"Jadi beneran mau ngelamar Haya, Bos?" pekik Ramlan kegirangan. "Iya, ada tapinya ... mm ... gue harus obrolin dulu yang soal tujuh kali itu. Siapatahu Haya keberatan," kata Satria sambil mengembuskan asap rokok terakhirnya ke udara. Lalu ia menekan kuat sisa rokok di atas asbak. "Kalau feeling gue, Bos, Haya pasti bisa. Dengar-dengar, almarhum suaminya juga pejantan tangguh. Gak pernah pakai obat apapun, bisa tahan berjam-jam," bisik Ramlan."Lu tahu darimana?" Satria menatap aneh Ramlan. "Tembok, Bos, masa iya kontrakan kedap suara. Jadi kedengaran kalau Haya nangis, tetangga kirain digebukin lakinya, pas digedor warga lakinya keluar pake sarung doang. Mana dadanya pada biru. Rupanya yang nangis lakinya, Bos, ha ha ha ....""Tunggu! Suami Haya lelaki'kan?" Satria bertanya dengan serius. Ha ha ha ..."Iyalah, masa alemong! Dah, gue yakin Haya kuat menandingi lu, Bos. Tepat sudah lu sama Haya. Selain dapat paha
Last Updated : 2021-12-03 Read more