Home / Romansa / Pesona Bodyguard CEO Cacat / Semangat Zachary Bangkit

Share

Semangat Zachary Bangkit

Author: Rosenorchid
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kicau burung kenari menyatu bersama sorot warna merah mentari menambah ceria suasana pagi hari di kediaman Stewart.

Elaine kini sudah bergelar sebagai istri dari seorang Zachary Stewart. Walaupun tugasnya lebih kepada seorang bodyguard merangkap pelayan, tapi itu tidak pernah menyurutkan semangat gadis itu. Semangat untuk menjalani hari, melakukan pekerjaannya sesuai perjanjian dan menunaikan janji yang sudah tertulis hitam di atas putih.

Seperti hari sebelumnya, Nyonya Margaret sudah bersiap untuk keluar dari rumah. Hari ini ia ada meeting penting bersama dewan direksi. Ada satu masalah perusahaan yang harus diputuskan bersama. Wanita paruh baya itu menemui putranya yang sekarang sedang duduk berjemur di atas kursi roda.

Rambut yang agak panjang diikat rapi, rambut-rambut di wajahnya sudah dicukur dengan rapi. Nyonya Margaret tersenyum sangat puas dengan kerja gadis yang kini menjadi istri di atas kertas putranya.

“Good morning, Zach. How are you today?”

“I am fine, Mommy.”

Sepatah yang ditanya maka sepatah juga yang akan ia jawab.

“Mommy pergi kerja dulu, sudah ditunggu sama Leo di dalam mobil. Bye Zach.”

“Bye Mom.” setelah mencium pucuk kepala putranya, Nyonya Margaret bergegas melangkah ke halaman dan segera masuk ke dalam mobil yang sudah ada sopir di dalam.

“Sudah hangat, Tuan Muda?” suara renyah itu membuat pria berwajah tampan tapi dingin itu menoleh. Sudah tiga minggu Elaine menjaganya, dan sudah satu minggu perjanjian pernikahan mereka terlaksana di kantor pencatatan sipil kota itu.

Zachary belum menjawab pertanyaan gadis itu. Ia menggerakkan tangan dan jarinya seolah membuat regangan.

Elaine selalu bersemangat untuk merangsang agar saraf yang menggerakkan kaki pria itu bisa aktif lagi. Dengan telaten ia mengurut kaki Zachary tiap pagi, karena itu yang dokter spesialis ajarkan padanya. Untungnya setelah hampir satu bulan tinggal bersama, pria itu tidak lagi menolak untuk didekati oleh Elaine hanya saja sifat kaku dan dinginnya masih belum berubah. Tiap pagi ia akan nurut jika ‘istrinya’ membawa ia ke halaman dan jalan-jalan ke taman luas rumah itu sampai matahari meninggi.

“Bisa masuk sekarang, Tuan?”

“Sebentar lagi.”

“Waktu sarapan Anda dan minum obat, Tuan Muda.”

“Kalau saya bilang nanti, berarti nanti.”

Elaine tersenyum, perubahan yang sedikit bagus. Biasanya Zachary paling anti kalau dibawa keluar kamar, tapi sekarang ia tidak mau masuk dan masih ingin berjemur di bawah matahari pagi. Tapi ini matahari semakin tinggi.

Tina sedang menata makanan di atas meja makan.

“El, Tuan Muda waktunya sarapan.”

“Sebentar lagi, Bik”

“Baiklah, saya akan membersihkan toilet dan kamar lainnya, kalau butuh apa-apa, panggil saja saya.”

“Baik, Bik.” Tina meninggalkan Elaine sendirian. Gadis itu masih berdiri memperhatikan Tuan Muda yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Ia lalu mendekati pria itu, andai Zachary disentuh secara intim apa ia akan tetap dingin seperti itu? Entah kenapa pikiran nakal Elaine muncul tiba-tiba.

“Tuan Muda, waktunya Anda mandi lalu sarapan.” Zachary mendengus. Tadi ia sudah bilang sebentar lagi karena masih ingin merasakan sentuhan hangat dari matahari pagi.

“Saya masih ingin merasakan hangat dan panasnya matahari, Nona.”

“Saya bisa menghangatkan Anda di dalam kamar, Tuan.” bisikan nakal Elaine membuat Zachary mengetatkan rahangnya. Ada bagian tubuhnya yang mengeras. Gadis bodoh! Pencari masalah!

“Kamu berani bicara seperti itu karena saya cacat 'kan? Kalau tidak, pasti kamu akan lari ketakutan sekarang.”

“Anda salah, Tuan. Saya tidak pernah takut dengan siapapun. Itulah kenapa Nyonya besar memilih saya. Saya sengaja bilang seperti itu karena saya yakin, adik kecil anda masih normal tidak ikut lumpuh juga.” mendengar kalimat gadis itu membuat Zachary mengetapkan gigi.

“Jangan karena kamu sudah menjadi istriku lalu kamu seenaknya, Nona! Ingat, status pernikahan kita bisa batal sewaktu-waktu kalau saya menghendaki. Ingat itu!” Elaine kaget mendengar ancaman dari Zachary. Pria sombong!

“Cukup main dramanya, Tuan. Sekarang waktunya Anda mandi.” keputusan Elaine tidak bisa diganggu lagi bahkan oleh si tuan badan. Zachary hanya pasrah saat Elaine mendorong kursi rodanya dan membawanya masuk ke dalam kamar. Andai saja ia tidak cacat seperti ini, mungkin gadis ini akan ia lawan dan kerjakan cukup-cukup.

Sampai saja di dalam kamar luas itu Elaine menutup pintu.

Ia mengambil pakaian untuk ganti Zachary setelah mandi nanti.

Sejak menikahi Elaine, Zachary mandi selalu di bantu oleh sang istri. Tapi Zachary tidak mau kalau sampai bajunya dibuka semua.

Elaine sebenarnya sudah diantar oleh Nyonya Margaret 4 hari lalu ke pusat terapi untuk orang lumpuh. Di sana ia belajar bagaimana cara membantu agar Zachary bisa berjalan lagi meskipun prosesnya tidak sebentar. Ia juga belajar cara memandikan orang yang mengalami kelumpuhan.

Elaine meletakkan sebuah ember air hangat untuk merendam kedua kaki suaminya.

Ia akan mengurut jari-jari kaki sampai ke area betis untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Zachary hanya akan menurut tanpa ada bantahan sama sekali. Karena waktu ia membantah untuk pertama kali, Elaine tidak pernah menghiraukannya. Gadis itu begitu gigih dan keras berusaha.

“Tuan merasakan sakit?” Elaine mengurut lebih keras. Zachary menganggukkan kepalanya. Itu artinya sedikit demi sedikit Zachary mulai bisa merasakan sentuhan di daerah kaki. Ada rasa gembira dalam hati Elaine. Ia semakin bertekad kalau kesembuhan Zachary adalah prioritas utamanya.

Selesai memandikan suaminya, Elaine membantu pria malang itu untuk salin bajunya.

“Saya tidak mau memakai popok dewasa.”

“Oke, tapi kalau Tuan mau buang air kecil harus bisa sendiri, bagaimana?”

“Terus ada kamu bekerja di sini buat apa? Tugas kamu merawatku 'kan? Kalau aku mau ke toilet kamu harus bantu.”

“Iya, jangan marah. Saya hanya bercanda tadi.”

Elaine memakaikan mantel tebal pada Zachary. Ia ada rencana untuk mengajak pria itu pergi jalan-jalan ke taman.

“Tuan, hari ini kita akan jalan-jalan di kawasan taman. Tuan suka lihat anak-anak bermain kan?”

Mendengar kata anak, membuat Zachary terdiam. Baginya anak-anak adalah permata yang harus dijaga, dulu ia memiliki permata itu. Tapi sekarang permata itu telah direnggut dari hidupnya oleh orang yang sudah menghancurkan perasaannya. Grace, ia sangat merindukan Grace putrinya. Ia kehilangan hak asuh Grace setelah mengalami kecelakaan tragis. Bekas istrinya mengambil keuntungan atas kematian sang ayah dan ketidakberdayaannya. Janji Amanda untuk membawa Grace sering datang hanya janji palsu, bahkan ia membawa putri mereka pergi jauh tanpa memberi kabar di mana tinggalnya. Grace, nama gadis kecilnya yang selalu ia sebut di setiap ia rindu. Air mata Zachary bergenang.

Elaine menyisir rambut hitam pria itu, rambut yang sedikit gondrong terlihat menyempurnakan ketampanan suaminya. Sayang sekali suaminya lumpuh dan tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, andai saja bisa pasti semua wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanan yang dimiliki.

“Kenapa, Tuan? Anda menangis?” satu bulan tinggal bersama Zachary baru kali ini ia melihat pria itu meneteskan air mata.

“Saya rindu dia, Grace sudah dua tahun lebih tidak kembali ke sini.”

Elaine tertegun. Ia baru mendengar nama itu. Grace. Apakah itu nama dari bekas istrinya?

“Apa Grace itu istri Tuan?”

“El, kamu harus bantu saya. Saya akan merebut Grace lagi. Bantu saya untuk sembuh.”

Related chapters

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Tekad Zachary

    Elaine tertegun, hatinya tersentuh dengan permintaan dari Zachary. Siapa sebenarnya Grace buat dia?"Kamu mau kan, El? Grace itu putri saya."Entah kenapa ada rasa lega menjamah hati Elaine setelah mendengar ucapan dari Zachary. Ternyata Grace bukan bekas istrinya. "Tentu saja saya akan melakukan apapun untuk kesembuhan Anda, Tuan. Tapi, kerja sama Anda juga sangat dibutuhkan di sini. Kalau keinginan Anda untuk sembuh tidak ada, percuma saja saya berusaha keras untuk membantu kesembuhan Anda."Zachary terdiam, kalimat dari Elaine sangat masuk akal. Ia perlu membangun keinginan dan semangat untuk pulih. "Tentu saja aku akan bersedia untuk bekerja sama." Binar mata Zachary terlihat penuh semangat. Elaine sangat bahagia mendengar tekad dari suami kontraknya itu. Dengan begini keberhasilannya dalam tugas akan semakin cepat, kontrak kerja dengan Nyonya Margaret juga cepat selesai sebelum dua tahun."Sekarang waktunya Anda sarapan Tuan." Elaine membawa baskom ber

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Penyerangan di Pantai

    Elaine berlari kencang menuju ke arah dua pria yang sepertinya kaget, keduanya menoleh pada gadis yang sekarang sudah berdiri dengan gagah di depan Zachary, pria itu tampak meneguk ludah melihat dua pria tadi mengeluarkan senjata tajam."Kita pulang, El!""Diam di tempat Anda, Tuan!" Elaine berkata tanpa melihat ke belakang sama sekali, ia memperhatikan musuhnya bergantian dan penuh was-was. Tangannya mengepal dan kakinya sudah membentuk kuda-kuda."Jangan ikut campur urusan kami, Nona! Kami hanya mau bermain-main dengan pewaris tunggal kerajaan Stewart ini.""Urusan dengan dia, berarti menjadi urusanku, pecundang!" mendengar itu kedua pria tadi tersenyum mengejek."Memangnya kamu bisa apa? Greg, serang gadis lancang ini! chiaaaaa!"pria bertubuh besar dengan rambut kepala plontos itu mulai menyerang Elaine. dengan sigap gadis itu mengelak, mematahkan serangan dua pria berotot yang menjadi lawannya.Elaine bisa melihat wajah khawatir Zachary, ia tersenyum samar. Zachary tidak tahu s

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Perubahan Signifikan

    Elaine tersenyum mendengar kalimat dari Zachary yang menunjukkan kalau pria itu masih memiliki keinginan untuk sembuh. Ancaman dari Zachary tidak membuat ia takut sama sekali. "Dan saya menunggu saat itu datang, Tuan Muda," bisikan Elaine tepat di telinga Zachary membuat pria itu membeku. Harum rambut berwarna cokelat kehitaman membuat dada Zachary sesak. Sudah lama ia tidak merasakan sesuatu yang mendesak seperti sekarang."Gadis lancang!" gumamnya dengan suara berat. Elaine tertawa lepas menampilkan lesung pipinya, gigi rapi dan putih menyempurnakan kecantikan gadis itu. Zachary meneguk ludah beberapa kali. Elaine terus mendorong kursi roda sang suami hingga masuk ke dalam kamar mereka. "Pergilah keluar, saya mau mandi," Zachary mencoba ingin mandiri, dia ingin membuktikan kalau tenaganya mulai pulih dan bisa digunakan tanpa bantuan, kursi roda dipakai hanya saat ia berjalan lebih dari lima menit."Bukankah selalu saya yang akan bantu anda mandi?" "Kali ini aku ingin buktikan k

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Harum Tubuhmu Menggodaku

    Tawa Zachary pecah melihat wajah pucat Elaine, gadis itu ternyata tidak seberani tantangan-tantangan yang selalu ia ucapkan sebelum ini. Ia melepaskan pinggang Elaine dan kembali duduk di atas sofa. Elaine menarik nafas lega, sentuhan dan bisikan Zachary tadi rupanya hanya untuk menggertak saja. "Jangan pikir kamu cukup membuat aku tertarik gadis kecil, aku mau makan sekarang!" Elaine mengangguk, dasar pria brengsek! mati-matian ia menenangkan hati yang berdebar hebat. "Katakan pada Mommy, kalau aku mau ke perusahaan besok," "Tapi Anda belum sembuh total, Tuan! Anda masih harus memakai kursi roda," Elaine mengingatkan Zachary. Pria itu tersenyum sinis. Kapan lagi waktu yang tepat untuk membuat gadis ini mengerti kalau tidak mudah hidup berdampingan dengan seorang Zachary. "Bukankah ada kamu yang bisa membantuku? lalu apa gunanya kamu ada bersamaku kalau membuat aku pergi ke kantor saja kamu tidak bisa, tidak sanggup? Kalau menyerah bilang saja, sekarang tinggalkan aku sendiri d

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat    Aku Ingin Bercinta

    "Kamu harum sekali, baby," serak suara itu samar menyusup gendang telinga Elaine. Ellaine berusaha untuk menarik wajahnya ke belakang, sementara tangannya menepis wajah Zachary yang sekarang tiada jarak sama sekali karena bibir mereka sudah bertaut. Nafas Elaine naik turun, dia tidak bisa menolak sama sekali sentuhan itu. Bohong kalau ia bilang tidak terpancing sama sekali. Darahnya berdesir dan semua bulu kuduknya meremang, ada sesuatu yang menggelitik saraf-saraf sensitifnya. Seketika Ellaine membuka matanya lebar-lebar setelah mengembalikan kesadaran saat merasa ciuman itu semakin dalam dan menuntut, tapi temaram cahaya lampu kamar membuatnya kesulitan untuk mengenal pasti siapa yang sudah mengambil kesempatan dengan mencuri ciuman pertamanya. "Ini aku dan jangan berani-berani untuk melakukan tindakan kasar, aku suami sekaligus tuanmu, Nona! Atau ibuku yang galak itu akan menuduhmu seperti selalu?!" pertanyaan sekaligus ancaman itu membuat Elaine menggemeretakkan giginya. Dasar

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Kamu Bukan Gadis Suci

    Elaine langsung membulatkan matanya sembari menjauh dari Zachary, tapi pelukan erat pria itu terus menahan pergerakannya. "Tuan, jangan bercanda begini!" cicit Elaine dengan hati penuh gemuruh. Harum tubuh Zachary yang menyusup dalam indera penciumannya sangat maskulin dan mendebarkan. "Kenapa? Kamu takut?" "Saya bukan tipe orang yang suka mengingkari janji, tidak mungkin saya akan mengkhianati nyonya besar," alasan diberikan untuk menutupi gejolak hati Elaine. Sangat munafik kalau ia mengatakan tidak tergoda dengan sentuhan pria yang berpengalaman di atas tempat tidur seperti Zachary. Bukan Elaine mengetahui soal itu, tetapi siapa saja pasti akan bisa menerka jika pria berumur tiga puluh tahun lebih dan sudah memiliki seorang anak, pasti di atas tempat tidur juga lihai. Tidak seperti dirinya yang belum memiliki pengalaman apapun. "Mengkhianati mommy? Siapa bilang begitu?" "Perjanjian tetap perjanjian," Zachary menyipitkan matanya, ia tanpa sadar melonggarkan pelukan dan

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Kecemburuan Zachary

    "Aku tidak mau dengar soal dia lagi, Mom," Zachary menggemeretakkan giginya. Nama yang coba ia kubur selama ini harus menyapa gegendang telinganya. Nyonya Margareth mendekat kembali ke arah Zachary. "Tapi ini soal gRece, Zach!" mendengar nama gadis kecil yang selama ini aia rindukan membuat Zachary menoleh pada sang ibu dengan tatapan nanar. Grace adlah putri semata wayang hasil pernikahannya dengan Amanda. Gadis kecilnya itu sekarang pasti sudah berusia lima atau enam tahunan. "Ada apa dengan gRece, Mom?" "Momi bertemu dengan Amanda di sebuah acara arisan, penampilan wanita itu sungguh di luar dugaan. Jauh sekali dengan barang mewah. Tapi ini bukan tentang Amanda. ini soal Grace, Zach. Sekarang kamu sudah berangsur pulih. Keadaan perusahaan juga dalam kondisi bagus. Kamu kenal dengan Kim?" "Kimberly? Kenapa dengan dia? Apa maksud momi? Tadi soal Amanda, lalu Grace, apa hubungan kimberly dalam hal ini?" "Sabar dulu biar Momi jelaskan satu-persatu," "Oke, jelaskan dengan

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Permintaan Zachary

    Elaine bungkam, ia kemudian membuka laci untuk mengambil beberapa perlengkapan yang harus dikenakan oleh Zachary. Jam tangan, kaos kaki, dasi dan juga blazer. Ia belum menjawab pertanyaan dari sang suami. "Bisa jawab aku siapa pemuda itu?" Zachary menegaskan pertanyaannya tadi. "Bukan siapa-siapa. hanya teman biasa saat kami masih di bangku sekolah dulu." mendengar jawaban yang tidak memuaskan itu membuat Zachary sedikit kesal. Ia merasa kalau istri di atas kertasnya ini tidak jujur. "Saya bantu pakai dasi," Elaine mengalihkan perhatian Zachary. "Jangan pikir aku bodoh dan tidak bisa mencari tahu siapa pemuda itu? Jawab dengan jujur dan katakan terus terang sebelum aku sendiri yang mencari tahu! Kamu tahu akibatnya kalau aku yang bertindak sendiri nanti El!" ancaman sekali lagi dilontarkan oleh Zachary. Entah kenapa Elaine merasa ada yang aneh dengan Zachary. Ia lalu mengangkat wajah dan memberanikan diri untuk menatap mata pria yang sudah mulai menunjukkan kuasa dominan

Latest chapter

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Permintaan Zachary

    Elaine bungkam, ia kemudian membuka laci untuk mengambil beberapa perlengkapan yang harus dikenakan oleh Zachary. Jam tangan, kaos kaki, dasi dan juga blazer. Ia belum menjawab pertanyaan dari sang suami. "Bisa jawab aku siapa pemuda itu?" Zachary menegaskan pertanyaannya tadi. "Bukan siapa-siapa. hanya teman biasa saat kami masih di bangku sekolah dulu." mendengar jawaban yang tidak memuaskan itu membuat Zachary sedikit kesal. Ia merasa kalau istri di atas kertasnya ini tidak jujur. "Saya bantu pakai dasi," Elaine mengalihkan perhatian Zachary. "Jangan pikir aku bodoh dan tidak bisa mencari tahu siapa pemuda itu? Jawab dengan jujur dan katakan terus terang sebelum aku sendiri yang mencari tahu! Kamu tahu akibatnya kalau aku yang bertindak sendiri nanti El!" ancaman sekali lagi dilontarkan oleh Zachary. Entah kenapa Elaine merasa ada yang aneh dengan Zachary. Ia lalu mengangkat wajah dan memberanikan diri untuk menatap mata pria yang sudah mulai menunjukkan kuasa dominan

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Kecemburuan Zachary

    "Aku tidak mau dengar soal dia lagi, Mom," Zachary menggemeretakkan giginya. Nama yang coba ia kubur selama ini harus menyapa gegendang telinganya. Nyonya Margareth mendekat kembali ke arah Zachary. "Tapi ini soal gRece, Zach!" mendengar nama gadis kecil yang selama ini aia rindukan membuat Zachary menoleh pada sang ibu dengan tatapan nanar. Grace adlah putri semata wayang hasil pernikahannya dengan Amanda. Gadis kecilnya itu sekarang pasti sudah berusia lima atau enam tahunan. "Ada apa dengan gRece, Mom?" "Momi bertemu dengan Amanda di sebuah acara arisan, penampilan wanita itu sungguh di luar dugaan. Jauh sekali dengan barang mewah. Tapi ini bukan tentang Amanda. ini soal Grace, Zach. Sekarang kamu sudah berangsur pulih. Keadaan perusahaan juga dalam kondisi bagus. Kamu kenal dengan Kim?" "Kimberly? Kenapa dengan dia? Apa maksud momi? Tadi soal Amanda, lalu Grace, apa hubungan kimberly dalam hal ini?" "Sabar dulu biar Momi jelaskan satu-persatu," "Oke, jelaskan dengan

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Kamu Bukan Gadis Suci

    Elaine langsung membulatkan matanya sembari menjauh dari Zachary, tapi pelukan erat pria itu terus menahan pergerakannya. "Tuan, jangan bercanda begini!" cicit Elaine dengan hati penuh gemuruh. Harum tubuh Zachary yang menyusup dalam indera penciumannya sangat maskulin dan mendebarkan. "Kenapa? Kamu takut?" "Saya bukan tipe orang yang suka mengingkari janji, tidak mungkin saya akan mengkhianati nyonya besar," alasan diberikan untuk menutupi gejolak hati Elaine. Sangat munafik kalau ia mengatakan tidak tergoda dengan sentuhan pria yang berpengalaman di atas tempat tidur seperti Zachary. Bukan Elaine mengetahui soal itu, tetapi siapa saja pasti akan bisa menerka jika pria berumur tiga puluh tahun lebih dan sudah memiliki seorang anak, pasti di atas tempat tidur juga lihai. Tidak seperti dirinya yang belum memiliki pengalaman apapun. "Mengkhianati mommy? Siapa bilang begitu?" "Perjanjian tetap perjanjian," Zachary menyipitkan matanya, ia tanpa sadar melonggarkan pelukan dan

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat    Aku Ingin Bercinta

    "Kamu harum sekali, baby," serak suara itu samar menyusup gendang telinga Elaine. Ellaine berusaha untuk menarik wajahnya ke belakang, sementara tangannya menepis wajah Zachary yang sekarang tiada jarak sama sekali karena bibir mereka sudah bertaut. Nafas Elaine naik turun, dia tidak bisa menolak sama sekali sentuhan itu. Bohong kalau ia bilang tidak terpancing sama sekali. Darahnya berdesir dan semua bulu kuduknya meremang, ada sesuatu yang menggelitik saraf-saraf sensitifnya. Seketika Ellaine membuka matanya lebar-lebar setelah mengembalikan kesadaran saat merasa ciuman itu semakin dalam dan menuntut, tapi temaram cahaya lampu kamar membuatnya kesulitan untuk mengenal pasti siapa yang sudah mengambil kesempatan dengan mencuri ciuman pertamanya. "Ini aku dan jangan berani-berani untuk melakukan tindakan kasar, aku suami sekaligus tuanmu, Nona! Atau ibuku yang galak itu akan menuduhmu seperti selalu?!" pertanyaan sekaligus ancaman itu membuat Elaine menggemeretakkan giginya. Dasar

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Harum Tubuhmu Menggodaku

    Tawa Zachary pecah melihat wajah pucat Elaine, gadis itu ternyata tidak seberani tantangan-tantangan yang selalu ia ucapkan sebelum ini. Ia melepaskan pinggang Elaine dan kembali duduk di atas sofa. Elaine menarik nafas lega, sentuhan dan bisikan Zachary tadi rupanya hanya untuk menggertak saja. "Jangan pikir kamu cukup membuat aku tertarik gadis kecil, aku mau makan sekarang!" Elaine mengangguk, dasar pria brengsek! mati-matian ia menenangkan hati yang berdebar hebat. "Katakan pada Mommy, kalau aku mau ke perusahaan besok," "Tapi Anda belum sembuh total, Tuan! Anda masih harus memakai kursi roda," Elaine mengingatkan Zachary. Pria itu tersenyum sinis. Kapan lagi waktu yang tepat untuk membuat gadis ini mengerti kalau tidak mudah hidup berdampingan dengan seorang Zachary. "Bukankah ada kamu yang bisa membantuku? lalu apa gunanya kamu ada bersamaku kalau membuat aku pergi ke kantor saja kamu tidak bisa, tidak sanggup? Kalau menyerah bilang saja, sekarang tinggalkan aku sendiri d

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Perubahan Signifikan

    Elaine tersenyum mendengar kalimat dari Zachary yang menunjukkan kalau pria itu masih memiliki keinginan untuk sembuh. Ancaman dari Zachary tidak membuat ia takut sama sekali. "Dan saya menunggu saat itu datang, Tuan Muda," bisikan Elaine tepat di telinga Zachary membuat pria itu membeku. Harum rambut berwarna cokelat kehitaman membuat dada Zachary sesak. Sudah lama ia tidak merasakan sesuatu yang mendesak seperti sekarang."Gadis lancang!" gumamnya dengan suara berat. Elaine tertawa lepas menampilkan lesung pipinya, gigi rapi dan putih menyempurnakan kecantikan gadis itu. Zachary meneguk ludah beberapa kali. Elaine terus mendorong kursi roda sang suami hingga masuk ke dalam kamar mereka. "Pergilah keluar, saya mau mandi," Zachary mencoba ingin mandiri, dia ingin membuktikan kalau tenaganya mulai pulih dan bisa digunakan tanpa bantuan, kursi roda dipakai hanya saat ia berjalan lebih dari lima menit."Bukankah selalu saya yang akan bantu anda mandi?" "Kali ini aku ingin buktikan k

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Penyerangan di Pantai

    Elaine berlari kencang menuju ke arah dua pria yang sepertinya kaget, keduanya menoleh pada gadis yang sekarang sudah berdiri dengan gagah di depan Zachary, pria itu tampak meneguk ludah melihat dua pria tadi mengeluarkan senjata tajam."Kita pulang, El!""Diam di tempat Anda, Tuan!" Elaine berkata tanpa melihat ke belakang sama sekali, ia memperhatikan musuhnya bergantian dan penuh was-was. Tangannya mengepal dan kakinya sudah membentuk kuda-kuda."Jangan ikut campur urusan kami, Nona! Kami hanya mau bermain-main dengan pewaris tunggal kerajaan Stewart ini.""Urusan dengan dia, berarti menjadi urusanku, pecundang!" mendengar itu kedua pria tadi tersenyum mengejek."Memangnya kamu bisa apa? Greg, serang gadis lancang ini! chiaaaaa!"pria bertubuh besar dengan rambut kepala plontos itu mulai menyerang Elaine. dengan sigap gadis itu mengelak, mematahkan serangan dua pria berotot yang menjadi lawannya.Elaine bisa melihat wajah khawatir Zachary, ia tersenyum samar. Zachary tidak tahu s

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Tekad Zachary

    Elaine tertegun, hatinya tersentuh dengan permintaan dari Zachary. Siapa sebenarnya Grace buat dia?"Kamu mau kan, El? Grace itu putri saya."Entah kenapa ada rasa lega menjamah hati Elaine setelah mendengar ucapan dari Zachary. Ternyata Grace bukan bekas istrinya. "Tentu saja saya akan melakukan apapun untuk kesembuhan Anda, Tuan. Tapi, kerja sama Anda juga sangat dibutuhkan di sini. Kalau keinginan Anda untuk sembuh tidak ada, percuma saja saya berusaha keras untuk membantu kesembuhan Anda."Zachary terdiam, kalimat dari Elaine sangat masuk akal. Ia perlu membangun keinginan dan semangat untuk pulih. "Tentu saja aku akan bersedia untuk bekerja sama." Binar mata Zachary terlihat penuh semangat. Elaine sangat bahagia mendengar tekad dari suami kontraknya itu. Dengan begini keberhasilannya dalam tugas akan semakin cepat, kontrak kerja dengan Nyonya Margaret juga cepat selesai sebelum dua tahun."Sekarang waktunya Anda sarapan Tuan." Elaine membawa baskom ber

  • Pesona Bodyguard CEO Cacat   Semangat Zachary Bangkit

    Kicau burung kenari menyatu bersama sorot warna merah mentari menambah ceria suasana pagi hari di kediaman Stewart. Elaine kini sudah bergelar sebagai istri dari seorang Zachary Stewart. Walaupun tugasnya lebih kepada seorang bodyguard merangkap pelayan, tapi itu tidak pernah menyurutkan semangat gadis itu. Semangat untuk menjalani hari, melakukan pekerjaannya sesuai perjanjian dan menunaikan janji yang sudah tertulis hitam di atas putih. Seperti hari sebelumnya, Nyonya Margaret sudah bersiap untuk keluar dari rumah. Hari ini ia ada meeting penting bersama dewan direksi. Ada satu masalah perusahaan yang harus diputuskan bersama. Wanita paruh baya itu menemui putranya yang sekarang sedang duduk berjemur di atas kursi roda. Rambut yang agak panjang diikat rapi, rambut-rambut di wajahnya sudah dicukur dengan rapi. Nyonya Margaret tersenyum sangat puas dengan kerja gadis yang kini menjadi istri di atas kertas putranya. “Good morning, Zach. How are you today?” “I

DMCA.com Protection Status