Marcus mengepalkan tangannya menahan amarah yang sudah ia tahan sejak tadi. Jika bukan karena Arthur saudara kandung Anna, maka dapat dipastikan Arthur sudah mati sejak Marcus tiba di tempat itu.“Kau—“ Saat Marcus hendak berbicara, ponselnya berdering nyaring mengalihkan perhatian pria itu. Dengan sigap ia mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya, berjaga-jaga apabila itu panggilan dari bibi Jessy. Dan benar saja, itu adalah panggilan dari bibi Jessy.“Tuan! Operasi sudah selesai. Dokter meminta Tuan untuk kembali dan menemuinya!” Marcus tersentak mendengar ucapan bibi Jessy, ia pun menjawab, “aku akan kembali sekarang,” jawabnya singkat dan langsung menutup panggilan telepon.Pandangannya beralih pada sosok Arthur yang masih terbaring di lantai dengan mata penuh dendam menatap Marcus. Tubuhnya sesekali memberontak; mencoba melepaskan diri dari ikatan di kursi.“Aku akan membiarkanmu tetap hidup, hingga saat itu, pikirkan dan renungkan kesalahanmu sebelum aku b
Read more