Beranda / Urban / DUKU (DUDA KUAT) / 40. Malam Pertama yang Berkeringat

Share

40. Malam Pertama yang Berkeringat

last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-05 18:50:59

21+ 

Tuk! Tuk!

Suara ketukan lembut di pintu kamarnya membuat Salsa menoleh. Cepat ia menghapus air mata dan membetulkan air wajahnya yang sangat berantakan. 

"Sebentar, Bun," ujarnya sedikit berteriak, lalu berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sungguh tidak mudah melepas lelaki yang ternyata kamu cinta untuk bersanding dengan wanita lain. Apalagi kamu pernah benar-benar tidak menganggapnya. 

Cklek

"Ya, Bun?" 

"Kamu baru mandi?" tanya Juwi memperhatikan putri cantiknya dari atas sampai bawah. 

"I-iya, kenapa, Bun? Salsa tidak ingin makan, mau langsung tidur saja," kata Salsa dengan tangan yang siap mendorong pintu kamarnya. Juwi menahan pintu lebih cepat dari perkiraan Salsa. 

"Ada Fajar di depan. Katanya dia menelepon kamu seharian tetapi diabaikan. Selesaikan ya, Sayang. Jangan memberikan harapan jika kamu tidak yakin. Temui Fajar!" pinta Juwi diiringi senyuman. Wanita dewasa itu sangat mem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
neneng sutarsih
kayaknya mak piah tau rahasianya
goodnovel comment avatar
yeni diana sari
penasaran kelanjutan nya
goodnovel comment avatar
yeni diana sari
apa emang jodoh terkuat salsa ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DUKU (DUDA KUAT)   41. Salah Asep

    "Sepertinya istri Mas terlalu kelelahan. Dehidrasi, dan maaf, Mas bilang tadi masih suasana pengantin baru ya? Ini ... mm ... ada sedikit luka lecet di organ intimnya." Satria menghela napas berat, lalu menoleh pada ibunya yang sudah meneteskan air mata. Satria pun kini tengah berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah."Saran saya, biar istri Mas dirawat dahulu mungkin dua malam ya. Mas bisa konsultasi ke dokter kelamin jika nanti memang diperlukan bagaimana kiranya berhubungan dengan pasangan secara normal dan tentu saja yang sehat," lanjut dokter lagi sambil tersenyum tipis."Baik, Dok, terima kasih atas penjelasannya." Dokter itu pun pamit meninggalkan Satria dan Bu Mae di ruangan VIP. Haya masih terlelap dengan jarum infus menancap di punggung tangan kirinya. Satria mendekati brangkar, mencium kening istrinya dengan satu dua tetes air mata yang jatuh di dahi kain kerudung yang dipakai istrinya."Yah, Sat, kasihan Haya. Emangnya gimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   42. Hanafi Ramlan Prawira

    "Sat, lu udah bangun?" tanya Bu Mae menghampiri putranya yang sedang meraih gelas di atas meja."Bu, masa orang lagi tidur bisa ngambil gelas? Ya jelas saya sudah bangun," balas Satria sambil memutar bola mata malasnya. Bu Mae menyeringai, lalu meletakkan bokongnya dengan pelan di tempat tidur Satria. Persis di ujung kaki putranya."Sini, turun sebentar! Ada yang mau Ibu tanyain. Jangan sampai kedengaran Haya, Ibu malu," ujar Bu Mae sambil berbisik pada putranya. Satria menurut dengan langkah yang masih gontai berjalan ke arah sofa depan TV."Ada apa sih, Bu? Kayaknya penting banget," tanya Satria penasaran."Sat, temen lu yang namanya Ramlan udah nikah belum?" Satria mengernyit saat mendengar sebuah pertanyaan aneh dari ibunya."Setahu saya belum, Bu. Emangnya kenapa? Ibu mau jodohin Ramlan sama Mak Piah? Ha ha ha ... saya dukung."Sstt .... Bu Mae meletakkan telunjuknya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   43. Haya Keluar Rumah Sakit

    Ramlan baru sadar dari pingsannya setelah diberi minyak kayu putih pada hidung, tenggorokan, serta juga dua telapak kakinya yang dingin. Untunglah baru dua kustomer yang datang sehingga bisa di-handle oleh temannya yang lain."Akhirnya lu sadar juga, kalau nggak, pan lumayan motor buat lu jadi diwariskan ke gue. Secara nenek kita sepupu ipar," ujar Sapto sambil menyeringai."Enak aja! Mana mau gue mati meninggalkan motor baru. Yang ada kalau gue mati, motornya harus ikut gue masuk ke kuburan berserta kunci dan BPKB," balas Ramlan sengit."Mau balapan sama mayat yang lain lu? Atau pas mau digadein ada berkasnya? Ha ha ha ... Sakit lu, Raam!" keduanya tertawa terbahak-bahak. Sapto memberikan secangkir teh untuk Ramlan agar tenaganya kembali pulih."Gue telepon Bos Satria dulu, mau ngucapin terima kasih," kata Ramlan pada Sapto. Pemuda itu bangun dari duduknya, lalu berjalan keluar bengkel dan berdiri di bawa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   44. Status WA Juwi

    Malam ini, cuaca di luar sedang gerimis. Keadaan yang sangat pas untuk sepasang pengantin baru yang ingin kembali menikmati manisnya madu kumbang sangar yang ditawarkan pasangan.Beda keadaannya pada sebuah rumah yang berada di dalam komplek perumahan cukup elit. Dua keluarga besar sedang duduk di sebuah ruang tamu untuk membicarakan masa depan anak mereka.Malam ini, Fajar melamar Salsa. Ia beserta keluarga besar datang dengan mobil mewah dan membawa aneka buah tangan eksklusif untuk Salsa. Juwi dan Devit turut senang dengan keputusan yang akhirnya diambil Salsa. Anak perempuan kesayangan mereka telah memutuskan untuk menerima pinangan dari Fajar."Bagaimana, Nak Salsa? Apakah pinangan Fajar diterima?" tanya seorang pria yang usianya mungkin sama dengan Papa Devitnya. Salsa hanya tersenyum, lalu diikuti anggukan pelan."Alhamdulillah." Semua orang di dalam ruangan mengucap syukur sambil mengangkat kedua t

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   45. Saran Dokter

    "Ini pasti akan telus teljadi sama anak kamu Mae. Siapapun yang menikah dengan Satlia pasti kalah dengan kemampuannya," seru Mak Piah dari depan rumahnya, saat Bu Mae berdiri di depan pintu rumahnya untuk menunggu dokter yang dipanggil ke rumah.Bu Mae menoleh, lalu berjalan menghampiri Mak Piah dengan wajah amat penasaran. Sudah lama ia ingin menanyakan hal ini pada nenek tua itu, ada apa sebenarnya?"Mak, maksud Mak apa siapapun istri Satria akan kalah? Mak tahu darimana? Kalau Mak tahu kenapa, berarti Mak tahu juga apa yang harus dilakukan agar Satria tidak kembali gagal berumah tangga?" cecar Bu Mae dengan tak sabar. Mak Piah tertawa kecil, lalu berbalik badan ingin masuk ke dalam rumah, tetapi Bu Mae gerak cepat menahan lengan nenek tua itu."Mak, tunggu! Mak belum jawab pertanyaan Mae! Ada apa sebenarnya, Mak? Kasihan Satria dan Haya. Mereka nampak sudah saling mencintai dan sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • DUKU (DUDA KUAT)   46. Sunat atau Rukiyah

    Salsa mendengarkan penjelasan salah satu tetangga Satria perihal yang terjadi pada Haya. Sudah bukan sebuah rahasia lagi bahwa kemampuan aneh Satria di ranjang sangatlah mengejutkan.Satu kampung mengetahui hal itu karena kegagalan Satria berkali-kali dalam berumah tangga. Bulu tangan Salsa sampai merinding sekilas membayangkan betapa garangnya Satria di ranjang dengan Haya. Masih ada rasa cemburu di hatinya, walau tinggal setitik.Hek! Hek!Samudra menangis dan Salsa iba dengan bayi yang baru berusia beberapa bulan itu."Biar saya gendong, Bu!" Salsa mengambil Samudra dari gendongan si Ibu, lalu menimangnya dengan penuh sayang."Aduh, kamu Endut banget, Dek," kata Salsa sambil mencubit pelan pipi Samudra. Salsa berdiri, lalu berjalan ke bawah pohon rambutan sambil menenangkan Samudra yang terlihat mengantuk."Mbak, maaf, bukannya Mbak yang kemarin menolak lamaran Satria?" pertanyaan itu membuat Salsa menoleh lalu tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • DUKU (DUDA KUAT)   47. Satria Lelaki Unik

    "Sat, setelah Ibu rembukan sama Haya, maka kami memutuskan Asep untuk di ... mm ... disunat lagi, gimana?" ujar Bu Mae serius pada putranya. Dengan gerak cepat Satria mengamankan aset terbaik hidupnya, menyembunyikan kembarannya dari dua orang wanita yang menatapnya dengan horor."Ya habis dong, Bu. Jangan ah! Gak rela saya." Satria menolak dengan tegas permintaan konyol ibunya."Terus bagaimana lagi caranya biar Asep gak hiperaktif, Sat? Lu harus usaha gimana caranya, biar istri lu gak bolak-balik masuk rumah sakit. Sekarang dia masih senyam-senyum, coba Minggu depan, bulan depan, tidak ada yang tahu kemampuan Haya. Ibu gak mau Haya celaka gara-gara penyakit kamu, Satria!" ujar Bu Mae dengan suara bergetar menahan tangis."Bu, maafin Satria. Satria juga bingung harus bagaimana? Asepnya gak bisa disuruh stop, kayak ada yang gerakin diluar kendali Satria," balas Satria sambil merangkul pundak ibunya yang sudah naik turun karena menangis.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • DUKU (DUDA KUAT)   48. Pernikahan Salsa

    Haya sudah kembali ke rumah setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Kondisinya sudah benar-benar pulih dan cara berjalannya juga sudah baik. Samudra terlihat sekali rindu dengan bundanya sehingga terus saja menyusu ASI tanpa henti. Ia akan menangis jika ASI terlepas. Samudra sangat manja dan Satria tidak mau mengganggu perhatian Haya pada putranya."Mana Haya?" tanya Bu Mae saat Satria tengah memakai sepatu di teras."Lagi menyusui Samudra, Bu," jawab Satria."Lu kagak? Biasanya lu malah duluan," timpal Bu Mae sambil mencebik. Satria tergelak, lalu menggelengkan kepalanya."Nanti malam aja, biar Samudra dulu yang puas main dan manja sama bundanya," jawab Satria lagi. Kini ia sudah berdiri hendak memakai jaket motornya, bersiap untuk ke bengkel cabang yang kedua."Oh, iya, lu beneran gak mau datang ke acara Salsa? Gak enak loh, dia baik banget. Waktu Haya dibawa sama Ibu pakai ambulan, Salsa kemari mengantar undangan dan B

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07

Bab terbaru

  • DUKU (DUDA KUAT)   99. Gara-gara Barbel (Ending)

    Bep! Bep!Suara dering ponsel membuat konsentrasi Satria terpecah. Ia mencoba abaikan, tetapi dering itu tak juga berhenti hingga memekakkan telinga."Angkat dulu saja, Bang," kata Salsa pada suaminya."Ya udah deh!" Satria turun dari tubuh Salsa, lalu tangannya memanjang untuk meraih ponsel."Ibu Suri," kata Satria pada Salsa."Halo, assalamualaikum, Bu, ada apa telepon?""Eh, songong lu! Emangnya gue gak boleh telepon? Lu ada di sana juga kalau bukan gue ngeden banget, gak bakalan lu keluar, Satria. Jadi yang sopan sama orang tua."Ha ha ha ha ... Salsa tertawa mendengar ocehan ibu mertua pada suaminya. Ia bisa mendengarnya dengan jelas karena Satria menyalakan loudspeaker."Iya, Bu, maksudnya ada apa? Apa Ibu sakit?""Bukan gue yang sakit, tapi Bagus lu! Gimana dia kabarnya? Udah mendingan belum?""Ini baru mau dijajal lagi, Bu.""Oh, berarti udah lu obatin?""Udah, Bu.""Begini, kata

  • DUKU (DUDA KUAT)   98. Nonton Bioskop

    Salsa berhasil mengeluarkan biji durian yang tersangkut di tenggorokan Satria, walau dengan penuh perjuangan. Segelas teh hangat ia buatkan dengan penuh cinta kasih untuk suami tercinta, agar rasa pedih di tenggorokannya hilang."Abang tahu gak, kalau yang Abang lakukan tadi berisiko membuat saya menjadi janda untuk kedua kalinya?" Salsa menatap suaminya dengan wajah iba. Satria membuang pandangannya, tak sanggup untuk membalas tatapan Salsa. Ia sangat malu dengan kekuatan serta perbuatannya yang konyol."Jangan diulangi ya, Bang. Cukup Abang berolah raga rutin dan jangan stres. Tiket yang waktu itu saya berikan sebagai kado ulang tahun Abang dan Mbak Haya sudah diberikan Ibu pada saya. Karen jangka waktu berlakunya untuk satu tahun, maka kita bisa menggunakannya untuk kita berbulan madu.Salsa tahu Abang pasti stres berat. Ingin memberikan yang terbaik untuk Salsa, malah keadaan sebaliknya yang terjadi. Jadi, besok sore kita berangkat ya? Sekarang S

  • DUKU (DUDA KUAT)   97. Satria Pergi ke Rumah Sakit

    Satria merasa sangat menderita dengan kekuatannya yang menghilang. Ia bahkan sangat malu pada istrinya karena hal memalukan ini."Bang, sudah, jangan dipikirkan, apa Abang mau ke dokter? Kita periksa ke dokter, gimana?" tanya Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan suaminya. Satria hanya bisa mendesah penuh penderitaan."Ayo, kita ke dokter, konsultasi, siapatahu dokter ada solusi untuk kita," bujuk Salsa lagi dengan lemah lembut."Melamun seperti ini tidak akan memberikan solusi. Kalau Abang sayang sama Salsa, berarti Abang harus ikut saran Salsa." Kali ini suara istrinya terdengar serius."Ya sudah, ayo, kita ke dokter." Salsa tersenyum senang, lalu melayangkan satu ciuman di pipi kekasih halalnya.Keduanya berangkat ke rumah sakit dengan menaiki motor besar Salsa yang memang berada di lobi parkir hotel."Ya ampun, motor ini berat banget, Sa. Kamu kuat sekali bisa wara-wiri dengan kendaraan seperti ini,"

  • DUKU (DUDA KUAT)   96. Kesedihan Pengantin Baru

    "Ya sudah, Bang, jangan sedih gitu! Gak papa kok cuma sebentar. Salsa maklum." Salsa mengusap rambut suaminya dengan penuh sayang."Abangnya yang gak terima, Sa. Masa sebentar banget? Belum juga keringetan, belum sesak napas, baru tiga kali tarik ulur napas, masa udahan sih? Duh, gimana ini?" Satria meremas rambutnya dengan kesal. Ia terduduk sambil bersandar di punggung ranjang. Sangat malu untuk menatap wajah Salsa yang sebenarnya tidak terlihat menderita."Nanti dia coba lagi, Bang. Kata Ibu waktu itu, Abang bisa tujuh kali dalam sehari, kalau memang Abang sudah sembuh Alhamdulillah, paling tidak bisa berkurang sedikit. Salsa juga masih sakit ininya, pedih," kata Salsa lagi dengan wajah malu-malu."Maafin Abang ya, Sa. Kita mandi lagi yuk, setelah itu sarapan. Oh, iya, siapatahu di kamar mandi nanti Bagus bisa satu kali lagi." Satria tersenyum sangat lebar. Ia teringat pernah habis-habisan melakukannya dengan Haya waktu itu karena kamar mand

  • DUKU (DUDA KUAT)   95. Malam Pengantin Season 4

    "Mae, kemalin acala Satlia untung gak hujan ya? Emangnya lu jadi lempalin sempak ke genteng hotel?" komentar Mak Piah yang menghampiri Bu Mae di tukang sayur keliling.Si Abang tukang sayur dan beberapa ibu-ibu yang ada di sana tertawa mendengar pertanyaan Mak Piah."Ha ha ha ... Mak, nama saya Maesaroh, bukan Spidermae, ha ha ha ... Gimana caranya saya lemparin sempak bekas pakai ke genteng hotel? Naiknya gimana? Ha ha ha ....""Gue kilain jadi, Mae, soalnya gak hujan," timpal Mak Piah."Harusnya lempal sempak gue ya, bial panas sehalian. Semalam jam sebelas malah hujan, jadinya becek deh ini," kata Mak Piah lagi."Kalau sempak Emak yang dilempari, hujan kagak, longsor ia, ha ha ha ... Dah, ah, saya mau rebahan dulu, cape semaleman ngitungin amplop dari ibu-ibu. Soalnya isinya dua ribuan semua. Satria, walau udah nikah, tetap aja nyusahin gue.""Bener, Bu, saya ampe nukerin uang dua ribuan ke pom bensin unt

  • DUKU (DUDA KUAT)   94. Malam Pengantin Season 3

    "Eh, Abang kenapa bangun? Sudah pagi ya?" Salsa menggosok kedua matanya dengan kuat sambil menoleh ke kanan untuk melihat jam dinding. Keningnya mengerut dalam saat melihat jarum pendek masih ada di angka tiga. "Masih subuh, Bang, tidur lagi aja," kata Salsa malah berbalik memunggungi Satria. Istrinya nampak sangat mengantuk, hingga suara dengkurannya kembali terdengar jelas. Satria mendekat untuk mengecup kepala Salsa, lalu ia membetulkan letak selimut istrinya."Bagus, nasib kamu sedang kurang bagus malam ini. Kita tidur lagi saja ya, besok sehabis salat subuh kit aja Puspa main petak umpet," bisik Satria pada media tempurnya.Satria kembali memeluk Salsa dari belakang dan ikut memejamkan mata. Rasanya sangat nyaman bisa tidur memeluk kekasih halalnya.Sementara itu, wanita single parent yang bernama Haya, tidak bisa tidur sepanjang malam. Hari ini adalah hari pernikahan Satria dan ia tahu itu dari Wahyu. Walau sudah tinggal ber

  • DUKU (DUDA KUAT)   93. Malam Pengantin Season 2

    Seorang dokter yang dipanggil Salsa ke kamar, tengah memeriksa kedua kaki Satria. Dokter menyarankan Satria untuk beristirahat malam ini tanpa ada aktifitas yang menguras tenaga. Dokter juga memberikan vitamin yang bisa langsung diminum Satria agar esok hari kakinya bisa sembuh dan tenaganya kembali pulih."Terima kasih atas bantuannya, Dok," kata Salsa saat mengantar dokter wanita itu keluar dari kamarnya."Sama-sama, Mbak, semoga suaminya lekas sembuh ya," jawab dokter itu sambil tersenyum.Salsa kembali masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias sangat sempurna dan terkesan begitu gagah, karena ada banyak barbel di setiap sudut ruangan. Barbel warna-warni miliknya yang sengaja dicat agar tidak terlalu kelihatan seperti barbel.Taburan kelopak mawar merah dan putih di sepanjang karpet beludru hingga sampai di atas ranjangnya, menambah kesan romantis di dalam kamar."Sa, maafkan Abang ya, gara-gara kaki laknat ini gak

  • DUKU (DUDA KUAT)   92. Ahay ... Pengantin Baru

    "Mae, lu punya nomol HP penghulu yang tadi nikahin Satlia gak?" tanya Mak Piah saat keduanya duduk bersampingan tengah menikmati puding."Kagaklah, adanya nomor HP Malaikat Izrail? Mau?" Bu Mae terkikik geli mendengar jawabannya untuk Mak Piah."Lu mah, gue nanya benelan juga. Kalau ada, gue mau, Mae. Siapatahu aja penghulunya duda, ya kali gue bisa daftar, he he he ....""Jadi apanya, Mak?""Jadi istelinya dong, masa jadi penunggu pohon, ha ha ha ...." Bu Mae terus saja tertawa saat berbincang dengan Mak Piah. Sikap suudzonnya terhadap Mak Piah sudah benar-benar pergi setelah kebenaran yang dikatakan oleh Mak Piah.Sebuah kejutan yang belum sempat ia katakan secara detail pada Satria. Ia ingin membuktikan bahwa ucapan Mak Piah itu benar, sehingga ia tidak mau memberitahukan pada Satria terlebih dahulu."Bu Mae, selamat ya," ucap para tamu undangan yang datang menghampirinya yang tengah asik berbincang dengan Mak Piah. 

  • DUKU (DUDA KUAT)   91. Tidur di Hari Pernikahan

    "Satria ... Lu mau bangun kagak?" bisik Bu Mae gemas sambil mencubit pinggang anaknya. Namun Satria tak gentar, ia masih terus menunduk tidur."Maaf ya, Pak, tadi saat didandani, Satria minum antimo, udah gitu semalam dia jaga lilin, gak tidur, jadinya anak saya ngantuk berat," kata Bu Mae tak enak hati pada dua petugas KUA yang sedang menahan tawa memperhatikan Satria."Oh, pantes aja, Bu. Harusnya diminumin vitamin, madu, atau jamu, biar kuat saat resepsi dan malam pengantin. Jangan antimo, Bu," sahut salah satu petugas sambil tertawa. Bu Mae hanya bisa tersenyum tipis; karena merasa tidak enak hati dengan semua mata yang menatap ke arahnya.Sebuah ide muncul di kepalanya, jika dengan mantra ini anaknya tidak bangun juga, terpaksa ia akan melakukan hal yang lebih nekat."Satria, kalau lu gak mau bangun, pengantin lu gue tuker Mak Piah ya?"KrekSontak Satria terbangun dengan mata segarisnya. Ia menoleh ke kanan dan

DMCA.com Protection Status