"Terima kasih ya, Mas," tulisku haru. Aku mengirimkan foto dua hadiah yang ia berikan, sebagai tanda bahwa hadiah itu telah aku terima. "Sama-sama, sayang. Dihabiskan, ya, buburnya," balasnya. "Iya. Meskipun tidak seenak buatan Mas, tapi aku suka karena Mas yang membelikan." "Alhamdulillah jika suka. Hadiah yang satunya suka tidak?" "Suuukaaa sangat," balasku dengan menambahkan emoticon hati berjejer. “Alhamdullilah. O, ya. Jangan ngidam yang aneh-aneh dulu, ya. Ngidamnya nanti saja tunggu anak kedua kita. Dirapel juga tidak apa-apa,” pesannya lagi. Aku tertawa kecil membaca permintaannya. Secara ilmiah, ngidam itu memang tidak ada. Namun, menurutku ngidam itu lebih disebabkan adanya perubahan hormon dalam tubuh sehingga terjadi perubahan yang membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Misalnya tidak nyaman makan, padah
Last Updated : 2022-01-08 Read more