Home / Urban / DUKU (DUDA KUAT) / 36. Telur Ayam Kampung, Madu, dan Ambulan

Share

36. Telur Ayam Kampung, Madu, dan Ambulan

last update Last Updated: 2021-12-05 18:47:40

"Mbak Salsa, terima kasih sudah menyediakan mobil sekaligus menjadi sopirnya. Saya doakan Mbak Salsa segera menyusul ya, Mbak," ujar Haya tulus sambil tersenyum. 

"Eh, iya, Mbak Haya, sama-sama. Saya senang bisa berpartisipasi dalam acara sakral Bang Satria dan Mbak Haya," jawab Salsa diiringi senyuman.

"Bang."

"Ya." 

Keduanya sama-sama ingin memulai pembicaraan.

"Abang dulu deh," kata Haya dengan wajah tersipu malu. 

"Terima kasih sudah mau menjadi istri saya," bisik Satria di telinga Haya hingga istrinya itu merasa kegelian. 

"Geli ih!" Haya tertawa dengan bulu tangan yang meremang. Salsa merasa hatinya bagaikan dicubit menggunakan tang. Namun ia harus bersabar karena ini adalah pilihannya. Ia harus siap dengan segala rasa cemburu dan sakit hati yang saat ini ia rasakan. 

"Saya yang terima kasih Abang sudah mau menjadi imam saya dan ayah sambung untuk Samudra. Semoga kita bisa bersama-sama melewati ba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DUKU (DUDA KUAT)   37. Malam Pertama bagian 1

    "Mau mandi bareng gak?" ledek Satria pada Haya saat lelaki itu sudah menyiapkan handuk menggantung di pundaknya. Haya yang baru saja masuk, tentu saja langsung merona dengan godaan suaminya."Malu ih! Nanti saja di kamar, Bang," jawab Haya malu-malu."Asik, Abang mandi kilat deh, biar kita langsung bisa main mamah papah di kasur," komentar Satria dengan senyuman teramat lebar. Haya tertawa, lalu dengan gemas mendorong tubuh suaminya untuk segera keluar dari kamar.Satria tersenyum, lalu berjalan ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti di depan pintu kamar mandi. Kamar mandinya sempit, tidak muat untuk dua orang di dalam. Kalau pun muat, pasti gak bisa banyak gaya."Kenapa ngeliatin kamar mandi lu?" tanya Bu Mae heran."Bu, Satria mau bongkar kamar mandi, digedein gitu, Bu, boleh ya?" kening Bu Mae mengerut dalam saat mendengar ucapan Satria. Ia memanjangkan lehernya untuk melihat keadaan kamar mandi yang biasa digunak

    Last Updated : 2021-12-05
  • DUKU (DUDA KUAT)   38. Basah, Basah, Basah

    "Apa katanya Mbak Salsa?" tanya Haya ingin tahu."Ini, baca saja!" Satria memberikan secarik kertas ucapan selamat dari Salsa pada istrinya. Haya membacanya sambil tersenyum senang."Alhamdulillah, Abang gak jadi sama Mbak Salsa, kalau tidak, saya tidak jadi jalan-jalan naik pesawat, terus nginep di cottage pula, hi hi hi ...." Satria tertawa mendengar komentar Haya yang polos. Istrinya tidak cemburu sama sekali dan itulah yang memang ia harapkan. Haya tidak cemburu dengan semua wanita yang pernah dekat dengannya."Nanti biar saya WA Mbak Salsa ucapkan terima kasih," katanya lagi masih dengan tangan menggenggam tiga buah tiket honeymoon dari Salsa."Kamu tidak cemburu?" tanya Satria pada Haya."Tidak, Abang boleh berteman dengan mantan Abang, karena saya juga masih temenan sama mantan suami saya." Haya menyeringai lebar."M-maksud kamu apa, Ya?" Satria menelan ludah, lalu menoleh ke kanan dan kiri dengan perasaa

    Last Updated : 2021-12-05
  • DUKU (DUDA KUAT)   39. Buka Kado

    "Kita buka kado dulu aja yuk, Ya? Masih sore ini, saya juga belum isya. Asep Tyrex masih bisa nunggu kok," kata Satria pada istrinya. Haya tertawa, lalu mengangguk setuju. Walau ia sudah pernah menikah, tetap saja berduaan dengan lelaki yang baru saja menjadi suaminya, membuat jantungnya berdetak cepat.Akan lebih siap dirinya jika Satria memberikannya cukup waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru."Terima kasih Abang sudah mengerti. Saya gak harus buru-buru pelorotin sarung Abang, he he he ...." Haya bersemu merah mendengar ucapannya sendiri."Saya paham, Haya, justru itu saya gak mau buru-buru, yang penting saya sudah punya istri. Biarin Bu RT sama sopir ambulan kesel nunggu di depan, padahal kita gak ngapa-ngapain, ha ha ha ...." Satria terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya."Ambulan untuk apa, Bang?" tanya Haya tak paham."Untuk siaga satu, siapatahu kamu pingsan saat bertemu Asep nanti," jawab Satria dengan

    Last Updated : 2021-12-05
  • DUKU (DUDA KUAT)   40. Malam Pertama yang Berkeringat

    21+Tuk! Tuk!Suara ketukan lembut di pintu kamarnya membuat Salsa menoleh. Cepat ia menghapus air mata dan membetulkan air wajahnya yang sangat berantakan."Sebentar, Bun," ujarnya sedikit berteriak, lalu berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sungguh tidak mudah melepas lelaki yang ternyata kamu cinta untuk bersanding dengan wanita lain. Apalagi kamu pernah benar-benar tidak menganggapnya.Cklek"Ya, Bun?""Kamu baru mandi?" tanya Juwi memperhatikan putri cantiknya dari atas sampai bawah."I-iya, kenapa, Bun? Salsa tidak ingin makan, mau langsung tidur saja," kata Salsa dengan tangan yang siap mendorong pintu kamarnya. Juwi menahan pintu lebih cepat dari perkiraan Salsa."Ada Fajar di depan. Katanya dia menelepon kamu seharian tetapi diabaikan. Selesaikan ya, Sayang. Jangan memberikan harapan jika kamu tidak yakin. Temui Fajar!" pinta Juwi diiringi senyuman. Wanita dewasa itu sangat mem

    Last Updated : 2021-12-05
  • DUKU (DUDA KUAT)   41. Salah Asep

    "Sepertinya istri Mas terlalu kelelahan. Dehidrasi, dan maaf, Mas bilang tadi masih suasana pengantin baru ya? Ini ... mm ... ada sedikit luka lecet di organ intimnya." Satria menghela napas berat, lalu menoleh pada ibunya yang sudah meneteskan air mata. Satria pun kini tengah berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah."Saran saya, biar istri Mas dirawat dahulu mungkin dua malam ya. Mas bisa konsultasi ke dokter kelamin jika nanti memang diperlukan bagaimana kiranya berhubungan dengan pasangan secara normal dan tentu saja yang sehat," lanjut dokter lagi sambil tersenyum tipis."Baik, Dok, terima kasih atas penjelasannya." Dokter itu pun pamit meninggalkan Satria dan Bu Mae di ruangan VIP. Haya masih terlelap dengan jarum infus menancap di punggung tangan kirinya. Satria mendekati brangkar, mencium kening istrinya dengan satu dua tetes air mata yang jatuh di dahi kain kerudung yang dipakai istrinya."Yah, Sat, kasihan Haya. Emangnya gimana

    Last Updated : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   42. Hanafi Ramlan Prawira

    "Sat, lu udah bangun?" tanya Bu Mae menghampiri putranya yang sedang meraih gelas di atas meja."Bu, masa orang lagi tidur bisa ngambil gelas? Ya jelas saya sudah bangun," balas Satria sambil memutar bola mata malasnya. Bu Mae menyeringai, lalu meletakkan bokongnya dengan pelan di tempat tidur Satria. Persis di ujung kaki putranya."Sini, turun sebentar! Ada yang mau Ibu tanyain. Jangan sampai kedengaran Haya, Ibu malu," ujar Bu Mae sambil berbisik pada putranya. Satria menurut dengan langkah yang masih gontai berjalan ke arah sofa depan TV."Ada apa sih, Bu? Kayaknya penting banget," tanya Satria penasaran."Sat, temen lu yang namanya Ramlan udah nikah belum?" Satria mengernyit saat mendengar sebuah pertanyaan aneh dari ibunya."Setahu saya belum, Bu. Emangnya kenapa? Ibu mau jodohin Ramlan sama Mak Piah? Ha ha ha ... saya dukung."Sstt .... Bu Mae meletakkan telunjuknya

    Last Updated : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   43. Haya Keluar Rumah Sakit

    Ramlan baru sadar dari pingsannya setelah diberi minyak kayu putih pada hidung, tenggorokan, serta juga dua telapak kakinya yang dingin. Untunglah baru dua kustomer yang datang sehingga bisa di-handle oleh temannya yang lain."Akhirnya lu sadar juga, kalau nggak, pan lumayan motor buat lu jadi diwariskan ke gue. Secara nenek kita sepupu ipar," ujar Sapto sambil menyeringai."Enak aja! Mana mau gue mati meninggalkan motor baru. Yang ada kalau gue mati, motornya harus ikut gue masuk ke kuburan berserta kunci dan BPKB," balas Ramlan sengit."Mau balapan sama mayat yang lain lu? Atau pas mau digadein ada berkasnya? Ha ha ha ... Sakit lu, Raam!" keduanya tertawa terbahak-bahak. Sapto memberikan secangkir teh untuk Ramlan agar tenaganya kembali pulih."Gue telepon Bos Satria dulu, mau ngucapin terima kasih," kata Ramlan pada Sapto. Pemuda itu bangun dari duduknya, lalu berjalan keluar bengkel dan berdiri di bawa

    Last Updated : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   44. Status WA Juwi

    Malam ini, cuaca di luar sedang gerimis. Keadaan yang sangat pas untuk sepasang pengantin baru yang ingin kembali menikmati manisnya madu kumbang sangar yang ditawarkan pasangan.Beda keadaannya pada sebuah rumah yang berada di dalam komplek perumahan cukup elit. Dua keluarga besar sedang duduk di sebuah ruang tamu untuk membicarakan masa depan anak mereka.Malam ini, Fajar melamar Salsa. Ia beserta keluarga besar datang dengan mobil mewah dan membawa aneka buah tangan eksklusif untuk Salsa. Juwi dan Devit turut senang dengan keputusan yang akhirnya diambil Salsa. Anak perempuan kesayangan mereka telah memutuskan untuk menerima pinangan dari Fajar."Bagaimana, Nak Salsa? Apakah pinangan Fajar diterima?" tanya seorang pria yang usianya mungkin sama dengan Papa Devitnya. Salsa hanya tersenyum, lalu diikuti anggukan pelan."Alhamdulillah." Semua orang di dalam ruangan mengucap syukur sambil mengangkat kedua t

    Last Updated : 2021-12-06

Latest chapter

  • DUKU (DUDA KUAT)   99. Gara-gara Barbel (Ending)

    Bep! Bep!Suara dering ponsel membuat konsentrasi Satria terpecah. Ia mencoba abaikan, tetapi dering itu tak juga berhenti hingga memekakkan telinga."Angkat dulu saja, Bang," kata Salsa pada suaminya."Ya udah deh!" Satria turun dari tubuh Salsa, lalu tangannya memanjang untuk meraih ponsel."Ibu Suri," kata Satria pada Salsa."Halo, assalamualaikum, Bu, ada apa telepon?""Eh, songong lu! Emangnya gue gak boleh telepon? Lu ada di sana juga kalau bukan gue ngeden banget, gak bakalan lu keluar, Satria. Jadi yang sopan sama orang tua."Ha ha ha ha ... Salsa tertawa mendengar ocehan ibu mertua pada suaminya. Ia bisa mendengarnya dengan jelas karena Satria menyalakan loudspeaker."Iya, Bu, maksudnya ada apa? Apa Ibu sakit?""Bukan gue yang sakit, tapi Bagus lu! Gimana dia kabarnya? Udah mendingan belum?""Ini baru mau dijajal lagi, Bu.""Oh, berarti udah lu obatin?""Udah, Bu.""Begini, kata

  • DUKU (DUDA KUAT)   98. Nonton Bioskop

    Salsa berhasil mengeluarkan biji durian yang tersangkut di tenggorokan Satria, walau dengan penuh perjuangan. Segelas teh hangat ia buatkan dengan penuh cinta kasih untuk suami tercinta, agar rasa pedih di tenggorokannya hilang."Abang tahu gak, kalau yang Abang lakukan tadi berisiko membuat saya menjadi janda untuk kedua kalinya?" Salsa menatap suaminya dengan wajah iba. Satria membuang pandangannya, tak sanggup untuk membalas tatapan Salsa. Ia sangat malu dengan kekuatan serta perbuatannya yang konyol."Jangan diulangi ya, Bang. Cukup Abang berolah raga rutin dan jangan stres. Tiket yang waktu itu saya berikan sebagai kado ulang tahun Abang dan Mbak Haya sudah diberikan Ibu pada saya. Karen jangka waktu berlakunya untuk satu tahun, maka kita bisa menggunakannya untuk kita berbulan madu.Salsa tahu Abang pasti stres berat. Ingin memberikan yang terbaik untuk Salsa, malah keadaan sebaliknya yang terjadi. Jadi, besok sore kita berangkat ya? Sekarang S

  • DUKU (DUDA KUAT)   97. Satria Pergi ke Rumah Sakit

    Satria merasa sangat menderita dengan kekuatannya yang menghilang. Ia bahkan sangat malu pada istrinya karena hal memalukan ini."Bang, sudah, jangan dipikirkan, apa Abang mau ke dokter? Kita periksa ke dokter, gimana?" tanya Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan suaminya. Satria hanya bisa mendesah penuh penderitaan."Ayo, kita ke dokter, konsultasi, siapatahu dokter ada solusi untuk kita," bujuk Salsa lagi dengan lemah lembut."Melamun seperti ini tidak akan memberikan solusi. Kalau Abang sayang sama Salsa, berarti Abang harus ikut saran Salsa." Kali ini suara istrinya terdengar serius."Ya sudah, ayo, kita ke dokter." Salsa tersenyum senang, lalu melayangkan satu ciuman di pipi kekasih halalnya.Keduanya berangkat ke rumah sakit dengan menaiki motor besar Salsa yang memang berada di lobi parkir hotel."Ya ampun, motor ini berat banget, Sa. Kamu kuat sekali bisa wara-wiri dengan kendaraan seperti ini,"

  • DUKU (DUDA KUAT)   96. Kesedihan Pengantin Baru

    "Ya sudah, Bang, jangan sedih gitu! Gak papa kok cuma sebentar. Salsa maklum." Salsa mengusap rambut suaminya dengan penuh sayang."Abangnya yang gak terima, Sa. Masa sebentar banget? Belum juga keringetan, belum sesak napas, baru tiga kali tarik ulur napas, masa udahan sih? Duh, gimana ini?" Satria meremas rambutnya dengan kesal. Ia terduduk sambil bersandar di punggung ranjang. Sangat malu untuk menatap wajah Salsa yang sebenarnya tidak terlihat menderita."Nanti dia coba lagi, Bang. Kata Ibu waktu itu, Abang bisa tujuh kali dalam sehari, kalau memang Abang sudah sembuh Alhamdulillah, paling tidak bisa berkurang sedikit. Salsa juga masih sakit ininya, pedih," kata Salsa lagi dengan wajah malu-malu."Maafin Abang ya, Sa. Kita mandi lagi yuk, setelah itu sarapan. Oh, iya, siapatahu di kamar mandi nanti Bagus bisa satu kali lagi." Satria tersenyum sangat lebar. Ia teringat pernah habis-habisan melakukannya dengan Haya waktu itu karena kamar mand

  • DUKU (DUDA KUAT)   95. Malam Pengantin Season 4

    "Mae, kemalin acala Satlia untung gak hujan ya? Emangnya lu jadi lempalin sempak ke genteng hotel?" komentar Mak Piah yang menghampiri Bu Mae di tukang sayur keliling.Si Abang tukang sayur dan beberapa ibu-ibu yang ada di sana tertawa mendengar pertanyaan Mak Piah."Ha ha ha ... Mak, nama saya Maesaroh, bukan Spidermae, ha ha ha ... Gimana caranya saya lemparin sempak bekas pakai ke genteng hotel? Naiknya gimana? Ha ha ha ....""Gue kilain jadi, Mae, soalnya gak hujan," timpal Mak Piah."Harusnya lempal sempak gue ya, bial panas sehalian. Semalam jam sebelas malah hujan, jadinya becek deh ini," kata Mak Piah lagi."Kalau sempak Emak yang dilempari, hujan kagak, longsor ia, ha ha ha ... Dah, ah, saya mau rebahan dulu, cape semaleman ngitungin amplop dari ibu-ibu. Soalnya isinya dua ribuan semua. Satria, walau udah nikah, tetap aja nyusahin gue.""Bener, Bu, saya ampe nukerin uang dua ribuan ke pom bensin unt

  • DUKU (DUDA KUAT)   94. Malam Pengantin Season 3

    "Eh, Abang kenapa bangun? Sudah pagi ya?" Salsa menggosok kedua matanya dengan kuat sambil menoleh ke kanan untuk melihat jam dinding. Keningnya mengerut dalam saat melihat jarum pendek masih ada di angka tiga. "Masih subuh, Bang, tidur lagi aja," kata Salsa malah berbalik memunggungi Satria. Istrinya nampak sangat mengantuk, hingga suara dengkurannya kembali terdengar jelas. Satria mendekat untuk mengecup kepala Salsa, lalu ia membetulkan letak selimut istrinya."Bagus, nasib kamu sedang kurang bagus malam ini. Kita tidur lagi saja ya, besok sehabis salat subuh kit aja Puspa main petak umpet," bisik Satria pada media tempurnya.Satria kembali memeluk Salsa dari belakang dan ikut memejamkan mata. Rasanya sangat nyaman bisa tidur memeluk kekasih halalnya.Sementara itu, wanita single parent yang bernama Haya, tidak bisa tidur sepanjang malam. Hari ini adalah hari pernikahan Satria dan ia tahu itu dari Wahyu. Walau sudah tinggal ber

  • DUKU (DUDA KUAT)   93. Malam Pengantin Season 2

    Seorang dokter yang dipanggil Salsa ke kamar, tengah memeriksa kedua kaki Satria. Dokter menyarankan Satria untuk beristirahat malam ini tanpa ada aktifitas yang menguras tenaga. Dokter juga memberikan vitamin yang bisa langsung diminum Satria agar esok hari kakinya bisa sembuh dan tenaganya kembali pulih."Terima kasih atas bantuannya, Dok," kata Salsa saat mengantar dokter wanita itu keluar dari kamarnya."Sama-sama, Mbak, semoga suaminya lekas sembuh ya," jawab dokter itu sambil tersenyum.Salsa kembali masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias sangat sempurna dan terkesan begitu gagah, karena ada banyak barbel di setiap sudut ruangan. Barbel warna-warni miliknya yang sengaja dicat agar tidak terlalu kelihatan seperti barbel.Taburan kelopak mawar merah dan putih di sepanjang karpet beludru hingga sampai di atas ranjangnya, menambah kesan romantis di dalam kamar."Sa, maafkan Abang ya, gara-gara kaki laknat ini gak

  • DUKU (DUDA KUAT)   92. Ahay ... Pengantin Baru

    "Mae, lu punya nomol HP penghulu yang tadi nikahin Satlia gak?" tanya Mak Piah saat keduanya duduk bersampingan tengah menikmati puding."Kagaklah, adanya nomor HP Malaikat Izrail? Mau?" Bu Mae terkikik geli mendengar jawabannya untuk Mak Piah."Lu mah, gue nanya benelan juga. Kalau ada, gue mau, Mae. Siapatahu aja penghulunya duda, ya kali gue bisa daftar, he he he ....""Jadi apanya, Mak?""Jadi istelinya dong, masa jadi penunggu pohon, ha ha ha ...." Bu Mae terus saja tertawa saat berbincang dengan Mak Piah. Sikap suudzonnya terhadap Mak Piah sudah benar-benar pergi setelah kebenaran yang dikatakan oleh Mak Piah.Sebuah kejutan yang belum sempat ia katakan secara detail pada Satria. Ia ingin membuktikan bahwa ucapan Mak Piah itu benar, sehingga ia tidak mau memberitahukan pada Satria terlebih dahulu."Bu Mae, selamat ya," ucap para tamu undangan yang datang menghampirinya yang tengah asik berbincang dengan Mak Piah. 

  • DUKU (DUDA KUAT)   91. Tidur di Hari Pernikahan

    "Satria ... Lu mau bangun kagak?" bisik Bu Mae gemas sambil mencubit pinggang anaknya. Namun Satria tak gentar, ia masih terus menunduk tidur."Maaf ya, Pak, tadi saat didandani, Satria minum antimo, udah gitu semalam dia jaga lilin, gak tidur, jadinya anak saya ngantuk berat," kata Bu Mae tak enak hati pada dua petugas KUA yang sedang menahan tawa memperhatikan Satria."Oh, pantes aja, Bu. Harusnya diminumin vitamin, madu, atau jamu, biar kuat saat resepsi dan malam pengantin. Jangan antimo, Bu," sahut salah satu petugas sambil tertawa. Bu Mae hanya bisa tersenyum tipis; karena merasa tidak enak hati dengan semua mata yang menatap ke arahnya.Sebuah ide muncul di kepalanya, jika dengan mantra ini anaknya tidak bangun juga, terpaksa ia akan melakukan hal yang lebih nekat."Satria, kalau lu gak mau bangun, pengantin lu gue tuker Mak Piah ya?"KrekSontak Satria terbangun dengan mata segarisnya. Ia menoleh ke kanan dan

DMCA.com Protection Status