"Hm, ya, tadi Bibi melihat Pak Bimo, sekitar sejam yang lalu. Tapi sekarang ia sudah pergi, dan menitipkan ini pada saya, untuk Ibu." Dengan sopan wanita itu menyerahkan selembar kertas putih pada Luna. Dengan tangan sedikit bergetar Luna lekas menyambar kertas itu. Luna pun langsung membuka lipatan kertas itu, dan dengan cepat membacanya. "Dear My Lovely, Luna istriku yang cantik. Maaf aku harus pergi. Bukannya aku lancang tak berpamitan padamu, tapi ini kulakukan karena aku tak ingin menangis di depanmu. Tapi aku sudah berpamitan tadi dengan Deandra, bunga kecilku. My Lovely, aku ingat janji kita, tentang pernikahan kita yang hanya sementara saja. Tapi aku mohon, biarkan suatu saat aku kembali menemui kalian berdua. Saat dimana aku sudah meraih apa yang aku impikan selama ini, dan pastinya akan kupersembahkan seutuhnya untukmu dan Deandra. Aku tak ingin membuatmu
Read more