Home / Romansa / Bad Princess (I Found You) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bad Princess (I Found You): Chapter 21 - Chapter 30

54 Chapters

20. Slap with Flowers

Chapter 20Slap with FlowerAyah Beck berdiri di ambang pintu, pria yang sebagian rambutnya telah memutih itu tersenyum ramah kepada Jessie. "Aku terlambat rupanya," ucapnya dengan nada sangat hangat. "Cariño," sapa Lucy kepada Andrés Peyton, suaminya."Meriah sekali hari ini," ucap Andrés kemudian melangkah mendekati Jessie. "Hai, Nak, bagaimana kabarmu?" Mungkin tiga puluh tahun lagi Beck akan terlihat seperti Mr. Peyton, pikir Jessie. Calon ayah mertuanya masih terlihat tampan di usia yang tidak lagi muda dan benar-benar mirip Beck dari segi wajah maupun perawakan. "Kabarku sangat baik, aku sangat senang berada di sini hari ini," ucap Jessie dan ia mengulurkan tangan untuk menjabat tangan ayah Beck. "Kuharap kabarmu juga baik hari ini." Ayah Beck mengecup punggung tangan Jessie. "Kau cantik sekali, Nak. Putraku sungguh beruntung, andai saja aku lahir tiga puluh tahun lebih lambat," ucapnya dengan nada sangat lembut. Jessie terkekeh dan pipinya memerah. "Seharusnya begitu, ya?"
Read more

21. By the Past

Chapter 21By the PastBeck menyandarkan kepalanya di kursi rumah sakit, matanya terpejam meskipun tidak sedang tidur dan waktu telah menunjukkan pukul empat pagi. Di seberang Beck, Nick merebahkan tubuhnya di kursi panjang dengan posisi lengan menutupi wajahnya, sedangkan sedikit jauh dari Beck, Lexy duduk dengan posisi kedua lengan bertumpu di paha dan menatap lantai.Dua jam yang lalu dokter mengatakan bahwa kondisi Dimitri mengalami penurunan dan detak jantungnya melemah. Tekanan darah tinggi yang dialami Dimitri dan benturan keras di kepalanya dicurigai telah mengakibatkan adanya pendarahan di otak dan pemeriksaan MRI baru akan dilakukan besok pagi. Sangat berat menghadapi keadaan seperti itu, Beck sangat memahaminya karena ia pernah mengalami ketakutan yang luar biasa saat ibunya ditikam oleh Clara, wanita yang melahirkan Nick. Saat itu Beck bukan hanya ketakutan kehilangan ibunya, tetapi juga takut akan kehilangan Vanilla dan sahabatnya. Jika nyawa ibunya saat itu tidak selama
Read more

22. Married

Chapter 22MarriedJessie menerima tisu yang diberikan Sunshine untuk ke sekian kalinya. "Maafkan aku," desahnya dengan suara parau. "Jangan meminta maaf padaku...." Sunshine mengalihkan pandangannya kepada Emilia, penata rias pribadinya yang mulai terlihat putus asa karena harus berulang kali mengulang pekerjaannya. "Aku tidak akan menangis lagi, oke?" Jessie dengan hati-hati menempelkan tisu ke bawah kelopak mata yang basah karena air matanya yang terus-terusan bercucuran. Sunshine mendengus lembut. "Ini hari bahagiamu, Jessie." Jessie kembali meneteskan air matanya, sia-sia saja peringatan Sunshine barusan karena sekuat apa pun ia menahan air mata, setiap kali terbayang ayahnya di ruang ICU, ia tidak bisa untuk tidak menyalahkan dirinya."Tapi, akulah yang membuat Daddy...." "Bukan kau, itu benar-benar insiden," ucap Sunshine dengan nada lembut. "Dengar, hari ini kau harus tampil cantik. Daddy ingin kau segera menikah dan kau mengabulkan keinginannya, beliau akan menyaksikan p
Read more

23. My Room

Chapter 23My Room"Aku ingin berbicara dengan Daddy," ucap Jessie melegakan Beck.Seluruh beban prasangka benar-benar lenyap tidak bersisa, Beck mengikuti langkah Jessie mendekati ranjang pasien untuk berbicara dengan Dimitri.Jessie menjilat bibirnya kemudian menghela napas dalam-dalam seraya memejamkan matanya beberapa saat. "Daddy, lihatlah... hari ini aku menikah," ucapnya lirih dan ia dengan hati-hati menyentuh tangan Dimitri. Rasanya memprihatinkan, siapa pun tidak ingin melangsungkan pernikahan di depan orang tuanya yang sedang sekarat. Beck tidak mampu mengucapkan apa pun, ia hanya bisa menenangkan Jessie dengan meletakkan kedua tangannya di pundak Jessie kemudian mengusapnya dengan perlahan."Kami akan melangsungkan pesta nanti setelah kau sembuh dan aku tidak mau tahu, kau harus sambuh untukku, Daddy." Beck menelan ludah. Mereka belum membicarakan pesta pernikahan, tetapi tentu saja pesta pernikahan pastinya sangat penting.Dokter yang berada di samping ranjang pasien me
Read more

24. Call My Name

Chapter 24Call my NameKali ini giliran Jessie yang menyeret pergelangan tangan Beck sebelum pria itu memberikan keputusan kamar mana yang akan mereka gunakan. Jessie sudah memutuskan di kamar mana yang akan mereka tinggali malam ini. Jessie membawa Beck melewati arah yang berlawanan dengan arah semula karena sebenarnya saat Beck menyeretnya, pria yang baru saja menjadi suaminya itu salah arah. Ia ingin memberitahu, tetapi Beck sepertinya salah paham dan menganggapnya tidak bersedia menikmati malam pengantin. Lorong itu tidak membawa mereka ke kamar siapa pun, tetapi lorong itu adalah jalan menuju ruang belajar dan perpustakaan yang buku-bukunya mungkin lebih tua dibandingkan usia nenek Jessie di Aínsa. Jessie sudah cukup dewasa, tidak perlu bersikap berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang Beck maksud. Lagi pula, mereka sekarang adalah pasangan yang sah dan sudah sewajarnya jika mereka tinggal di satu kamar. Jessie mendorong pintu kamarnya kemudian dengan tergesa-gesa menutupn
Read more

25. Sexy!

Chapter 25Sexy!Jessie membuka matanya dan tidak mendapati Beck di tempat tidurnya, ia menduga Beck pergi ke rumah sakit setelah dirinya tertidur. Sudah pasti, pikirnya. Tidak ada alasan untuk Beck tinggal bersamanya sampai pagi, mereka juga belum membicarakan apa-apa yang berhubungan dengan tempat tinggal selama masih di Madrid. Jessie menatap sepreinya yang terlihat kusut dan kacau, penyebabnya tentu saja dirinya dan Beck yang bukan hanya satu kali melakukan percintaan yang erotis. Tangannya terulur menyentuh tempat Beck berbaring seraya memeluknya tadi malam dan menghela napasnya. Rasanya ia masih dapat merasakan aroma samar-samar parfum yang ditinggalkan Beck.Sialan. Jessie tidak tahu harus bagaimana nanti menghadapi Beck. Haruskah nanti bersikap selayaknya pasangan pengantin baru atau bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa di antara mereka. Jessie kembali menghela napasnya dan turun dari tempat tidur lalu menekan bel untuk memanggil pelayan. "Yang Mulai, apa yang Anda butuh
Read more

26. Your Ex Mistress

Chapter 26Your Ex-mistressBeck sedang berusaha untuk tidak mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja kasir. Arnold tidak menjawab panggilannya dengan cepat padahal Beck sangat membutuhkan kopi yang tidak sempat diseduh sendiri di rumahnya dan kedai kopi di depan gedung kantornya selalu dipenuhi oleh pengunjung sudah lama menarik perhatiannya, meskipun sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk mencobanya.Ekor mata Beck mengikuti kasir yang mondar-mandir di konter kedai kopi untuk menyiapkan kopi pesanannya, tampaknya pegawai baru karena masih terlihat beberapa kali mengintip catatan yang tertera di balik meja. Beck menengadah, secara iseng membaca daftar menu yang terpajang di dinding belakang konter kasir kemudian merogoh ponselnya yang berada di dalam saku celana. Jessie belum membalas pesan teks yang Beck kirimkan sebelum berangkat ke kantor tadi, padahal kemarin Tatiana telah mewanti-wanti istrinya itu untuk bangun lebih pagi, nyatanya wejangan Tatiana tidak dihiraukan Jessie. Terser
Read more

27. My Dream

Chapter 27My DreamDi Madrid, salju turun sepanjang hari dengan intensitas yang lumayan tinggi sehingga suhu menjadi sangat dingin. Jessie menekuk kakinya di sofa seraya memegangi cangkir berisi cokelat panas di tangannya dan menatap perapian listrik bergaya Eropa kuno di depannya. Sudah hampir pukul sepuluh dan Beck belum juga tiba padahal suaminya mengatakan akan kembali hari ini."Kau memikirkan Beck?" tanya Flowrencia, adik Jessie yang duduk di sampingnya.Jessie dengan perlahan mengalihkan pandangannya kepada Flow. "Mungkinkah dia terjebak badai salju?" "Tidak ada pemberitahuan akan ada badai salju hari ini." Flow mengambil cangkir di tangan Jessie dan melirik ke arah jam. "Pesawat terakhir dari Barcelona mendarat pukul sembilan, mungkin hanya terlambat." Jessie menatap Flow. "Bagaimana jika terjadi badai salju di langit?" Flow mengedikkan bahunya kemudian menyeruput cokelat panas yang dipegangnya lalu berucap, "Kenapa tidak kau telepon saja untuk memastikan?" Jessie kembali
Read more

28. Do You Want a Hug?

Chapter 28Do You Want a HugDimitri telah dimakamkan, tentunya setelah melalui prosesi sesuai prosedur kerajaan dan berlangsung tertutup. Beck berada di kamar Val bersama Jessie, mereka berada di atas tempat tidur dengan posisi Val berada di tengah-tengah antara dirinya dan Jessie.Beck menatap Jessie yang meringkuk memeluk Val, mata Jessie terpejam tetapi Beck tahu jika wanita itu belum terlelap. Sepanjang masa berkabung Beck terus berada di sisi mereka karena dari seluruh anak-anak Dimitri sepertinya yang paling terpukul dan tidak siap kehilangan ayah mereka adalah Jessie dan Val. Sementara Nick, Lexy, dan Flow kelihatannya lebih kuat dan mampu menerima kenyataan. Jessie tidak segan-segan menangis setiap kali teringat ayahnya, sementara Val tidak menunjukkan kerapuhannya, tetapi gadis remaja itu sering berdiam diri dan mengurung diri di kamarnya. Beck tidak bisa untuk tidak melakukan apa pun apa lagi menurutnya, Val masih terlalu kecil untuk menerima fakta bahwa ayah mereka telah
Read more

29. Intimate

Chapter 29IntimateBeck membopong Jessie, membawanya keluar dari kamar Val dengan terburu-buru, lengan Jessie melingkar di leher Beck dan bibir mereka bertaut seolah-olah mereka sangat membutuhkan ciuman itu dan tidak dapat digantikan oleh apa pun.Beck memutar gagang pintu kamar Jessie, kakinya menendang daun pintu kemudian menghempaskan bokongnya di sofa karena tempat tidur dirasa terlalu jauh untuk dijangkau. Ia menempatkan Jessie mengangkang di atas pangkuannya, tangannya menyusup di balik piama satin istrinya dan seperti dugaannya, Jessie tidak mengenakan bra. Setiap malam di kamar Val, Beck dapat menyaksikan puting payudara Jessie yang menyembul di balik piamanya, tidak seorang pun tahu betapa Beck mengutuk pakaian yang dikenakan Jessie karena membuatnya sangat tersiksa memikirkan puting payudara istrinya. Menginap di kamar Val dilakukan bukan semata-mata agar Val tidak sendirian melalui malam-malam yang penuh kesedihan, tetapi juga agar dirinya mampu menahan hasrat untuk tida
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status