Home / Romansa / Pesona Bodyguard CEO Cacat / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pesona Bodyguard CEO Cacat: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Ketahuan

Langkah kaki jenjang ber-sepatu hak tinggi itu begitu yakin menuju ke lobi sebuah hotel bintang lima, disana dia berhenti, berbicara dengan seorang pria dengan gaya menawan. Pria yang menjadi teman cerita ketika prianya sedang sibuk bekerja. Ya, Amanda sedang bertemu dengan Adrian, ini pertemuan yang kesekian kalinya, dalam diam dan rahasia, karena hubungan mereka memang rahasia. “Sorry, aku datang lambat. Ini karena putriku agak rewel tadi.” Amanda berbicara pada Adrian dengan lenggok manja dan menggoda.Adrian tersenyum dan menatap wajah kekasihnya dengan segenap rasa cinta. “Tidak mengapa, bisa bertemu saja, sudah membuatku bahagia.” “Tapi, Ad. Kamu yakin di sini aman?”“Tentu, tidak akan ada yang tahu kalau kamu kesini. Jangan khawatir.” anak rambut yang menutupi wajah Amanda diselipkan ke belakang telinga. Wanita beranak satu itu tetap menawan seperti dulu, saat merekamasih duduk di bangku kuliah. “Kalau aman, aku bi
Read more

Tawaran Pekerjaan

3 tahun berlalu Seorang pria dengan wajah murung sedang duduk di atas kursi roda, wajahnya dihiasi jambang yang lama tidak bercukur, badannya kurus seolah sakit parah. Aura suram di raut mukanya, seperti keadaan kamarnya yang tidak bercahaya. Urat-urat lengannya yang dulu timbul hanya dengan sedikit gerakan, sekarang seolah ikut menyusut bersama badannya yang semakin kurus kering.  Rambutnya panjang sebahu, sedikit acak-acakan, sorot matanya tajam tapi penuh kebencian. Menjalani hidupnya sekarang seolah tidak ada tujuan. Sudah dua kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, mengores lengannya dengan pecahan kaca. Sudah dua kali juga kaca di dalam kamar besar itu diganti, dan sekarang tidak dipasang lagi.   “Tina...” Nyonya Margaret memanggil pembantunya yang sedang mencuci piring-piring kotor di dapur.  “Iya, Nyonya.” Tina datang setelah membersihkan tangannya dari busa sabun.  “Saya mau keluar, ada hal penting
Read more

Deal?

Elaine tersenyum tipis, jatuh cinta dengan pria berantakan seperti ini? Yang benar saja. “Bagaimana? Setuju dengan syarat saya?” Margaret melepas kacamatanya, menunggu jawaban dari Elaine. Gadis itu menggembungkan pipinya. Berpikir lagi, apa ini tidak merugikan ia nanti? “Jangan khawatir, tiap bulan kamu tetap terima gaji, bonus belanja akan saya tambah kalau ada perkembangan yang progresif pada putraku.” “Apa saya harus tidur dengan putra anda, Nyonya? Satu kamar?” “Yes, tentu saja. Jangan berpikir terlalu jauh, dia tidak akan menyentuhmu, kamu bukan seleranya, dan dia tidak bisa menggerakkan kakinya. Tentu saja karena ia lumpuh.” ada rasa lega dalam hati Elaine.  “Baiklah, saya terima kerja ini,” “Good, saya yakin kamu akan menerimanya, saya tahu kamu butuh uang yang banyak untuk membeli kembali rumah itu.” Elaine terkesiap mendengar ucapan dari wanita angkuh di depannya. “Bagaimana Anda...” “Tentu sangat mudah u
Read more

Mulai Bekerja

Edwin memegangi kepalanya yang sudah berdarah. Ia meringis kesakitan. Elaine segera berlari menuju ke kamarnya, ia mengambil tas ranselnya, jaket hoodie diambil dan sepatu kets miliknya juga diambil. Tas selempang dan ponsel juga dibawanya. Elaine berlari meninggalkan rumah sewanya. Ia menuju ke jalan besar.  “Tunggu, El!” jeritan dari Edwin tidak dihiraukannya, ia tidak mau membahayakan keselamatan dengan terus berada di rumah itu. Edwin sudah berani masuk ke dalam rumah sewanya. Sudah dua kali ini ia dilecehkan oleh paman yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri, meskipun ia tahu, Edwin hanyalah sepupu ibunya.  Kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya 3 tahun lalu telah memaksanya harus tinggal bersama Edwin. Paman yang terus mengintainya seperti elang yang mencari peluang untuk menerkam mangsanya.  Elaine mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dan tinggal di asrama, sampai ia lulus 6 bulan lalu. Ia bekerja di restoran
Read more

Cara Unik Elaine

Mendengar ucapan pria yang masih membelakanginya penuh dengan penolakan membuat Elaine kaku. ‘Ia butuh pendekatan secara moril.’ Tina datang sambil membawa sarapan untuk Zachary. Nampan yang dibawa diletakkan di atas meja. “Tuan muda, ini nona Elaine yang akan merawat Anda,” Zachary tidak menoleh sama sekali. “Aku ingin sendiri, Tina, katakan pada orang asing itu.” ucapan Zachary sangat ketus. Elaine hanya diam dan memperhatikannya. “Tuan muda, waktunya Anda sarapan. Miss Tina, bisa tinggalkan kami berdua?” Elaine masih tidak putus asa. Tina hanya mengangguk, dan keluar dari kamar itu. “Aku tidak ingin makan.” “Bagaimana anda ada kekuatan jika tidak mau makan?” Elaine mendekati Zachary, ia menatap lekat wajah pria itu, wajahnya cekung dan persis seperti di foto yang ia lihat kemarin, tatapannya seolah tidak ada gairah hidup lagi. Elaine tahu, cara mendekati Zachary adalah dengan berteman dengannya. Mengajaknya bicara dari hati ke hati. “Kenalkan nama saya Elaine Diaz, bisa p
Read more

Nikahi Dia!

Elaine menghentikan kesibukannya, ia berjalan menuju ke dekat pintu kamar. Margaret sedang berdiri sambil melipat tangannya di depan dada, menatapnya tajam.“Saya sedang mengeluarkan baju-baju istri tuan Zach, dari kamar ini, Nyonya.” Elaine berdiri sambil memegang kain lap yang tadi dipakai untuk membersihkan debu di lemari baju Zachary.“Siapa yang menyuruhmu, Nona?” Margaret berjalan masuk dan berhenti di depan lemari, matanya melihat tumpukan baju-baju Amanda yang masih tersisa.“Ini saran dari teman saya yang bekerja dibawah dokter psikiater, kalau kita perlu menjauhkan barang-barang yang bisa mengingatkan tuan muda pada masa lalunya. Kalau beliau terus menerus ingat dengan hal-hal yang menyakitkan, beliau tidak akan bisa berdamai dengan masa lalunya.” alasan yang sangat masuk akal. Margaret mengangguk-angguk tanda bisa mengerti. “Apa hari ini tuan muda membuat masalah?” Margaret menatap wajah putranya yang sedang tertidur pulas, entah dengan cara apa t
Read more

Semangat Zachary Bangkit

Kicau burung kenari menyatu bersama sorot warna merah mentari menambah ceria suasana pagi hari di kediaman Stewart. Elaine kini sudah bergelar sebagai istri dari seorang Zachary Stewart. Walaupun tugasnya lebih kepada seorang bodyguard merangkap pelayan, tapi itu tidak pernah menyurutkan semangat gadis itu. Semangat untuk menjalani hari, melakukan pekerjaannya sesuai perjanjian dan menunaikan janji yang sudah tertulis hitam di atas putih. Seperti hari sebelumnya, Nyonya Margaret sudah bersiap untuk keluar dari rumah. Hari ini ia ada meeting penting bersama dewan direksi. Ada satu masalah perusahaan yang harus diputuskan bersama. Wanita paruh baya itu menemui putranya yang sekarang sedang duduk berjemur di atas kursi roda. Rambut yang agak panjang diikat rapi, rambut-rambut di wajahnya sudah dicukur dengan rapi. Nyonya Margaret tersenyum sangat puas dengan kerja gadis yang kini menjadi istri di atas kertas putranya. “Good morning, Zach. How are you today?” “I
Read more

Tekad Zachary

Elaine tertegun, hatinya tersentuh dengan permintaan dari Zachary. Siapa sebenarnya Grace buat dia?"Kamu mau kan, El? Grace itu putri saya."Entah kenapa ada rasa lega menjamah hati Elaine setelah mendengar ucapan dari Zachary. Ternyata Grace bukan bekas istrinya. "Tentu saja saya akan melakukan apapun untuk kesembuhan Anda, Tuan. Tapi, kerja sama Anda juga sangat dibutuhkan di sini. Kalau keinginan Anda untuk sembuh tidak ada, percuma saja saya berusaha keras untuk membantu kesembuhan Anda."Zachary terdiam, kalimat dari Elaine sangat masuk akal. Ia perlu membangun keinginan dan semangat untuk pulih. "Tentu saja aku akan bersedia untuk bekerja sama." Binar mata Zachary terlihat penuh semangat. Elaine sangat bahagia mendengar tekad dari suami kontraknya itu. Dengan begini keberhasilannya dalam tugas akan semakin cepat, kontrak kerja dengan Nyonya Margaret juga cepat selesai sebelum dua tahun."Sekarang waktunya Anda sarapan Tuan." Elaine membawa baskom ber
Read more

Penyerangan di Pantai

Elaine berlari kencang menuju ke arah dua pria yang sepertinya kaget, keduanya menoleh pada gadis yang sekarang sudah berdiri dengan gagah di depan Zachary, pria itu tampak meneguk ludah melihat dua pria tadi mengeluarkan senjata tajam."Kita pulang, El!""Diam di tempat Anda, Tuan!" Elaine berkata tanpa melihat ke belakang sama sekali, ia memperhatikan musuhnya bergantian dan penuh was-was. Tangannya mengepal dan kakinya sudah membentuk kuda-kuda."Jangan ikut campur urusan kami, Nona! Kami hanya mau bermain-main dengan pewaris tunggal kerajaan Stewart ini.""Urusan dengan dia, berarti menjadi urusanku, pecundang!" mendengar itu kedua pria tadi tersenyum mengejek."Memangnya kamu bisa apa? Greg, serang gadis lancang ini! chiaaaaa!"pria bertubuh besar dengan rambut kepala plontos itu mulai menyerang Elaine. dengan sigap gadis itu mengelak, mematahkan serangan dua pria berotot yang menjadi lawannya.Elaine bisa melihat wajah khawatir Zachary, ia tersenyum samar. Zachary tidak tahu s
Read more

Perubahan Signifikan

Elaine tersenyum mendengar kalimat dari Zachary yang menunjukkan kalau pria itu masih memiliki keinginan untuk sembuh. Ancaman dari Zachary tidak membuat ia takut sama sekali. "Dan saya menunggu saat itu datang, Tuan Muda," bisikan Elaine tepat di telinga Zachary membuat pria itu membeku. Harum rambut berwarna cokelat kehitaman membuat dada Zachary sesak. Sudah lama ia tidak merasakan sesuatu yang mendesak seperti sekarang."Gadis lancang!" gumamnya dengan suara berat. Elaine tertawa lepas menampilkan lesung pipinya, gigi rapi dan putih menyempurnakan kecantikan gadis itu. Zachary meneguk ludah beberapa kali. Elaine terus mendorong kursi roda sang suami hingga masuk ke dalam kamar mereka. "Pergilah keluar, saya mau mandi," Zachary mencoba ingin mandiri, dia ingin membuktikan kalau tenaganya mulai pulih dan bisa digunakan tanpa bantuan, kursi roda dipakai hanya saat ia berjalan lebih dari lima menit."Bukankah selalu saya yang akan bantu anda mandi?" "Kali ini aku ingin buktikan k
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status