All Chapters of GARA-GARA NOTIFIKASI SMS BANKING SUAMIKU: Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

Bab 51

Bab 51"Kamu tahu nggak siapa lelaki itu?" tanya Irfan menyelidik. "Nanti saya selidiki lagi, Pak." Kemudian sambungan telepon pun terputus. Arya telah berhasil membuntuti Sherina. Dari keterangannya, membuat Irfan dan Anggi diskusi untuk menyelidiki lebih dalam lagi. Ini tentang dendam kesumat, pasti di hati Sherina berkeinginan membalas apa yang telah diterima oleh Karin. Itu semua dugaan Anggi dan Irfan untuk sementara ini. Begitu juga dengan Anggara Pratama yang menduga semua ulah keluarga dari Karin."Aku semakin yakin, tapi kita harus memiliki bukti akurat. Kamu ada ide nggak, Mas?" tanya Anggi pelan, ia khawatir mamanya mendengar pembicaraan. Sebab, mereka tidak menginginkan Gita cemas berlebihan.Irfan berpikir sejenak, ia tidak mungkin mencari tahu sendirian. Tiba-tiba Anggi mengusulkan ide. "Bagaimana jika saranku waktu itu kita tanyakan kembali pada Sherina, yang menyuruhnya datang ke sini, Mas,"
Read more

Bab 52

Bab 52"Sherina, kok bisa tahu alamat rumahku?" tanya Anggi ketika Sherina mendekati."Tahu dari Pak Alex. Tadi sengaja nggak bilang dulu, biar surprise," ucap Sherina membuat Anggi cemas.Anggi menatap wajah suaminya. Ia takut bila kekhawatirannya terjadi. Kemudian, mereka mempersilakan Sherina masuk ke rumahnya. Ia juga diizinkan menggendong keponakannya, yaitu Fachri."Ya ampun, kamu ganteng banget, kayak papanya," celetuk Sherina tak mempedulikan perasaan Anggi. Kemudian, ia disuguhkan minuman dan cemilan.Irfan yang sedikit canggung pun masuk, karena kehadiran Sherina dikhawatirkan membuat hubungannya dengan Anggi renggang, sebab kemiripannya bisa dibilang antara 60%. Namun, tentunya ada perbedaan. Orang kembar saja ada perbedaannya, apalagi ia beda satu tahun.Mereka bermain, meskipun khawatir, Anggi dapat menutupi perasaan itu. Namun, tidak dengan Irfan. Ia lebih memilih masuk ke dalam dengan alasan
Read more

Bab 53

Bab 53Irfan berencana melacak simcard tersebut melalui rekan yang ahli dalam hal ini. Ada yang harus ia selidiki, wanita yang baru saja hadir di tengah-tengah keluarga Pratama."Minggu pagi kita selidiki ya, sekarang kita lupakan dulu masalah teror, kasihan Fachri ingin bermain dengan mamanya," ucap Irfan."Iya, Mas. Kita harus selidiki besok. Cari tahu siapa pemilik simcard tersebut." Anggi setuju. Kemudian, mereka melupakan sejenak masalah yang ada. Sungguh pelik, tapi itulah masalah yang harus mereka hadapi, dan mereka harus menerima kenyataan ini.Keluarga Pratama berliburan ke luar, hanya sekadar jalan-jalan mengajak Fachri bermain. Namun, mereka tetap diawasi oleh bodyguard. Memang mereka seperti diikuti oleh seseorang. Namun, tiap kali mereka menoleh, tidak ada seseorang yang mencurigakan. "Mas, orang yang mengikuti kita itu pasti bukan Sherina, tapi ia disuruh olehny
Read more

Bab 54

Bab 54 Mereka bertiga terbelalak mendengar Sherina bertanya, tapi akhirnya Alex bangkit dari duduknya, dan meminta Sherina segera kembali ke kantor. Sudah saatnya bekerja, jadi Sherina pun tidak dapat memaksa Anggi dan Irfan untuk bercerita. Sementara Anggi dan Irfan kembali ke kantornya. Hari ini mereka hanya sia-sia, sebab tidak mendapatkan hasil sedikit pun.  Setelah tiba di kantor. Mereka bekerja seperti biasa, membereskan berkas yang sudah tertumpuk untuk ditandatangani. "Jam makan siang nanti aku ingin bicara dengan Sherina dari hati ke hati, siapa tahu wanita dengan wanita dapat bicara baik-baik," tutur Anggi. "Aku setuju, Sayang. Semoga dengan ini ia mengakui segala kesalahannya," timpal Irfan. Mereka melanjutkan pekerjaannya lagi, dan berusaha fokus pada kerjaan dulu, masalah pribadi bisa diurus nanti. Sementara itu Anggara Pratama yang masih menghandle urusan perusahaan yang di Jogja p
Read more

Bab 55

Bab 55  Jelas Sherina marah, sebab tanpa bukti akurat ia melayangkan tuduhan. Kemudian, Sherina disuruh Anggi untuk tetap tenang. Ia tidak mau ribut juga di cafe orang. Akhirnya Sherina duduk kembali, dan mencoba menghela napas panjang.  "Saya menemukan simcard di halaman rumah, itu ditemukan ketika kamu pulang, Sherina," ucap Anggi sambil memberikan ponselnya yang sudah diisi simcard penerornya.  Kemudian, Sherina membaca seluruh chat dari si peneror, ia menelan ludah, sesekali matanya menatap Anggi.  "Sampai seperti ini? Ada yang meneror keluargamu, Mbak? Lalu kalian sekeluarga menuduh saya sebagai pelakunya? Dengan dalih karena kakak saya adalah pelakor? Gitu, kan maksudnya?" celetuk Sherina. Ia justru tidak terima atas tuduhan yang ia layangkan.  Ada telepon berdering di simcard satunya, panggilan masuk dari aya
Read more

Bab 56

Bab 56Sherina sontak mematikan sambungan teleponnya, ia juga terkejut dengan ucapan orang yang tak dikenal olehnya."Sherina, apa maksudnya?" tanya Anggi menyorotnya penuh.Sherina menggelengkan kepalanya seraya tidak mengerti maksud penelepon tadi. "Saya juga nggak kenal, Mbak!" sanggah Sherina dengan suara yang lantang. Ia mengusap layar ponselnya. Lalu menghubungi penelpon tadi."Nggak usah ngelak lagi, itu tadi sudah bukti bahwa kamu memang menyuruh orang untuk meneror keluarga kami," tukas Anggi. Ia melipat kedua tangannya dengan disertai senyuman."Nggak, ini salah paham, aku yakin orang tadi sengaja memperkeruh keadaan," timpal Sherina tetap mengelak tuduhan yang dilayangkan Anggi."Saya ingin Anda menjelaskan ini semua di kantor polisi," celetuk Anggi berani. Sherina menatap Anggi dengan kedua alis ditautkan. Lalu ia menghentikan menghubungi orang misterius tadi."Mbak, ini fit
Read more

Bab 57

Bab 57 "Dia di kantor? Atau di rumah?" tanya Irfan pada Arya. "Masih di kantor, tapi sudah mau pulang, Pak," jawab Arya. "Kamu ikuti terus, nanti tolong kabari saya," timpal Irfan. Kemudian telepon pun terputus. Seandainya hidup tanpa masalah, mungkin kehidupan Anggi dan Irfan sangat bahagia. Namun, itulah hidup berumah tangga, ada empat yang sering membuat guncangan dalam berumah tangga. Pertama wanita, biasanya diuji dengan datangnya wanita lain, seperti waktu Irfan kepincut Karin. Kedua, terkadang dari sakit, jika diuji dengan diambilnya nikmat sehat, maka akan menyadari bahwa yang merawat itu adalah yang setia. Ketiga, dari keluarga, ada orang-orang yang diuji dari tidak disetujuinya dengan keluarga. Terakhir keuangan, goncangan keuangan bisa membuat hancur rumah tangga, dari sinilah kesetiaan juga bisa diuji. "Mas, kamu capek nggak begini terus? Kapan bahagianya sih, Mas?" tanya Anggi sambil menyandarkan kepalanya di b
Read more

Bab 58

Bab 58"Sayang, jangan gegabah ya, tolong jaga sikap!" suruh Irfan pada istrinya. Ia tidak ingin Anggi tersandung akan masalah lain. Irfan khawatir dengan istrinya yang mudah tersulut emosi. Anggi menghela napas panjang, lalu mengembuskannya supaya emosinya reda. Kemudian, ia membuka seat belt untuk segera turun. "Aku sudah tidak emosi, Mas, ayo kita samperin aja!" ajak Anggi sambil menarik pergelangan tangan Irfan. Padahal mesin mobil pun belum ia matikan.Mereka berdua menghampirinya, dan menyapanya baik-baik."Hai, Satrio!" Pertama yang disapa wanita yang sempat sengaja ditukar oleh ayahnya sendiri itu Satrio, teman sekampungnya."Loh, Anggi! Kamu kok di sini?" tanya Satrio keheranan. Hari telunjuknya menunjukkan bahwa ia benar-benar terkejut."Bos kamu itu teman baik Papaku," jawab Anggi sedikit congkak.Mata Satrio menyipit, seraya kebingungan dengan ucapan Anggi.
Read more

Bab 59

Bab 59 "Mas, ayo kita ke rumah sakit!" ajak Anggi. Wajahnya terlihat panik, seketika masalah peneror pun dilupakan olehnya.  "Siapa yang sakit, Anggi?" tanya Irfan dan Alex berbarengan. "Aku juga nggak tahu. Tapi, feelingku mengatakan Fachri yang sakit," ucap Anggi menerka-nerka. Padahal Fachri anak selingkuhan suaminya, tapi ia sudah sangat sayang pada Fachri. Anggi seperti memiliki ikatan pada Fachri, batin dan feelingnya selalu tepat, meskipun ia bukan anaknya. Fachri itu tidak berdosa, jadi tidak ada kata anak selingkuhan untuk Fachri di mata Anggi. "Saya ikut, ya!" celetuk Alex. "Nanti kantor biar diurus oleh Satrio dan Sherina." Alex berdiri sambil memakai jas. Anggi dan Irfan mengangguk, lalu bergegas ke Rumah Sakit Sentosa. Mereka bertiga dengan mobil yang berbeda. Anggi ikut bersama dengan Irfan, sedangkan Alex berangkat dengan sopirnya. Perjalanan rumah sakit cukup jauh. Anggi menyuruh Irf
Read more

Bab 60

Bab 60  Irfan membuntuti lelaki berjaket hitam, memakai topi dan masker. Persis yang pertama kali dicurigai di rumah sakit ketika almarhum Irgi Pratama dilarikan di rumah sakit. Langkah Irfan semakin cepat untuk meringkus peneror tersebut.  Hingga keluar dari lorong rumah sakit, ia terus mengejar lelaki tersebut. Para pasien, suster, dokter yang menyaksikan keduanya berlari pun menyoroti mereka. Bahkan Irfan sempat menabrak suster yang berpapasan.  Angga dan Alex pun akhirnya datang dan menghalangi lelaki itu.  Buk!  Irfan menendang bahu lelaki itu ketika ia sudah dihadang oleh mertuanya. Irfan bukan pengecut yang satu lawan tiga. "Pah, biarkan aku yang menghadapi orang ini. Satu lawan satu," ucap Irfan.  Mereka berdua pun mundur. Kemudian, mereka saling beradu aksi. Namun, karena d
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status