Setelah makan siang, Zidane kembali ke kantor bersama Annisa. Kehadiran mereka yang datang bersama-sama menyita perhatian para karyawan yang sudah berada di kubikel-nya masing-masing.Berbagai macam tatapan tersirat di mata para karyawan itu, mengekspresikan pikiran mereka. Ada yang terpesona dengan keserasian atasannya itu, ada juga yang iri dan cemburu, juga pikiran-pikiran lainnya.Meski bisikan-bisikan tersebut terdengar di telinga Zidane dan Annisa, tetapi mereka tak mengacuhkannya."Terima kasih sudah mengantarkan hingga ke ruanganku," ucap Annisa.Seulas senyum manis terukir di bibirnya."Sama-sama, Nona. Aku akan melakukan ini setiap harinya," jawab Zidane."Selesai bekerja, kita pulang sama-sama." Zidane menyambung perkataannya.Annisa mengangguk mengiakan. Kemudian, tanpa aba-aba pria tampan itu mengusap puncak kepala yang berbalut hijab itu dengan lembut."Aku pergi dulu," pamitnya.Annisa tak menjawab. Dia te
Read more