Home / Romansa / MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA: Chapter 31 - Chapter 40

221 Chapters

Mengikuti Hati

Senyuman semakin mengembang di wajah Sabrina. Pengawal mengatakan kabar baik untuknya. Para aparat mendengarkan penjelasan sang pengawal sambil memberikan segepok uang, mengatakan sebuah mobil membawa seorang lelaki bernama Pandu."Kami akan memberikan uang ini. Maafkan kami. Yah, kami hanya mencari lelaki bernama Pandu. Mungkin Anda bisa membantuku. Dia adalah majikan kami yang menghilang.""Pandu? Apakah dia ...."Salah satu aparat terkejut mendengar nama yang disebut. "Yah, kami mengetahui seseorang yang bernama Pandu. Tentu saja dia adalah lelaki yang baru saja terbebas dari hukuman.""Apa?""Aku akan mengatakannya. Tapi ..." Dia akan mengatakan keberadaan Pandu jika pengawal memberikannya uang cukup banyak sekali lagi."Aku akan memberikan uang ini. Terimalah." Tanpa berpikir, Pengawal memberikan semua uang yang dia bawa untuk melayani Sabrina. Para aparat tersenyum lebar, menerima semua uang begitu saja. Dalam sekejap, keberadaan Pandu
last updateLast Updated : 2022-02-15
Read more

Terkejut

Ardi kembali terkejut. Maya kembali datang.“Kau … kembali lagi?” Ardi membuka jendela mobilnya dengan cepat. Dia mengarahkan tangannya agar Maya masuk ke dalam mobil dengan segera. “Cepatlah masuk. Kita berbicara di dalam,” ucapnya dengan tegas.Maya menganggukkan kepala, segera membuka pintu mobil. Masih mengatur napas, Maya duduk di sebelah kursi kemudi.“Kamu mengejutkanku sekali lagi. Aduh, berlari seperti itu. Seperti lihat hantu saja. Tapi, sepertinya ada suatu hal yang sangat penting ingin kau sampaikan. Baiklah, cepat katakan. Argh, aku sudah tidak memiliki waktu.” Ardi memegang kepalanya. Kemudian dia menggeleng, dan kembali menatap Maya.“Benar. Mas. Aku tahu sesuatu dari pelayan yang bekerja di rumah Nyai Niye. Saat itu kami sedang mengobrol di warung. Dia mengatakan sesuatu hal, yang sangat membuatku terkejut. Dan ... ini sangat penting. Harus disampaikan dengan cepat.”Perkataan M
last updateLast Updated : 2022-02-17
Read more

Menuju Kota Minang

Sabrina tanpa sadar melayangkan tamparan keras di pipi Pandu. Dia tidak bisa menahan kemarahannya. Sabrina selama ini sudah memendam perasaan kepada Pandu. Namun, kali ini dia tidak menyangka. Sosok lelaki yang sudah dirindukannya, membentak dengan sangat keras. Bahkan, berkata suatu hal yang sangat mustahil untuk dia lakukan.“Jaga ucapanmu, Pandu. Tidak mungkin aku menikah dengan seorang pengawal. Karena dia memiliki kasta yang berbeda denganku. Jangan pernah menghina aku, dengan mengatakan seperti hal mustahil itu. Aku … bukan wanita rendah!”“Katakan perasaanmu! Tingkatkan kemarahanmu! Katakan, bagaimana rasanya menerima paksaan dari seseorang. Apalagi hal itu berhubungan dengan cinta. Apakah kamu merasa sakit itu? Yah, itu yang aku rasakan sekarang. Jadi, kau tidak perlu menghakimiku dengan sebuah perkataan yang kau sendiri tidak bisa melakukannya!”Tubuh Sabrina bergetar. Sekujur tulangnya terasa kaku. Perasaan yang bergejola
last updateLast Updated : 2022-02-17
Read more

Perasaan Yang Tertahan

Suasana hati Arum semakin bahagia. Dia menekan dadanya yang terus berdetak hebat. Rasanya, hati itu ikut menyambut dirinya yang lebih bersemangat.“Aku akan bertemu dengan kekasihku. Aku tidak menginginkan apa pun. Aku hanya ingin berbahagia dengannya. Tidak menginginkan harta, kedudukan, atau apa pun.”Arum mulai menuruni kapal. Dia berjalan didampingi Wojo yang barusan saja keluar setelah memeriksa semua barang.“Bagaimana perasaanmu? Kau sepertinya sangat bersemangat. Aku harap kau selalu seperti ini,” ucap Wojo. Dia melebarkan lengannya dengan tersenyum.“Aku akan selalu bersemangat,” balas Arum. Dia melingkarkan tangan kanannya di lengan kekar Wojo. Mereka berjalan menuruni kapal seperti sepasang suami istri yang sangat serasi. Ditambah, keduanya saling melempar senyum.“Arum?”Ardi tak percaya dengan penglihatannya. Setelah membaca surat Mawar. Dia segera mengemasi barang, menuju pelabuha
last updateLast Updated : 2022-02-18
Read more

Berharap Bertemu

Wojo tidak percaya dengan penglihatannya. Dia ternyata melihat sosok lelaki yang sangat mirip dengan seseorang yang barusan dia temui. Dia terus menatap foto yang memperlihatkan Pandu saat berada di kantor polisi. Wojo menarik napas panjang, mengatasi hatinya yang sangat terkejut."Ternyata dunia memang sempit, seperti apa yang aku katakan kepadanya. Dia adalah lelaki yang sudah menjadi kekasih Arum," batin Wojo masih terus mengamati foto Pandu hingga dia mengingat sesuatu yang sangat membuatnya resah. "Gawat!" Wojo spontan berdiri dari duduknya, menatap semua pesuruhnya yang terkejut melihatnya."Romo, ada apa?""Lelaki yang ada di foto ini tinggal di hotel yang sama denganku bersama Nyai. Dia tidak boleh bertemu Nyai. Sangat gawat. Kalian harus segera ke sana untuk mencarinya. Aku tidak ingin lelaki ini berada di hotel. Cari dia. Cepat lakukan!""Baik, Romo!"Semua pesuruh itu segera berdiri, lalu berjalan cepat keluar dari kafe. Sem
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Saling Merasakan

Arum mendadak melepaskan tangannya yang semula digenggam oleh Wojo. Dia mendengar teriakan seseorang yang sangat dicintainya menembus gendang telinganya. Namun, suara itu telah datang di arah yang berlawanan. Arum merasakan sosok Pandu berada dekat dengannya. "Lepaskan!" teriak Arum menghempaskan tangan Wojo dengan kuat, hingga dia berhasil melepaskannya. "Nyai. Apa yang kau lakukan?" "Aku mendengar Pandu berteriak keras memanggilku. Aku ... aku harus pergi ke sana," ucap Arum. Dia segera berlari dengan cepat meninggalkan Wojo yang sangat panik dan kebingungan. Dia benar-benar tidak ingin Arum berhasil menemui Pandu. "Arum!" teriak Wojo dengan keras. Dia segera berlari menyusul Arum yang sudah jauh dari posisinya. "Aku tidak akan pernah membiarkan Arum  berhasil menemui Pandu. Ini tidak bisa terjadi," gumam Wojo sembari mengamati sekitar. Wojo semakin menambah kecepatan larinya, hingga dia akhirnya be
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Menuju Rumah Selena

Arum dan pandu saling merasakan hati mereka sangat dekat. Namun, mereka masih kebingungan tidak mengerti dengan perasaan itu. "Harum. Aku sangat merasakan aroma itu. Bahkan jiwaku merasakan jika Arum berada di dekat sini. Tapi, apakah itu hal mustahil? Ataukah hanya khayalanku saja?" batin Pandu terus berusaha mengamati luar jendela yang terhalang oleh derasnya air hujan. "Mas Pandu. Aku merasakan jiwamu ada di dekatku. Tapi, aku rasa itu tidak mungkin. Bagaimana bisa kau ada di sini. Kau pasti sudah menikah dengan Sabrina. Karena memang kau tercipta untuknya. Bukan Untukku," batin Arum menundukkan kepala. Wojo yang berada di sebelahnya, hanya mengamati Arum tanpa berkata. Wojo pun terus berpikir, bagaimana caranya untuk membuat arum tersenyum. Walaupun itu adalah hal tersusah yang harus dia lakukan. Akhirnya selang beberapa menit, Wojo memberanikan diri untuk menepuk pundak Arum. Yang membuat kekasih Pandu itu akhirnya menolehkan
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

Kehilangan Jejak Kembali

Arum terus berlari membuka ruangan demi ruangan yang ada di dalam rumah Selena. Dia tidak menyangka ternyata memang Pandu benar-benar ada di sana. "Mas Pandu. Ternyata kau ada di sini. Mas Pandu!" teriaknya tiada henti. Sabrina segera mengejarnya dan berhasil menarik lengannya. Membuat Arum menghentikan langkah. "Jangan pernah mencari tunanganku. Kau tidak berhak melakukan itu. Apa kau tahu. Ada suamimu di sini. Kau seharusnya malu melakukan hal itu di depannya." Arum menampik tangan Sabrina dengan keras. Dia memberikan plototan yang sangat tajam. Sabrina membalasnya dengan hal yang sama. Keduanya ingin saling membalas. "Aku sudah memberitahukan kepada suamiku. Jika aku memang sangat mencintai Mas Pandu. Dan, dia terpaksa bertunangan denganmu  Kau sangat tahu jika lelaki itu sangat mencintaiku. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membalasmu!" balas Arum dengan tegas. Dia melewati Sabrina yang bergeming kaku menatapnya. "Arum, wait! S
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Kembali Ke Yogyakarta

Sabrina membutuhkan kehangatan dalam hatinya yang merana. Dia hanya ingin meluapkan rasa itu dengan semua hasratnya. Joko yang ternyata sudah lama mencintainya, hari ini melakukan dengan rasa. Bahkan sentuhan yang dia berikan membuat Sabrina mengerang  menikmati semuanya. "Ah ... Joko ..." Kehangatan yang diinginkan Sabrina, kini dia dapat dengan cepat. Bibir Joko dengan lembut, menelusuri semua lekukan tubuh Sabrina. Bahkan, sedikit gigitannya membuat Sabrina semakin mendesah, "Ah ..." Tanpa berpikir hal ke depan tentang  suatu hal yang dilarang ini, sama sekali Joko hilangkan dari pikirannya. Dia hanya ingin meluapkan rasa ingin memiliki wanita yang selalu dia jaga itu. Ini malam yang terasa indah Joko rasakan. Dia menghangatkan miliknya sambil menatap wajah Sabrina yang semakin berkeringat merasakan kenikmatan. "Sangat cantik ...," batinnya tersenyum. "Ah, Joko. Jangan kau lepaskan dulu. Joko! Aku masih Ingin menikmati
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Kembali Ke Kediaman

Ardi melihat Arum ternyata berada di kapal sangat mewah bebarengan dengan kapal yang mereka naiki di sebelahnya. Kapal yang memiliki kelas ekonomi. "Arum! Gawat! Dia tidak boleh bertemu dengan Pandu. Kenapa sesuatu tidak terduga di antara mereka selalu terjadi seperti ini?" ucap Ardi dengan gelisah. Dia tidak mau Pandu terus mendekati Arum. Hubungan itu menurut Ardi tidak akan pernah bisa bersatu. Dia harus mencegahnya. Demi kebahagiaan Pandu. Dengan cepat Ardi berlari. Dia mendekati Pandu dan segera menariknya untuk keluar dari pelabuhan. Mawar pun yang melihatnya, tidak mengerti kenapa Ardi melakukan hal itu. "Ardi. Kenapa kita harus terburu-buru seperti ini? Lihatlah! Kita berjalan sambil menabrak semua orang yang memberikan tatapan mengerikan karena kesal. Apakah aku harus tersenyum kepada semua yang kau tabrak itu?" ucap Mawar dengan kesal. Namun, Ardi tidak memberikan respon sama sekali. "Ardi, hentikan! Jangan seperti ini. A
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
PREV
123456
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status