Home / Rumah Tangga / Mertua Rasa Pelakor / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mertua Rasa Pelakor: Chapter 61 - Chapter 70

90 Chapters

Hotel Berhantu

( Menginap di Hotel )"Hidup itu seperti mengendarai sebuah sepeda. Untuk menjaga keseimbangan kamu harus terus bergerak."~ Albert Einstein ~*****"Sebaiknya kamu istirahat aja dulu, mungkin kamu itu kecapean." Aku membuatnya untuk berdiri, tetapi lagi-lagi Ambar bersikap aneh."Gak! Gak mau, kita tidur di kamarmu aja, ya!" serunya.Tiket sudah dipesan, mau tak mau aku batalkan dan membiarkannya hangus. Aku dan Ambar berjalan beriringan, langkahnya seperti orang ragu. Sebentar-sebentar ia berhenti, mengamati setiap jengkal rumahnya, lalu ketakutan lagi. Aku jadi bingung sendiri dengan tingkah lakunya malam ini.Sementara Fito masih di kamar Mbak Ina seperti biasanya, aku benar-benar semakin menjauh dari anak itu."Jul, nanti sebagian uangku, kamu simpen, ya." Ambar menyerahkan beberapa kartu ATM padaku. "PINnya dicatat biar gak lupa," sambungnya lagi.Ambar memberitahu PIN ATM miliknya, semua akses pribadinya. Bahkan, sampai tempat penyimpanan emas pun tak luput dari sebutannya. Satu
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more

Hotel berhantu (2)

( Hotel Berhantu )****Aku terbangun pukul tujuh malam, keadaan kamar begitu gelap. Fito tertidur pulas di sampingku, entah sejak kapan. Televisi masih menyala, membuat ruangan ini begitu temaram oleh pantulan cahayanya. Aku menyalakan lampu, dan membereskan sisa-sisa makanan yang ada di atas ranjang, bekas makan Fito tadi.Tidak ada panggilan ataupun pesan dari Pak Mamat, apakah dia tidak lapar? Aku bergumam sendiri. Kakiku melangkah ke kamar mandi, bersiap diri untuk makan malam dan ke rumah almarhumah Erna nantinya.Aku menyalakan kran air, memenuhi bathtub dan menaruh beberapa tetes esensial oil aromaterapi ke dalamnya. Aku berendam selama 15 menit sambil memejamkan mata, tidak lupa memutar lagu instrumen Fur Ellise dari Beethoven, untuk merilekskan tubuh.Namun, baru saja aku menikmatinya, suara ketukan terdengar dua kali. Aku membuka mata dan menajamkan pendengaran, sayup terdengar suara rintihan dari balik tembok kamar mandi ini."Siapa yang nangis itu, ya?" ucapku tanpa sadar
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more

Cibiran

( Cibiran Tetangga )*****Aku memandangi rumah Erna dari celah kecil yang ada di dapur. Ingin menangis sepuasnya, aku begitu merindukan Erna malam ini. Masa-masa sulit yang pernah aku lalui, teringat kembali. Hampir saja aku menangis, tetapi mendengar suara Fito buru-buru menghapus embun yang ada di mataku."Ma, udah." Fito mendekatiku."Iya, Nak. Ayo, kita ke kamar lagi.""Papa," ucapnya tiba-tiba. Aku mengerutkan dahi, seolah mengancam untuk tidak menyebutkan panggilan itu."Sudah malem ini, ayo, kita tidur!" sentakku.Namun, Fito malah berlarian ke ruang tamu, tempat berkumpulnya orang-orang tidak tahu malu itu. Mau tidak mau, aku pun mengikutinya."Hey, sini. Wah, sekarang gantengan, ya, anak papa!" Fito duduk di pangkuan Mas Bo'eng. Baru kali ini, Fito diperlakukan seperti itu."Fito abis dari mana aja?" Selidik mertuaku."Fito! Ayo, tidur udah malem!" bentakku."Wih, tumben sekarang bisa kasar sama anak, ya?" Mertuaku mencibir kembali."Ya, sudah! Mama mau tidur dulu," ujarku t
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Membungkam mulut nyinyir

( Membungkam mulut nyinyir )"Roda kehidupan berputar mengikuti porosnya. Semua akan merasakan pergantian status, meskipun dengan waktu yang lambat."~ Amoy Shanghai ~***Setelah selesai makan, aku dan Fito tak langsung pulang. Kami membeli beberapa buah dan sayuran untuk stok selama kami menginap, Pak Mamat sudah aku bekali uang untuk tiga hari ke depan. Merasa semua sudah cukup, aku memutuskan untuk kembali ke kontrakan.Hanya 15 menit jarak tempuh, memasuki area kontrakan, aku langsung memarkirkan kendaraan roda dua ini. Semua mata memandang kami, ketika kaki ini turun dari mobil sport milik Ambar.Sengaja aku hanya memanggil Bang Avan, lalu menitipkan padanya untuk dibagikan ke semua tukang ojek yang ada di pangkalan saat itu."Wah, terima kasih banyak, Mbak. Kok, jadi merepotkan begini? Sayang, loh, uangnya." Bang Avan membawa sepuluh bungkus sekaligus di kedua tangannya."Gak apa-apa, Bang. Sekali-kali, mumpung lagi ada rejeki. Ini semua halal, kok," sindirku untuk para lelaki
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Mengambil Jimat

( Mengambil Jimat )"Jangan pernah mengotori hati dengan kebencian. Sebab, jika kita membenci seseorang dan orang tersebut tidak merasa, hati kita yang akan semakin sakit saat melihatnya tertawa bahagia."~ Amoy Shanghai ~***Pintu rumah Pak RT terbuka lebar, ia dan istrinya begitu terkejut saat melihatku. Ya, siapa pun tidak akan kaget saat bertemu denganku, perubahan yang begitu mencolok membuat siapa saja bertanya-tanya."Permisi, Pak, Bu." Suami istri itu langsung berdiri dari tempat duduknya. Menyalami dan menyuruhku untuk masuk."Loh, Mbak July, toh? Saya kira siapa," sapa Bu Salma. Matanya tak lepas dari pakaianku."Ada perlu apa, ya, Mbak?" tanya Pak RT Nimong padaku."Itu, saya mau nanya. Kunci rumah Erna, apa benar masih di sini?" Aku langsung mengutarakan maksud dari tujuanku datang menemui mereka."Iya. Memangnya kenapa, ya?" tanyanya lagi."Bang Wendra ke mana, Pak? Saya ada pesan dari almarhumah Erna, jenat menyuruhku untuk mengambil sesuatu di atas plafon kamarnya." Ak
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Sebuah Tipuan

CINTA ABADIKini,Semua telah berlaluMelebur menjadi satuDalam kenangan masa laluDi sini,Pada suatu senjaKita pernah membagi ceritaDalam tangis juga bahagiaKau,Cinta pertama bagikuLelaki terbaik dalam hidupkuMeski takdir telah menipukuLewat goresan tintaKurangkai aksara menjadi sebuah baitHanya untuk ungkapkanBetapa aku masih memiliki rasaUntukmu pemilik rasa,Berjuanglah semampu yang kau dapat.Jika memang istirahat adalah jalan terbaiknya,Maka ... menyerahlah pada-Nya.~ AmoyShanghai ~*****Jam sembilan pagi, aku bangun tidak langsung keluar kamar. Aku dan Mas Bo'eng bercanda, sudah lama kami tidak sedekat ini. Hati tak dapat dibohongi, aku merasakan kebahagiaan tersendiri di pagi ini."Kalian mau makan apa? Biar aku yang masak," tanyanya.Aku dan Fito saling pandang, semoga saja semua ini bertahan lama. "Ayam goreng!" seru Fito sambil mengacungkan telunjuknya ke atas.Door! Door! Door!Gedoran pintu, membuat kami berhenti bersuara. Ya, siapa lagi yang melakukan itu
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more

Tak terduga

( Kematian Ambarwati )*****"Semua yang hidup, pasti akan mati. Mati karena takdir dari Tuhan, ataupun mati dari ulah kita sendiri."~ Amoy Shanghai ~*****Aku mengurung diri di dalam kamar, Fito tak lagi kupedulikan. Rasa benci kembali merasuki hati dan pikiranku, hingga membuat diri ini lupa akan tanggung jawab kepada anak semata wayang.Jam tiga sore, Azam datang membawa bingkisan untuk Fito. Anak itu sepertinya tahu diri, melihatku sedang bersedih ia tak menggangguku. Bahkan, saat Azam datang pun aku tetap di dalam kamar.Rasa haus membuatku mengalah, lalu berjalan keluar kamar menuju dapur. Tanpa sengaja, mataku dan Azam saling bertemu. Membuatku menunduk seketika. Fito duduk dipangkuan Azam sambil menonton YouTube. Sudah jam segini pun, Mas Bo'eng belum juga kembali. Yang aku khawatirkan bukan dirinya, tetapi mobil Ambar."Tuh, lagi galau!" ledek nyonya besar itu, saat melihatku melintas ke arah dapur.Aku meneguk segelas air dingin, membasuh kerongkongan yang sejak tadi menge
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Ungkapan Rasa

( Ungkapan Rasa )*****Perjalanan kali ini, adalah perjalanan termanis untukku. Sepanjang perjalanan, Azam tak hentinya memberikan perhatian padaku secara tidak langsung. Benar. Aku begitu menikmatinya, terkadang aku malu dengan perasaanku sendiri. Apa lagi, aku sudah mempunyai Fito. Akan tetapi, cinta masih tersimpan untuk lelaki itu.Aku, Fito, dan juga Azam duduk di bangku tengah. Sementara Pak Mamat mengemudikan kendaraan tentu saja."Kalau ngantuk, bilang aja, ya, Pak," ucap Azam."Iya, Mas." Pak Mamat menjawab sambil melihat kaca spion yang ada ditengah."Kamu tidur aja, kan, masih jauh?" ujar Azam padaku. Fito sudah terlelap sejak tadi."Aku gak bisa tidur, kepikiran Ambar terus. Aku juga belum membayar upah jaga untuk Mbak Ina," lirihku. Menyesali kenapa tidak membayar upah sebelum pulang kemarin.Ya, memang Ambar pernah bilang, gaji Mbak Ina adalah tanggung jawab dirinya. Meskipun tambahan mengasuh Fito. Akan tetapi, aku merasa terbebani saat ini. Walaupun kemarin sempat mem
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

pengorbanan

(Pengorbanan)****Aku merasakan sakit yang teramat di kepalaku, entah sejak kapan aku tertidur. Aku mengedarkan pandangan ke ruangan ini. Ada Azam yang tengah tertidur di pinggir ranjang. Apakah aku di rumah sakit? Kenapa? Aku mencoba untuk bangun dan menyenderkan tubuhku, tetapi tidak bisa. Lemas. Azam terbangun dari tidurnya, lalu kaget melihatku sudah membuka mata."July, kamu sudah sadar?" tanyanya."Aku kenapa?" tanyaku dengan heran."Tadi kamu pingsan setelah menjerit-jerit," terang Azam.Pingsan? Apakah benar? Apakah aku sehancur itu?"Fito di mana?" tanyaku lagi."Ada sama Pak Mamat. Oh, iya. Tadi, suami kakakmu datang menjenguk. Sikapnya aneh, aku gak suka sama dia." Butuh waktu untuk mencerna kata-kata Azam barusan. Suami kakakku? Aku mencoba mengingat siapa yang dimaksud olehnya.Tiba-tiba saja, ingatanku berhenti pada lelaki bajingan itu. "Mau apa dia? Aku muak dengan lelaki itu! Dia membohongi kakakku dan istrinya.""Istrinya?" Azam seperti tidak percaya."Iya. Dia masih
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

bertemu dg keluarga

(Bertemu dengan keluargaku)*****Kami sampai di klub malam The Angel, segel polisi masih membentang di sana. Menyisakan puing-puing dan kenangan. Polisi menyimpulkan bahwa kebakaran itu terjadi karena arus listrik, tetapi warga meyakini kejadian itu adalah ulah dari jin junjungan Ambar."Besok, aku mau ngurus semuanya. Permintaan Ambar sebelum aku pulang kemarin, ia ingin membagikan sebagian hartanya untuk Eka, istri dari Ibal yang tak lain adalah suami kakakku.""Iya. Kita makan dulu, yok." Aku mengangguk. Sudah waktunya makan siang ternyata, pantas aja perutku berbunyi."Makan apa?""Apa aja.""Azam ..., apa kamu sudah memberitahu Lisa?""Memberitahu tentang apa?""Ish! Ya, tentang kamu gak pulang nanti lah," jawabku."Oh, iya nanti. Aku kenapa, ya. Kalau dekat kamu, bebanku sedikit berkurang rasanya.""Kok, gitu? Kamu jangan buat aku baper terus lah, nanti aku makin gak bisa move on. Hahaha.""Sejujurnya, aku yang belum move on sama kamu, Jul. Kenapa sih, aku gak bisa ngelupain ka
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status