Semua Bab Pandu Kesatria Genda Yaksa: Bab 41 - Bab 50

130 Bab

Kedekatan Pandu dengan Anak Buahnya

Malam harinya, Panglima Pandu langsung memanggil Tamaraka, Denda, dan Jaka Tira. Mereka adalah tiga orang prajurit yang akan diangkat oleh Panglima Pandu sebagai pengawal pribadinya ditambah Reksa Pati yang akan dijemputnya esok hari."Mohon maaf, Panglima. Ada hal apa yang hendak Panglima bicarakan, sehingga Panglima mengumpulkan kami malam ini?" tanya Denda dengan sikap ramahnya."Ada hal penting yang ingin aku utarakan kepada kalian," jawab Panglima Pandu lirih.Ia menghela napas sejenak, kemudian berkata lagi, "Kalian bertiga mulai saat ini akan menjadi pendampingku, nanti akan ditambah lagi satu orang yang akan menjadi kawan baru kalian."Denda dan kedua kawannya saling berpandangan, mereka sangat bahagia sekali mendengar kabar tersebut. Namun, Tamaraka merasa penasaran sekali dengan apa yang diutarakan oleh panglimanya."Sungguh, Panglima?" tanya Tamaraka meluruskan pandangannya ke arah sang panglima.Panglima Pandu tersenyum lebar mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-06
Baca selengkapnya

Panglima Pandu Menjumpai Raden Rangga Wihesa

Malam itu, Panglima Pandu melewatkan waktu bersama keempat anak buahnya, berbincang santai sambil menikmati makanan dan minuman yang disajikan oleh pelayan istana yang bertugas melayani para prajurit di barak tersebut.Ada banyak hal yang mereka bicarakan bersama, terkait isu keamanan istana dan seluruh wilayah kedaulatan kerajaan Genda Yaksa."Besok siang aku akan berangkat untuk menjemput keluargaku, diperkirakan aku akan berada di sana selama tiga hari," ujar Panglima Pandu. "Untuk kalian ... aku harap dapat menggantikan peranku di istana!" sambungnya lirih."Apakah Panglima akan berangkat seorang diri?" tanya Jaka Tira menatap wajah sang panglima."Ya, aku akan berangkat sendirian. Aku harap kalian dapat menjaga keamanan istana dengan baik!" jawab Panglima Pandu berpaling ke arah Jaka Tira."Baik, Panglima. Kami akan menjalankan tugas ini dengan baik, dan kami berharap, Panglima selamat sampai tujuan dan bisa secepatnya kembali lagi ke istana,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya

Empat Algojo Iblis di Gedung Tua

Panglima Pandu segera memperlambat derap langkah kudanya. Kemudian berpaling ke arah belakang. Tampak dua orang pria tengah menunggangi kuda mulai menghampirinya.Panglima Pandu terus mengamati pergerakan dua ekor kuda yang ditunggangi oleh dua orang pria tidak dikenal itu.'Siapa mereka?' kata Panglima Pandu dalam hati.Setelah kedua pendekar itu berada di hadapan Panglima Pandu. Tiba-tiba saja, mereka menudingkan jari telunjuknya ke arah sang panglima sambil berkata, "Kau adalah orang yang selama ini aku cari, beruntung sekali kami bisa berjumpa denganmu di tengah hutan ini. Jadi, kami tidak perlu repot-repot mencari keberadaanmu."Panglima Pandu tetap bersikap tenang dan tidak terpancing oleh sikap kasar pendekar tersebut. "Kalian ini siapa? Dan hendak bermaksud apa menghentikan perjalananku?" tanya sang panglima mengerutkan kening."Kau adalah target buruan kami, Panglima Pandu. Aku akan membunuhmu, karena kau adalah penye
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya

Perseteruan di Tengah Hutan

Mendengar seruan tersebut, Panglima Pandu tampak kaget dan terperanjat. Sejatinya, sang panglima telah mengerahkan jurus Halimunan yang tidak dapat terlihat oleh orang lain."Kenapa para pendekar itu dapat melihatku dengan jelas?" desis Panglima Pandu. "Tidak kelirukah aku? Apakah benar mereka adalah para pendekar Algojo Iblis, seperti apa yang pernah dibicarakan oleh Paman Damara?"sambung Panglima Pandu terus mengamati pergerakan para pendekar itu.Tidak lama kemudian, salah seorang dari mereka kembali berteriak memanggil sang panglima, "Panglima, keluarlah! Hadapi kami!"Pendekar tersebut terus berteriak keras menantang Panglima Pandu untuk keluar dan bertarung dengan mereka."Mau tidak mau aku harus keluar dan menghampiri mereka," desis Panglima Pandu langsung meloncat keluar dari balik semak belukar yang ada di sekitaran tempat tersebut.Panglima Pandu sudah bersiap untuk melakukan pertarungan dengan para pendekar itu. Karena tidak ada jalan la
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya

Menggempur Pertahanan Musuh

Demikianlah, maka kedua pendekar tersebut langsung bergerak cepat meloncat tinggi dan terbang melayang meninggalkan tempat tersebut. Mereka tampak takut sekali dengan ancaman yang terlontar dari mulut orang tua tersebut.Panglima Pandu hanya tersenyum-senyum saja menyaksikan detik-detik larinya dua orang pendekar itu. Sementara itu, orang tua yang sudah membantunya tertawa terkekeh-kekeh melihat sikap dua orang pendekar yang sudah berlalu dari hadapannya. Kemudian, ia berpaling ke arah Panglima Pandu seraya berkata, "Lanjutkan perjalananmu, Anak muda! Kau sudah aman."Panglima Pandu tersenyum sambil menjura kepada pria berusia senja itu. Kemudian, sang panglima melangkah hendak menghampiri orang tua tersebut. Namun, belum sempat mendekatinya, tiba-tiba saja orang tua itu sudah hilang dari pandangan sang panglima. Entah ke mana perginya.Orang tua tersebut, pergi tanpa pamit sepatah kata pun. Seakan-akan tidak peduli kepada Panglima Pandu yang hendak menghampirin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Donggala Banggai Sang Dewa Pedang

Panglima Durga segera meloncat dari atas pelana kudanya, dan segera melangkah mendekati prajurit pemberontak yang gagah berani itu."Maksudmu kita bertarung sebagai seorang kesatria. Satu lawan satu untuk mengadu ilmu?" tanya Panglima Durga sedikit membentak."Benar sekali. Jika kau mau, kau orang yang pertama yang harus bertarung denganku!" jawab pendekar tersebut, tidak sedikitpun merasa gentar menghadapi Panglima Durga yang merupakan seorang pemimpin prajurit kerajaan Genda Yaksa."Baiklah, kita bertarung satu lawan satu. Siapa yang kalah berarti akan mati! Kau setuju?" tanya Panglima Durga."Ya, aku sangat setuju! Majulah!" Pendekar itu menantang sambil memasang kuda-kuda.Para prajurit kerajaan Genda Yaksa dan delapan orang pendekar dari pihak pemberontak saling berpandangan. Mereka tampak antusias menyaksikan detik-detik pertarungan dua orang kesatria itu.Panglima Durga memandang ke sekeliling tempat tersebut. Para pasukan kerajaan su
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Kedatangan Jonggara dari Purba Yaksa

Keesokan harinya....Panglima Pandu pamit kepada ayahnya untuk berjalan-jalan sejenak menikmati suasana pagi, dan berniat hendak berkeliling desa yang telah lama ia tinggalkan itu."Apa perlu aku temani, Pandu?" timpal Reksa Pati menatap wajah Panglima Pandu."Tidak perlu, Reksa. Kau bantu rama saja untuk merapikan barang-barang yang hendak di bawa ke barak!" jawab Panglima Pandu lirih."Baiklah, kalau memang seperti itu. Tadinya aku mau mengantar kamu ke rumah Sri Widuri.""Besok saja! Sekalian kita ke rumahnya Paman Sogara. Aku mau mengajak Wandalika untuk ikut juga ke istana."Reksa Pati hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kemudian, ia bangkit dan langsung masuk ke dalam rumah. Demikian pula dengan Panglima Pandu, ia langsung menghampiri Rabuta dan langsung naik ke atas punggung kudanya itu.Siang itu, Panglima Pandu menyempatkan diri bersantai sejenak di perkebunan milik para penduduk desa yang ada di pinggiran hutan tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Jalamangkara dibawa ke Sebuah Gua

Setibanya di rumah, Panglima Pandu langsung memperkenalkan Jonggara kepada ayahnya dan juga kepada semua yang ada di kediaman tersebut."Ini adalah Jonggara, aku bertemu dengannya di perkebunan yang ada di pinggiran hutan," kata sang panglima mengarah kepada Wira Karma dan Damara yang sedang berada di beranda rumah sederhana itu."Senang bertemu dengan kalian," kata Jonggara merangkapkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan di hadapan Wira Karma dan Damara."Silahkan duduk, Ki Sanak!" ucap Wira Karma sambil tersenyum penuh keramahan."Terima kasih, Ki." Jonggara langsung melangkah dan duduk di hadapan Wira Karma dan Damara.Demikianlah, Wira Karma langsung langsung memerintahkan Reksa Pati untuk menjamu tamunya itu. Reksa Pati segera bangkit dan langsung melangkah masuk ke dalam rumah hendak menyiapkan makanan dan minuman untuk Jonggara yang baru tiba itu."Di mana Jalamangkara, Paman?" tanya Panglima Pandu kepada Damara yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-09
Baca selengkapnya

Hilangnya Jalamangkara

Setelah itu, gua tersebut kembali hening. Sejenak, Jalamangkara menghentikan langkah, ia tampak kaget ketika melihat sesosok makhluk yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Namun, makhluk itu tampak ketakutan saat berpapasan dengan Jalamangkara, dan langsung berlari kencang meninggalkan Jalamangkara.'Apakah makhluk itu merupakan sesosok siluman?' kata Jalamangkara bertanya-tanya dalam hati.Lantas, ia pun kembali melanjutkan langkahnya menyusuri gua tersebut sesuai yang diperintahkan oleh Ki Lembu. Jalamangkara sedikit mempercepat langkahnya hendak mengikuti makhluk yang sudah menampakkan diri di hadapannya.Tidak lama kemudian, Jalamangkara sudah berada di tempat yang dituju. Tampak seorang pria bertubuh kurus terkapar di mulut gua tersebut."Ya, Dewata agung! Siapa orang itu?" desis Jalamangkara.Dengan penuh kewaspadaan, ia langsung melangkah menghampiri orang tersebut."Aku harus memastikan bahwa orang itu masih hidup atau sudah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-09
Baca selengkapnya

Jalamangkara Ditolong oleh Dua Pemuda Desa

Saat itu, Panglima Pandu dan kedua kawannya sudah memasuki hutan yang biasa menjadi tempat Jalamangkara melakukan pencarian bahan obat-obatan. Ia bersama Reksa Pati dan Wandalika melakukan pencarian ke pelosok-pelosok hutan dan bertanya ke setiap penduduk yang tengah beraktivitas mencari kayu di dalam hutan tersebut."Apakah kalian melihat Jalamangkara?" tanya Panglima Pandu kepada seorang penduduk yang ia temui di tengah hutan itu."Ki Jalamangkara yang tinggal bersama rama Panglima?" jawab orang tersebut balas bertanya kepada Panglima Pandu."Benar, Ki," sahut Panglima Pandu."Kami tidak melihat Ki Jalamangkara, Panglima. Sedari pagi kami di hutan ini, dan tidak bertemu dengan siap pun termasuk Ki Jalamangkara."Kemudian, seorang pria paruh baya melangkah menghampiri Panglima Pandu."Mohon maaf, Panglima. Kemarin pagi aku melihatnya, Ki Jalamangkara tengah berada di saung Ki Warka," terang pria paruh baya itu."Tidak ada, Ki. Menuru
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status