Hida keluar dari kamar rawat adiknya dan melihat sosok pemuda yang tidak kalah sedih dengannya. Hida duduk disampingnya lalu menepuk pundak Arie, pemuda itu tampak kacau. Dia menangis dan terus menyalahkan dirinya. “Makasih ya, Rie. Udah bawa adik gue ke sini. Rie, mending lu katakan yang sejujurnya ke adik gue, kalau lu suka sama dia. Jangan lu pendam lagi, Rie. Kalau kalian pacaran, lu lebih leluasa jaga dia di sekolah dan gue enggak merasa khawatir lagi.” “Iya, Kak. Gue bakalan bilang tentang perasaan gue ke Irena.” Arie masuk ke dalam ruang rawat gadis chubby-nya menatap Irena yang kini sedang tidur lelap, setelah Dokter memberinya obat. Arie memegang tangan Irena dan mengelus poni yang menutupi dahinya. Dia tersenyum kecil, sudah saatnya perasaan yang selama ini dia pendam diungkapkan. “Ir, bangun ya … kalau kamu enggak bangun aku bakal cium kamu.” Arie mendekatkan wajahnya ke wajah Irena lalu dengan lembut mencium bibir gadis
Baca selengkapnya