Semua Bab Belenggu Asmara Tukang Kebun: Bab 31 - Bab 40

61 Bab

31

Tubuh Loulia menggeletar, pucat pasi seperti mayat hidup. Setelah mengucap pamit tanpa sadar ia telah semakin kuat meremas jemari Yusuf sambil was-was menunggu respon Deon.“Baiklah… Silakan.” Deon merentangkan tangan.Loulia kaget. Dipikirnya Deon akan marah, bukan malah semudah ini membiarkan.“Kenapa bengong? Pulanglah!” seru Deon.“I-iya…” Loulia mengangguk. Ia bersama Yusuf kemudian berbalik untuk secepatnya keluar dari rumah itu.Tap!Tap!Tap!Anak buah Deon perlahan berjalan mendekati Loulia dan Yusuf. Senyuman dan tatapan mereka terlihat aneh, terkesan… menyeramkan! Firasat Loulia tak enak.“Punten…” Tubuh Yusuf setengah membungkuk khas adab sopan santun orang Sunda.Benar kecurigaan Loulia. Mereka tak memberi jalan bagi Yusuf yang menuntunnya. Hingga beradulah kepala Yusuf dengan dada membidang salah seorang dari mereka. Yusuf mendongak dan&hell
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

32

Beberapa waktu lalu, Yusuf membuat rumah pohon tepat di tengah area kebun wisata stroberi. Dengan memanfaatkan bilah-bilah kayu sisa pembuatan pagar, rumah  mungil yang bertengger pada pohon mangga itu digadangnya bakal menambah daya tarik pengunjung. Yusuf hanya perlu mengumpulkan pelepah daun pisang sebagai atap sampai rumah itu benar-benar siap disinggahi. Setelah itu pertama-tama ia akan menunjukkannya pada Loulia sebelum siapa pun menjajalnya.Kemudian ia dan gadis itu akan duduk berayun kaki di tepi rumah pohon sambil bercengkerama seputar hal yang disukai dan yang tidak, seperti yang banyak dilakukan sepasang kekasih. Mereka akan tenggelam dalam samudera kata yang tak bosan diselami sampai tak terasa hawa dingin semakin menggigit, ulah sang malam yang beranjak naik. Satu lampu bohlam di tengah taman sudah cukup sebab rembulan kala itu bersinar terang. Mereka beradu pandang dan Yusuf melihat lebih banyak bintang di bola mata Loulia.Dua wajah saling mendekat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

33

Pada permukaan halus nan licin, spons bundar itu ditepuk-tepuk. Kemudian koas-koas menimpali, membuat gradasi warna coklat alami kulit perempuan Sunda. Kini, di atas kelopak mata yang kemilau sepasang alisnya dipertegas oleh pensil berwarna hitam. Maka, tatkala pemilik mata itu mengerling, kesan anggun dan jelitanya kian terpancar. Lipstik bernuansa pink kecoklatan sengaja dipilih agar riasan wajah tampak natural. “Untuk acara lamaran tak perlu ber-make up tebal atau mencolok, yang simpel-simpel saja, supaya pangling pas jadi pengantin nanti,” kata tukang rias yang sengaja didatangkan jauh-jauh dari desa sebelah. Gadis yang didandani manut saja. Ia tak banyak minta ini itu, pasrah sepenuhnya pada Zaenal, tukang rias yang tersohor se-Kecamatan Panenjoan, tetapi ia lebih nyaman orang-orang memanggilnya Zeni. Zeni memakaikan jilbab hijau berbahan kain satin yang mengkilap. Lalu dipasangkannya aksesoris mutiara di kepala gadis itu dengan hati-hati. Zeni m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-20
Baca selengkapnya

34

Bleg! Wush…Asap dingin menyeruak saat pintu dibuka. Deon dan beberapa anak buahnya sigap memasang badan. Dua orang yang mereka tunggui sedari tadi akhirnya menyerah, pikir mereka.“Ehe he he he he he… Sudah kukatakan, kalian tidak akan bertahan di dalam sana.”Sambil berkacak pinggang, Deon terkekeh puas. Namun  kesenangannya tak berlangsung lama. Dua orang di dalam ruang pendingin itu tak kunjung keluar. Bergemingnya mereka menolehkan banyak pandangan heran.Sershhh…Hanya asap putih yang menyembul-nyembul keluar.Para lelaki berbaju hitam melirik ke arah Deon, menanti perintahnya.“Menyerahlah… dan bekerja untukku! Kujamin kalian akan aman dan segala ketegangan ini akan berakhir,” ujar Deon.“Benarkah?” Tiba-tiba suara nyaring yang bergetar melengking dari dalam ruangan.Senyum Deon mengembang. “Tentu, Loulia sayang. Kau akan dapatkan segala ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-20
Baca selengkapnya

35

Gunung Suhunan adalah gunung tertinggi di Sumedang pada tahun 755 M. Gunung tinggi yang selalu diselimuti awan-awan hitam itu adalah hantu hidup bagi warga di sekitarnya. Beberapa orang mengatakan jikalau pergi ke sana, kau tak akan bisa menemukan jalan pulang kembali.Konon, dahulu di masa Kerajaan Himbar Buana pernah hilang sekelompok pasukan secara misterius. Pasukan yang kala itu tengah memburu sisa-sisa prajurit musuh yang terjebak, lenyap tanpa kabar dan hanya meninggalkan cerita mistis yang diwarisi secara turun temurun, bahwa Gunung Suhunan adalah tempat bersemayamnya roh agung, yang lapar akan jiwa-jiwa manusia. Di sisi itu, sebagian orang percaya bahwa Gunung Suhunan bisa mengabulkan setiap permintaan asal mau duduk bersimpuh pada penampakkan makhluk apa pun yang muncul di depan mata.Masa demi masa berlalu, cerita itu rupanya masih menarik, setidaknya bagi segelintir orang yang amat berhasrat mewujudkan mimpi tanpa kenal proses dan waktu. Mereka rela bertaru
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya

36

Pengap dan gelap, tak ada kata lain yang dapat menggambarkan keadaan bagasi sebuah mobil MPV berukuran medium, tempat Yusuf dan Loulia terperangkap di sana. Tipe mobil yang biasa jadi langganan dipakai mudik keluarga itu melesat dari kediaman Deon guna menghilangkan jejak dua muda-mudi yang baru saja saling berbalas kasih.Yusuf menggeliat, hanya menghasilkan sedikit gerakan. Seluruh tubuhnya sakit terjerat tali-tali pengikat. Yusuf megap-megap mengais sedikit demi sedikit udara tipis yang membuatnya masih bertahan hidup. Ini begitu menyiksa! rutuk Yusuf dalam hati.Meski gelap, Yusuf dapat merasakan keberadaan Loulia di sisinya.  Yusuf yakin tekanan hebat di bagian perutnya karena tertindih kepala gadis itu.“Hmmh!” Yusuf kembali menggeliat mencoba menyadarkan gadis itu. Hanya itu yang bisa ia lakukan, sebab mulutnya disumpal kain. Sayang, bangunlah… Yusuf merintih dalam hati. Yusuf berharap gadis pujaannya itu melakukan sedikit gerakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya

37

Akhirnya, setelah tubuhnya menciumi lereng jurang dengan garang Yusuf tiba di dasarnya yang melandai. Meski merasakan sakit sebadan-badan, Yusuf lega tubuhnya tak sampai remuk menghantam tanah, atau tenggelam ke sungai yang bisa saja menjadi dasar jurang itu. Ia yakin nyeri yang merangsek sampai ke tulang pertanda nyawa masih bersemayam di raganya.“Sial! Ikatan ini kuat sekali, emh!”Nampak dari luar, Yusuf tak ubah seperti kucing dalam karung yang meronta-ronta ingin keluar. Dalam keadaan tak berdaya, ia secara ajaib telah diselamatkan sang Khalik. Maka tak pantas baginya menyerah saat ini, pikir Yusuf yang terus menggeliat demi melepas tali-tali penjerat.“Loulia...” Nama itu menjadi yang pertama terlontar dari bibirnya setelah Yusuf berhasil keluar dari karung. Dengan ritme napas yang belum teratur, Yusuf menghempas tali yang masih menempel di tubuh sambil terus memanggil gadisnya. Entah bagaimana nasib gadis itu, tubuh lelaki dewasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-27
Baca selengkapnya

38

Gadis itu keluar dari kamar setelah namanya berulang kali diseru. Seperti adegan slow motion di film-film, gadis itu merasa langkahnya begitu berat seperti menyeret puluhan kilo gram karung berisi beras. Gerakan orang-orang di sekitarnya juga tampak melambat. Waktu seperti merenggang lima kali lipat, memberinya ruang untuk kembali ke masa-masa indah itu.Di ruang tamu, ia pernah kepentuk pemuda gagap yang gugup tatkala ditatap olehnya. Pemuda yang diam-diam telah menancapkan bibit kasih di hatinya, yang kini kering sebab tak kunjung disirami. Aa… kapan kau kembali? rintih gadis itu dalam hati.Gadis itu lalu menyadari ada sepasang mata di seberang sana mengerling padanya. Sepasang mata dari wajah paling bersinar di antara yang lain, yang lekat menatapnya seiring dengan tarikan di kedua sudut bibir.“Calik, Neng…” Sebuah tangan menariknya untuk duduk di atas karpet yang telah disiapkan. Sang gadis tergeragap. Sekilas ia melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-27
Baca selengkapnya

39

Terapung di dahan tua nan lapuk. Bergoyang dipermainkan angin. Lemah, pasrah tertunduk ke arah yang tak menjanjikan apa pun selain hitam dan kegelapan. Darah seperti mengalir terbalik. Kesemutan di seluruh tubuh setelah berguling-guling bebas dari ketinggian yang tak terukur.“Hmmh…!” Loulia menyentakkan tubuhnya seolah membangunkan diri dari mimpi buruk pembekap tidurnya. Tak ada hal lain yang bisa ia lakukan, bahkan untuk menepis rasa gatal dari helai-helai rambut yang menutupi wajahnya. Tenaganya bagai menguap seperti genangan air di siang terik, nyaris habis.Hingga garis-garis cahaya bermunculan, lurus menusuk tanah lembab di bawah pandangannya yang dibalut semak belukar. Mata beningnya meliar, bergerak buru-buru menyisir acak ke seluruh sudut  hutan yang tak lagi ia ingat, kapan dimasukinya. Selain napasnya yang berjejal dan berisik, Loulia hanya mendengar irama syahdu burung bercuit dan desir angin yang lembut.Loulia pun didera pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-01
Baca selengkapnya

40

Perempuan muda itu tak menampakan ekspresi wajah berarti, konsisten datar dan dingin yang membuat tubuh Loulia merinding. Penampilannya cenderung berantakan : rambut mengembang keluar-keluar, kaos coklat yang kebesaran, rok selutut setengah basah, meski begitu wajahnya bersih tak tercoreng noda seperti orang gila di jalanan.Loulia gemetaran di tempatnya tertelungkup. Hal itu lebih karena perasaan putus asa dibanding ketakutan. Entah mengapa, Loulia menangkap ancaman dan bahaya dari sosok perempuan muda yang kini mulai meraba-rabai tubuh Yusuf. Perempuan itu perlahan membungkuk, menghalangi pandangan Loulia ke wajah Yusuf.“No no no… jangan!” Jerit Loulia tatkala menyaksikan perempuan muda itu semakin mendekatkan wajahnya ke kepala Yusuf. Perempuan itu duduk menyamping melipat kaki sementara tangannya bertumpu di samping kanan dan kiri bahu Yusuf, persis seperti sepasang kekasih yang sedang bercumbu-cumbuan. Kurang lebih seperti itu yang dit
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status