Semua Bab Pernikahan di Balik Skandal: Bab 171 - Bab 180

183 Bab

171. Seorang Kakek

Hanas baru dibawa kepada Eve saat Eve dalam kondisi sadar. Hanas memang tidak bisa jauh dari tempat tidur, masih butuh istirahat yang cukup. Eve memandang Hanas yang sedang duduk di kursi roda dan memakai baju rumah sakit, berusaha tersenyum meskipun tidak sepenuhnya terlihat jujur dengan senyuman itu. Hanas ingin memukul dadanya melihat Eve dalam kondisi seperti itu. Namun sebagian dirinya bersyukur karena tidak sampai membunuh Dexter, rencananya tidak pernah berhasil. Jadi dia cukup lega bukan dia yang menyebabkan Eve menjadi seperti saat ini. “Bapak,” sapa Eve lemah. “Kakek.” Eve tidak menjawab. “Panggil aku kakek. Anggap saja aku kakekmu.” “Tidak.” “Itu artinya kamu tidak percaya waktu aku bilang aku bukan pembunuh.” “Saya percaya.” “Kalau begitu…” Hanas memberikan tanda tanya dengan membelalakkan matanya yang terlihat ramah. “Kakek.” “Iya, Eve?” “Sudah sehat?” Baru kali ini Eve meras
Baca selengkapnya

172. Let's Make It Right

Darwin menarik kerah baju pria yang ada di hadapannya. Tidak ada perlawanan meskipun tidak tampak adanya kelemahan. Mereka bisa adu jotos sampai beronde-ronde dan belum tentu ada yang mati setelahnya. Sama-sama kuat.“Rencana ini! Seharusnya aku tidak membantumu! Dexter yang mati ternyata tidak memperbaiki keadaan, Eve menjadi seperti mayat hidup, ini rencana gila!” Darwin berteriak di apartemennya.Dia baru saja pulang setelah berhari-hari berada di rumah sakit, khawatir dengan kondisi Eve dan tidak tega meninggalkannya. Saat kondisi Eve membaik, Darwin merasa lebih tenang untuk pulang, sekedar memeriksa apartemennya dan mengambil baju ganti.“Aku tidak…” sahut pria yang kerah bajunya masih ditarik Darwin tanpa ada keinginan untuk melepasnya. Pria itu menunduk dengan punggung yang masih menempel di tembok.“Aku bunuh kamu dengan tanganku sendiri kalau ada apa-apa yang terjadi pada Eve!” Rahang Darwin mengeras da
Baca selengkapnya

173. Let's Make It Right (2)

Eve bangun dalam keadaan yang lebih segar. Sedikit kecewa tanpa ada lengan kekar yang melingkari perut dan pinggangnya. Mungkin aneh kalau mimpinya bisa membuatnya merasa lebih baik dan tidur lebih nyenyak, tetapi mengingat siapa yang ada di dalam mimpinya dia merasa semuanya wajar-wajar saja.“Masih nyeri?” tanya Darwin. Eve mengerti kalau itu maksudnya perut Eve, bayi yang masih sebesar kacang dalam rahimnya, mungkin malah lebih kecil lagi.“Sedikit.” Eve tidak merasa sakit sama sekali, dia hanya tidak ingin pulang dulu.“Nanti kita USG.” Eve mengangguk.Eve memiliki banyak alasan mengapa dia ingin berada di sini dulu. Pertama, Eve sedang menunggu Om Johan memberinya kabar, dia hanya ingin menuntaskan semuanya. Dulu dia memulai penyelidikan itu dan menuntaskan kecurigaannya supaya Hanas tidak mengganggu Dexter lagi. Eve hanya tahu saja kalau Hanas akan lebih tenang kalau mengetahui memiliki cucu karena Rosalind melahi
Baca selengkapnya

174. Falling

Eve memang pintar, kata Johan dalam hati. Sepertinya anak itu berusaha memberikan celah untuknya kembali ke kamar perawatannya. Seperti kemarin, siang sampai sore, Johan mengamati kapan Eve akan sendirian lagi. Jam 3 sore, anak Eve dan pengasuhnya keluar ruangan, Johan yakin Eve yang mengusir mereka secara halus. Saat itu juga dia menerima pesan dari Eve untuk segera datang, tetapi mereka lebih suka bertemu. Johan berjalan di lorong sekitar ruang perawatan Eve. Kamar VVIP tidak memiliki kamar berhadapan, sebagian pintu keluar kamar itu menghadap ke kaca gedung yang memperlihatkan pemandangan gedung lainnya termasuk mall yang terletak di sebelah rumah sakit itu, seperti sebuah hotel saja. Jarak Johan dengan ruangan Eve sudah begitu dekat saat dia terpaksa harus menghentikan langkahnya. Dia tidak jadi maju ke depan karena melihat seseorang masuk ke dalam ruang perawatan Eve. Kelihatannya seorang dokter, pria tinggi besar dan tampan yang memakai jas dokternya. Tangan pr
Baca selengkapnya

175. Anak yang Tidak Diinginkan

Eve mematikan sambungan telponnya. Masih berusaha menarik napas dan menormalkan debaran jantungnya. Berpikirlah, Eve! Jangan memiliki perasaan apa pun, Eve! Perintah-perintah itu dibuat Eve untuk dirinya sendiri. Akhir-akhir ini dia sering sekali menggunakan perasaannya saat berpikir. Dia ingat benar kata-kata pria yang dia mintai keterangan,  “Reveline Andrea Wongso lahir pada tanggal 5 Maret 1990, anak dari pasangan Angkasa Wongso dan Diana Hadis Wongso. Ini out of the record, Ibu Eve. Di berkas ini tertulis kalau Erickho Daveno berhasil membuktikan Reveline sebagai anaknya jadi akte kelahiran bisa berubah. Buktinya dengan test DNA.” Sebelumnya Eve memang tidak bertanya soal akte kelahirannya yang lama, dia hanya bisa bertanya soal pergantian namanya keluarga pada akte kelahirannya lewat sidang. Pria yang diajaknya bicara barusan dulu mengatakan kalau berkas Eve tidak lengkap. Eve mengabaikan instingnya kala itu, mengabaikan kalau pria itu menutupi sesuatu. Ja
Baca selengkapnya

176. Kita Selesaikan

Darwin menolak untuk merasa cemas akan tertangkap lagi. Untung didikan ayahnya membuat dia bisa mengendalikan emosi dalam berbagai suasana hati, jadi mudah saja untuk membohongi orang tua Eve dan Dexter yang tampaknya makin solid saja. Tetapi Eve adalah salah satu orang yang bisa membaca emosi Darwin di balik wajah tenangnya. Jadi Eve akan mudah sekali menangkap kecemasannya, yang untungnya masih tidur lelap. Tekanan jiwanya pasti terlalu banyak karena rupanya Eve lolos juga dari pengawasannya untuk mencari tahu tentang skandal kelahirannya yang mengejutkan. Kesalahan Eve yang jelas adalah informasi itu dipresentasikan dalam benaknya tanpa bicara pada saksi yang mengalaminya, mereka adalah orang tua Eve dan Dexter. Darwin berusaha menghalau orang tua Eve dan Dexter masuk ke dalam ruangan. “Eve belum bisa dikunjungi. Jangan khawatir, kami akan terus pantau. Nanti semua bisa masuk kalau dia sudah sadar.” Darwin bernapas lega karena tidak ada satu pun yang menya
Baca selengkapnya

177. Skandal (1) - Hubungan 4 Manusia

Hubungan keempat manusia itu memang amatlah rumit dan sulit untuk dijelaskan. Erick yang mencintai Rosalind malah berakhir menikahi Rita. Raja yang mencintai Rita malah berakhir menikahi Rosalind. Entah bagaimana kisah mereka penuh drama yang memilukan bisa berakhir seperti itu. Namun mereka belum tahu saja kalau itu barulah sebuah permulaan dari skandal yang lebih besar lagi. Erick tidak sepenuhnya jatuh dalam pesona seorang Amrita Adira yang cantik dan lemah lembut. Meskipun sudah menikah, dia tidak pernah menyentuh Rita yang setia menunggunya berpaling kepadanya. Rita juga mengetahui siapa yang dicintai Erick tetapi dia juga tidak keberatan untuk menunggu entah sampai kapan, waktu memang tidak bertepi untuk Rita. Raja pun tidak berbeda, dia masih belum jatuh sepenuhnya dalam pesona Rosalind yang memiliki jiwa pemberontak, tetapi bedanya Raja menyetubuhi Rosalind berkali-kali meskipun wanita itu juga berkali-kali menolak. Keras kepalanya Rosalind membuat Raja berte
Baca selengkapnya

178. Skandal (2) - Reveline Andrea Wongso

Dexter, anak kedua Diana, yang kala itu berumur hampir 4 tahun yang paling gembira dengan kabar itu. Dia paling suka menemani Rosalind ke mana pun sambil mengelus perut buncit bibinya itu. Selain menyukai calon anak Rosalind, Dexter juga sangat menyukai mata coklat keemasan Rosalind. “Cantik. Mata Tante Ros cantik,” kata Dexter dengan polosnya. Rosalind akan terkekeh mendengarnya. Di dalam keluarga Aksa memang tidak ada yang bermata coklat keemasan seperti Rosalind jadi wajar Dexter begitu terpikat. “Ini namanya warna amber, Ex. Nanti anak ini juga mempunyai mata seperti Tante,” sahut Rosalind geli. Warna mata Rosalind didapatnya dari sang ibu yang berasal dari Italia. Mata Erick dan mata Rosalind yang coklat pasti akan menurun pada anaknya. Rosalind sangat menyayangi Dexter sampai memberikan nama panggilan kesayangan padanya dan rajin mendengarkan ocehan bocah berumur 4 tahun itu. “Berarti anak Tante nanti pasti cantik,” celoteh Dexter lagi. “Bisa ju
Baca selengkapnya

179. Skandal (3) - Tidak Boleh Disia-siakan

Sudah sejak awal Aksa merasa bersalah menyembunyikan semua fakta tentang Rosalind dan Reveline dari wanita yang dianggap sebagai ibunya sendiri. Evita tidak memiliki hubungan darah dengan Aksa tetapi mereka sudah sangat dekat. Pelan-pelan Aksa menceritakan masalah Rosalind sampai kehadiran Reveline pada Evita setelah kematian Rosalind. Selama ini Rosalind yang melarang melibatkan Keluarga Daveno dalam hal apa pun untuk melindungi keluarga itu. Aksa sangat mengerti bagaimana sifat Evita, wanita tua yang keras namun penyayang dan cukup bijaksana menilai semua hal.  Evita tidak menyalahkan siapa pun. Dia hanya menyesali jalan hidup anaknya dan wanita yang dicintainya berakhir seperti sekarang. Namun yang paling besar adalah penyesalannya terhadap Reveline yang tidak bisa menjadi seorang Daveno. Evita dan Albert datang mengunjungi Reveline setiap bulan, tidak ada seorang Daveno yang bisa disia-siakan, termasuk Reveline. Semua orang lupa memperhitungk
Baca selengkapnya

180. Langit dan Mentari

4 Maret 2020 Eve sedang duduk di meja riasnya. Lelah, itu yang dirasakannya. Senang, itu perasaannya. Seorang wanita muda berdiri di belakang Eve dan tersenyum. “Kamu cantik, Eve.” “Terima kasih. Perut ini makin berat dan aku makin sering lelah, Aze.” Kandungan Eve sudah menginjak usia 5 bulan. Aze mengangguk. Dia juga ingat betapa besar perutnya saat itu, hampir2 tahun lalu. Eve yang jarang mengeluh juga akhirnya meloloskan keluhan juga, tidak salah, menjadi wanita hamil itu tidak mudah. Seingat Aze, hanya Eve yang selalu ada bersamanya, meredakan semua keluhannya, melakukan semua keinginannya, tentu dengan syarat-syarat, Eve memang selalu licik begitu. “Pesta memang merepotkan untuk wanita hamil,”sahut Aze. “Lebih enak berkeliling mall?” tanya Eve sambil tersenyum. Aze tertawa lirih dan mengangguk. Mereka akan segera menghadiri pesta perayaan perkawinan Dexter dan Eve yang kedua. Eve keberatan sebenarnya, perutnya yang makin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status