All Chapters of GARA-GARA NOTIFIKASI SMS BANKING SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30

72 Chapters

Bab 21

Bab 21"Maksudnya cucu, Eyang ...." tanyaku terputus. Kedua alisku ditautkan ketika eyang ucap seperti itu. Kemudian, ia mendekatiku, lalu duduk di sebelah dan merangkul layaknya teman."Iya, Eyang sudah tahu semua, kamu itu cucu saya yang asli, iya kan?" tanyanya balik. Kutengok ke arah Mas Irfan yang terlihat sedih, ia mundur perlahan dari kami.Aku juga tidak habis pikir, perbuatan papa sebenarnya sangat menyakitkan. Mas Irfan pasti sangat minder ketika ia tahu bahwa Mas Irfan hanya orang asing."Eyang, Eyang tahu dari mana?" tanyaku menyelidik. Papa pun turut mendekati, sepertinya ia ingin tahu juga.Kemudian, eyang memanggil seseorang dengan teriakan. "Dody!" teriaknya.Tidak lama kemudian muncul seorang lelaki memakai jaket biru celana jeans dan menggunakan topi."Loh, ini kan yang semalam ada di dekat UGD, ia ponselnya jatuh, lalu pergi dengan tergesa-gesa," terang Papa Angga. Eyang pun
Read more

Bab 22

Bab 22POV IrfanHatiku hancur ketika tahu bahwa aku bukan darah daging Papa Angga. Rasanya harapan menjadi penerus keluarga Pratama sirna dan hancur. Kini aku bukan siapa-siapa keluarga Pratama, pasti setelah ini mereka akan menendangku jauh-jauh, apalagi Anggi yang telah disakiti ternyata ia adalah anak Papa Angga. Pantas saja selama aku menikah dengannya, tidak pernah sekalipun Papa memarahinya, ternyata ini alasan yang selama ini ditutup-tutupi.Setelah ini, Anggi akan bertepuk tangan, lalu mengusirku dengan penuh kebahagiaan. Ia pasti tertawa dengan apa yang pernah kulakukan padanya. 'Ya Tuhan, hamba sangat menyesal telah mengkhianatinya, adakah kesempatan satu kali lagi untuk mengobati hatinya yang luka?' gumamku dalam hati.Setelah Papa menceritakan sedikit intinya, kami malah diusir oleh Anggi. Ia begitu shock mendengar penuturan Papa Angga. Aku pikir ia akan bahagia setelah tahu bahwa ia adalah anak penerus keluar
Read more

Bab 23

Bab 23POV IrfanSetibanya di kantor, aku, Papa Angga, dan Eyang Irgi langsung ke ruangan. Ruangan kerja yang dikhususkan untuk Papa Angga."Pah, apa Papa yakin Alex akan datang?" tanya Papa Angga."Ya, yakin sekali, Papa penasaran dengannya, kenapa ingin menghancurkan perusahaan ini, perusahaan yang telah Papa bangun lama." Eyang sangat penasaran motif dari Pak Alex.Kemudian, selang setengah jam, Pak Alex pun datang. Ia bicara dan berperilaku layaknya seorang sahabat yang benar-benar prihatin akan terpuruknya teman karibnya. Padahal di hatinya mungkin sedang tertawa, menertawakan keberhasilannya."Hei, ada apa ini kawan?" tanyanya ketika baru saja datang, ia mengulurkan tangannya dan mengecup punggung tangan eyang yang sedang duduk di samping Papa Angga."Duduk Alex!" suruh papa dengan nada datar. Kusorot mata eyang, ia tampak mengingat-ingat wajah Pak Alex yang kini sudah berada di hadapannya.
Read more

Bab 24

Bab 24 POV Karin Kali ini aku dipaksa ke rumah sakit. Pak Alex terus menerus mengancam ketenangan keluargaku. Sebenarnya lelah menjalankan tugas seperti ini. Rasanya ingin kusudahi semuanya.  "Kamu harus mengalihkan mereka di rumah sakit, aku ingin acak-acak kantornya," suruh Pak Alex. Aku menghela napas berat. Sebenarnya ia sudah terlalu banyak membuatku ikut masuk pada dendam yang ia pendam.  "Baik, Pak, setelah ini, saya mohon, izinkan saya pergi dan tidak ikut campur lagi dengan urusan Pak Alex. Kasihan keluarga saya," lirihku.   Seandainya Pak Alex melepaskan aku, rasanya lelah melakukan tugas yang tidak sesuai dengan hatiku. Ya, aku benar-benar sudah mencintai Mas Irfan.  "Selesaikan tugasmu, uang yang saya berikan sudah terlalu banyak, masih belum cukupkah?" tanya Pak Alex. Kalau disuruh mengemba
Read more

Bab 25

Bab 25 POV Anggi  "Pah, jangan gitu ah, memangnya Pak Alex tak punya hati nurani sampai nekat menghilangkan nyawa Karin beserta bayi yang di kandungnya?" Aku berusaha menghilangkan perasaan menduga-duga yang tidak jelas pada Papa Angga.  "Ya, memang terlalu jahat sih kalau itu memang benar, tapi tidak ada salahnya kita berhati-hati terhadap Alex," jawab Papa Angga.  Kami semua duduk, tidak langsung ke rumah sakit yang disebutkan pihak kepolisian. Kulihat Mas Irfan mengecup jarinya seraya cemas. Lalu mata ini pindah menatap wajah Mama Gita yang sama seperti Mas Irfan.  "Kalian khawatir dengan bayi di kandungannya Karin?" tanyaku menyoroti keduanya.  Kemudian, Mas Irfan membuang jarinya dari mulutnya lalu menghampiriku.  "Tidak seperti itu, aku memikirkan apa kecelakaan i
Read more

Bab 26

Bab 26POV Eyang IrgiFlashback ketika di rumah sakit.Sosok Karin mengejutkanku. Ia memberikan kabar bahwa dirinya tengah hamil anaknya Irfan. Namun, aku harus bertindak, aku suruh orang-orangku mencari tahu informasi mengenai Karin.[Kamu cari tahu wanita ini, tentang keluarganya juga, setelah mendapat informasinya, segera balas chat ini. Jangan telepon! Setengah jam harus sudah dapat. Sebar ke beberapa anak buahmu di daerah.] Aku kirim chat ini pada salah satu orang kepercayaanku dengan melampirkan foto Karin.Hanya selang lima belas menit, informasi itu sudah kudapatkan.[Pak Santoso, selaku kepala daerah, akan segera terjun ke rumahnya. Kebetulan, ia dekat dengan rumah ibunya Karin.] Balasan chat dari Jordi sampai.[Informasikan ke Santoso, bawa keluarganya ke tempat aman, perlakukan dengan baik.][Baik, Pak.]Sepuluh menit kemudian, Santoso gantian menghubungiku.
Read more

Bab 27

Bab 27 POV Alex  "Sudah saya laksanakan, Bos," ucap Regi melalui sambungan telepon.  "Oke, setelah itu, ikuti kata-kata saya, kamu harus mengikuti mobilnya Karin dan pastikan ia mati," tekanku.  "Siap, Bos," jawabnya kemudian telepon pun aku putus. Ya, urusan Karin sudah beres, anak buahku sudah menyabotase mobilnya dengan memutuskan kabel rem. Sekarang saatnya aku menginjakkan kaki ke rumah sakit, untuk mengelabui ketiga lelaki itu. Saat ini posisiku sudah mendekati rumah sakit, jadi inilah saatnya agar Karin tidak jadi bercerita pada mereka.  Setelah aku berhasil membuat mereka ketakutan, akhirnya kulihat mereka datang ke rumah sakit. Ya, aku berada di depan menyaksikan betapa paniknya mereka.  Katanya orang kaya raya, keluarga Pratama yang dulu membodohi orang lain, kini ia dibodohiku. Rasany
Read more

Bab 28

Bab 28 POV Anggara  Ketika hendak ke kantor, aku pun sudah berbisik pada Rendi untuk membantu mencari Karin. Ia harus ditemukan, sebagai saksi kunci atas kebusukan Alex. Hanya dia yang tahu motif apa yang membuat Alex menghancurkan perusahaan dan rumah tangga kami jadi kacau.  "Rendi, tolong kerahkan anak buahmu untuk mencari keberadaan Karin, saya khawatir ia mati sebelum memberikan informasi padaku," suruhku pada anak buah setelah mengetahui bahwa Karin telah dipindahkan ke rumah sakit.  "Pak, kalau ini dilakukan sengaja, itu artinya mereka tidak mungkin membawa Bu Karin ke rumah sakit, saya akan pastikan Bu Karin ditemukan secepatnya." Rendi yang sedang mengawal anak dan istriku pun pergi. Ia akan mengawal mereka sampai rumah, setelah itu turut mencari keberadaan Karin.  "Baiklah, kalau gitu dipecah saja, anak buah Papa Irgi
Read more

Bab 29

Bab 29 POV Anggara  Aku menunggu jawaban dari dokter yang menangani Karin. Semoga saja ia dan bayinya selamat.  "Baiklah, Pak. Sudah dua jam kurang lebihnya Bu Karin tidak sadarkan diri, saya akan membawanya ke ruang ICU, Bu Karin koma, Pak. Kami tidak dapat prediksi apakah bayi yang ia kandung akan bertahan lama atau tidak, tapi, sekuat tenaga kami, akan memberikan asupan nutrisi melalui selang infus Bu Karin," ungkap dokter membuat Irfan seketika terperangah.  Aku tahu ia masih berat pada bayi yang dikandung oleh Karin. Meskipun sebagai orang tua kandung Anggi, aku pun dapat merasakan ketika menjadi sebagai calon ayah juga. Ia pasti masih mengharapkan bayi itu selamat dan dapat melihatnya ke dunia.  "Terima kasih, Dok, kalau begitu, saya akan urus administrasi untuk ke ruang ICU." Dokter pun mengangguk lalu meninggalkan kami u
Read more

Bab 30

Bab 30 POV Anggi  "Selamat pagi, Mbak. Saya adalah sekretaris Irfan Pratama yang baru. Jadi gini, kemarin ada kesalahan pada jadwal meeting itu karena sudah dimanipulasi oleh seseorang pesaing bisnis kami, yang sengaja mengancam sekretaris yang bernama Karin. Kalau tidak percaya, silakan cek berita terkini mengenai Alex Subroto, ia kini menjadi buronan polisi," jelasku ketika menghubungi salah satu vendor.  "Oh, baik, Mbak, saya akan coba bicarakan ini kepada atasan kami, nanti akan dikabari segera mengenai kerjasama yang telah terlanjur diputus," jawabnya. Aku menghela napas lega. Kemudian, menghubungi perusahaan-perusahaan lainnya yang sudah diberikan oleh Elin.  Tidak lama kemudian, Eyang Irgi menghubungi Papa Angga. Ia ingin menceritakan mengenai sedikit tentang Pak Alex. Namun, ia bilang akan cerita setelah tiba di Jakarta.  
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status