nagara yang baru saja menjadi Raja.“Mereka yang bertugas untuk menaklukan Kerajaan Paladu,” ucap salah satu prajurit sambil memberi hor

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   NASIB TANAH PALADU

    "Muridmu harus menerima takdir sebagai penerus Iblis Ular Hijau," ucap Angga pada akhirnya bicara. Jelas membuat perempuan itu terkejut bukan main, bagai petir di siang bolong. "Jadi Lintang Ayu putri Dewi Cadar Putih?" tanya Randu Paksi yang mengenal siapa sebenarnya Dewi Cadar Putih. Perempuan yang menjadi tabib karena memiliki racun dalam tubuhnya. Keterkejutan bertambah jika Dewi Cadar Putih ternyata adalah Cempaka Ayu. "Bukan hanya itu, Cempaka Ayu adalah Gusti Permaisuri yang telah lama hilang!"Angga kemudian menjelaskan hal yang terjadi, jelas membuat Randu Paksi begitu kaget. Namun dia mencoba untuk tenang, memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setidaknya banyak kesulitan di masa lampau membuat Randu Paksi dan Angga bisa lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Terlebih hal tersebut mengenai urusan dendam atas kematian yang ada."Apa kau punya gagasan untuk menyelamatkan Tuan Putri?" tanya Randu Paksi menunggu ide datang dari Angga. "Orang yang sudah meminum darah

DMCA.com Protection Status