Tubuhku benar-benar lelah. Seperti diperas sampai puing terakhir, lalu diratakan bersama debu. Bahkan rendaman air hangat itu sama sekali tidak membantu. Namun setidaknya, ia sedikit bertanggung jawab. Ia tidak meninggalkanku pingsan di kamar mandi setelah membuatku kelelahan seperti itu. Ia memanggil pelayan, meminta mereka memakaikan pakaianku, lalu membaringkan di atas ranjang. Mataku hampir terpejam saat melihat siluetnya menggunakan kemeja. Tak ada suara yang terengar, kecuali gerak gesit para pelayan. Beberapa menit kemudian, aku sudah terbaring bagai putri tidur yang hampir tak bisa lagi membuka mata. Bahkan meski dering ponsel terdengar berkali-kali, aku sama sekali tidak tergerak untuk meraih benda pipih itu. Sedetik kemudian, saat kupikir aku bisa terlelap kapan saja, ia mengguncang bahuku. “Sheila, bangun,” titahnya, tergesa. Erangan enggan meluncur tanpa sadar. Tubuhku letih, dan mataku sangat berat. Apa ia masih belum puas menggunakanku sekarang? “Bangun, kamu harus
Last Updated : 2022-03-26 Read more