"Sebenarnya aku kemarin sakit, Bu. Ini juga baru pulih, dan … Hani melarangku untuk pergi-pergi dulu, harus istirahat dulu katanya.""Sakit? Kamu sakit apa, Ai? Apa perlu ibu ke sana?" Sekarang nada cemas yang terdengar. "Tidak usah, Bu. Aku hanya kecapean, istirahat saja sudah cukup. Lagi pula Hani sudah mengurusku dengan baik. Dia bahkan tidak masuk kerja untuk merawatku. Ibu tidak perlu khawatir, ya." Dengan mata terpejam Aiman mengucapkan kalimat itu, nyeri di hatinya semakin berdenyut. Terpaksa ia berbohong sebelum mencari waktu yang tepat untuk mengatakan yang sesungguhnya. "Oh, syukurlah kalau begitu. Bilang terima kasih dari ibu buat Hani, ya. Dia memang istri berbakti, Ibu senang punya menantu seperti dia. Padahal dia bekerja, ta
Baca selengkapnya