Semua Bab Kehormatan Yang Terenggut: Bab 61 - Bab 70

77 Bab

Maafkan Aku

"Kita pulang sekarang!" Ariel menarik tangan Aisyah. Namun tubuh wanita itu tidak bergeming. Ia masih bertahan dengan pendiriannya untuk tetap tinggal. Aisyah merasa kasihan pada papanya Ariel."Aisy, kau tidak menuruti perkataanku?" Ariel menatap marah pada Aisyah."Mas, dia papamu. Dia hanya_.""Hanya apa? Dia yang menyebabkan mamaku meninggal. Dia yang telah merenggut kebahagiaanku dan menghadirkan orang lain yang tidak aku sukai!" sentak Ariel.Aisyah berkaca-kaca mendengar teriakan Ariel. Ia tidak pernah melihat suaminya semarah itu. Ariel keluar dari ruangan tanpa berpamitan pada papanya. Tak ada pilihan lain, Aisyah akhirnya mengejar Ariel. Ia tidak tahu jika masalah akan bertambah runyam seperti ini.Aisyah masih berlari mengejar Ariel hingga berhasil mensejajarkan langkahnya. "Mas, jalannya pelan-pelan dong.""Aku tidak suka kau berbohong padaku, apalagi mencoba mempertemukanku dengan orang itu!" tandas Ariel."Bukan orang itu, Mas. Dia papamu. Papa kandungmu," imbuh Aisyah.
Baca selengkapnya

Ketahuan Sutradara

"Aisyh," bisik Ariel yang kemudian menggigit lembut daun telinga Aisyah penuh gairah. Sontak Aisyah mendongak dan mendesah pelan manakala Ariel mengendus leher Aisyah mesra."Mas, boleh aku tanya tidak?" "Boleh," jawab Ariel pelan."Sekarang jam berapa, Mas?" tanya Aisyah yang masih memeluk tubuh Ariel dari belakang. Ariel meraba-raba ponselnya di atas nakas. Matanya yang masih terpejam terpaksa terbuka untuk melihat jam berapa sekarang. "Jam sembilan!" Ariel terhenyak kaget. Ia langsung bangkit dan mengambil handuk untuk mandi. Aisyah cekikikan, karena ia tahu suaminya hari ini telat berangkat syuting.Ia juga ikut menyiapkan peralatan make upnya. Setelah Ariel keluar dari kamar mandi bergantian dengan Aisyah. Mereka sedang di kejar waktu."Ayo cepat, kita pasti sudah di tunggu mereka," kata Ariel.Usai mandi Aisyah merias wajahnya tipis-tipis lalu memoles bibirnya hanya dengan lipgloss. Memakai baju casual dan sepatu sneakers, buru-buru keluar mengikuti langkah Ariel. Sesampainy
Baca selengkapnya

Bekerja Dengan Wildan

Di kamar hotel Aisyah mengemasi kopernya. Ia sudah bersiap untuk pindah ke kamar lainnya. Seperti anjuran Pak John bahwa mereka perlu menjaga jarak sebelum media mencium pernikahannya."Aku antar ke kamarmu," tawar Ariel."Tidak usah.""Ingat kata Pak John, untuk sementara ini kau harus menjauhiku," peringat Aisyah. Lelaki itu hanya bisa mengantar istrinya sampai depan pintu. Entah sampai kapan ia akan berjauhan dengan Aisyah."Lalu, kalau aku pengen ketemunya bagaimana? Ngumpet gitu?" tanya Ariel."Mas yang di pikirin kok itu saja. Aku ini takut, kalau ketahuan Mas nanti rugi besar," ucap Aisyah kesal."Hehehe, habis aku tidak bisa tidur kalau kamu tidak di sampingku," tutur Ariel. "Ya, udah. Tiap malem, Mas boleh datang diem-diem ke kamarku, tapi jangan sampe ketahuan orang," balas Aisyah.Merasa sedikit ada angin segar Ariel pun tersenyum mengiyakan. Aisyah juga tahu kewajibannya seorang istri adalah melayani suaminya. "Tiba-tiba aku kok lagi pingin," kata Ariel."Ah, Mas ini ada
Baca selengkapnya

Sarapan Pagi

"Pagi ini aku ada job, nanti tolong bantuin ya," kata Wildan."Eh, iya," jawab Aisyah canggung. Biasanya Ariel yang menjadi atasannya. Kali ini orang lain, orang yang sama sekali tidak pernah dekat dengannya.Sepanjang perjalanan Aisyah lebih banyak diam. Ia belum mengenal karakter Wildan dengan baik, takutnya kalau salah berbicara. Wildan menghentikan mobilnya di sebuah warung makan. "Yuk turun dulu."Aisyah membuka pintu mobilnya sendiri, sementara Wildan sudah sibuk menyapa para pelayan warung makan. Mereka bergiliran membawa banyak kardus nasi mendekati bagasi mobilnya."Emm, kok banyak sekali untuk apa?" tanya Aisyah penasaran."Bukan apa-apa.""Nanti kamu tahu sendiri," balas Wildan.Setelah semua kardus makanan di masukkan ke dalam bagasinya. Wildan kembali masuk ke dalam mobil duduk bersebelahan dengan Aisyah."Sebenarnya, kita mau kemana sih?" tanya Aisyah penasaran."Nanti kamu pasti tahu," jawab Wildan."Misterius nih," ungkap Aisyah."Ya, harus. Aku senang melihat wajahmu
Baca selengkapnya

Senyummu Meredakan Amarahku

Aisyah masih saja kesal dengan tingkah Ariel yang kekanak-kanakan. Padahal ia melakukan itu semua karena untuk keamanan suaminya. Malahan tindakan Ariel membuat Aisyah kerepotan. Sebentar-sebentar telepon terus, mengatur ini itu. Ia menjadi tidak tenang."Siapa sih temanmu itu, kok dari tadi telepon terus?" tanya Wildan di mobil. Pasalnya ponsel Aisyah sering berdering."Temanku, dia memang seperti itu. Orangnya agak cerewet," balas Aisyah.'Duh, kenapa aku malah mengatai suamiku sendiri cerewet. Ya, Tuhan ampuni aku,' batin Aisyah merasa bersalah."Oh, ya. Kukira pacarmu, karena biasanya yang suka over protected itu pacar atau suami," tebak Wildan.Degh, Aisyah merasa perkataan Wildan adalah sindiriran buatnya. Ariel memang suaminya, berhak untuk cemburu dan mengikuti pergerakannya kemanapun dirinya pergi. Situasi makin sulit, Aisyah tidak ingin Ariel selalu saja cemburu pada Wildan."Bukan, hanya teman kok," balas Aisyah tersenyum hambar."Oh, kalau begitu kamu bisa mengabaikan tele
Baca selengkapnya

Menyusulmu Tidur

Sesuai janji Ariel ketika pagi-pagi buta lelaki itu sudah menyelinap di balik selimut Aisyah. Aisyah sempat kaget mendapati tangan kekar seseorang melingkar di perutnya. Setelah menoleh, ia tersenyum sendiri. Apalagi kemudian jemari terampil Ariel membuka piyama tidurnya."Aku memenuhi janjiku, Sayang," bisik Ariel di telinga Aisyah.Hati Aisyah berdebar hebat manakala telapak tangan Ariel bergerilya di balik bra nya, mencari sesuatu yang kenyal di sana. Karena kesulitan ia akhirnya membuka pengaitnya.Ariel tersenyum setelah mendapati dua bukit kembar itu berhasil di keluarkannya. Ia tak sabar mencicipi satu persatu puncaknya. "Aku tahu, kamu juga menginginkannya," kata Ariel.Terdengar desahan Aisyah ketika jari tangannya mengabsen bagian bawah istrinya. Berhasil membuat desahan kecil, Ariel kembali memagut bibir ranum Aisyah. Kerinduan Ariel terhadap Aisyah terjawab sudah. Seharian dirinya yang uring-uringan tidak jelas karena Aisyah selalu dekat Wildan. Meski Ariel tahu hal itu b
Baca selengkapnya

Jebakan Marini

Marini bersembunyi di balik dinding sewaktu mengetahui Aisyah kembali ke arahnya. Ia sepertinya meninggalkan sesuatu hingga harus kembali. Dan Wildan menunggu di luar sambil duduk-duduk di kursi taman hotel.Waktu Aisyah berjalan melewatinya, Marini masih bersembunyi di balik dunding. Ia mengamati kamar Aisyah tidaklah jauh dari kamar Ariel. Ada sedikit kecurigaan di hatinya tapi berusaha ia tepis."Mana mungkin mereka pacaran, lagi pula Ariel tipikal pria yang mudah bosan. Pasti dia sekarang sudah di campakkan," gumam Marini percaya diri.Ia melihat Aisyah keluar lagi dari kamarnya membawa kotak make upnya yang di tenteng di tangannya. Lalu setelah sampai di hadapan Wildan, lelaki itu membantu Aisyah meletakkan kotak make up itu di bagasinya.'Tidak biasanya Wildan bersikap baik pada wanita. Aku yakin, pasti Wildan punya maksud lain pada Aisyah,' batin Marini.Mobil mereka pun akhirnya pergi meninggalkan halaman hotel. Marini kembali mengawasi kamar Ariel. Lelaki itu belum meninggalk
Baca selengkapnya

Aku Membencimu

Kepala Ariel terasa pusing sekali. Ia tidak menyadari sepenuhnya apa yang telah terjadi. Tubuhnya terasa sangat lelah, samar-samar ia melihat seorang wanita tidur di sampingnya. Ia mencoba menatap lebih dekat. Jantungnya hampir melompat keluar manakala menyadari wanita yang tidur di sampingnya tak lain adalah Marini."Eumm... sayang tadi enak sekali. Kau sangat bergairah di tempat tidur. Bahkan lebih bergairah daripada awal kita berjumpa dulu," kata Marini membuka matanya menatap bahagia Ariel."Kau ... kau, bagaimana kau bisa ada di sini!" sentak Ariel. Ia langsung bangun menyikut Marini dengan keras."Awwh, sakit... kalau mau lagi bilang dong, jangan main keras," goda Marini."Pergi dari sini!" usir Ariel. Ia bingung kenapa Marini bisa ada di kamarnya. Dan posisi mereka benar-benar menjijikkan. Ariel hanya bisa mengingat terakhir ia makan di balkon. Lalu mengapa bisa ada di kamar dan ... "Tidak usah bingung, aku juga tidak tahu kenapa kau tiba-tiba memintalu melakukan itu sewaktu
Baca selengkapnya

Kehilangan

Ariel melihat Wildan di lokasi syuting sendirian tanpa Aisyah. Itu berarti Aisyah kemarin tidak pergi bersama Wildan. Lalu kemana Aisyah sebenarnya, mengapa pergi tiba-tiba tanpa meninggalkan pesan. Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan ibunya sehingga dia buru-buru pulang? Berbagai spekulasi muncul dalam benak Ariel. Namun ia belum menemukan jawaban yang benar, semua itu hanya perkiraannya saja.Syuting berjalan agak alot tidak seperti biasanya, karena Ariel selalu saja salah memerankan adegan tokohnya. Ia cenderung suka melamun tidak seperti biasanya. Hingga Sang Sutradara sering marah dan tidak sabaran dengan ulah Ariel."Kita sedang kejar tayang, kalau kamu punya masalah pribadi aku harap tidak usah kamu bawa-bawa dalam peranmu," kata Sutradara lirih sembari menepuk pundak Ariel. Wildan juga terlihat galau, ia penasaran apa yang terjadi dengan Aisyah mengapa tiba-tiba tidak mau bekerja padanya lagi. Apakah ada kesalahan yang pernah di perbuatnya hingga Aisyah tidak kerasan beker
Baca selengkapnya

Mengingatmu

"Akhirnya kau datang juga," kata Marini. Ariel tidak menggubris perkataan Marini. Ia langsung membuka pintu mobilnya tanpa banyak kata."Masuk!"Marini berjalan melanggang masuk ke dalam mobil Ariel. Lelaki itu mulai menyetir mobilnya, entah kemana Ariel membawa Marini pergi. Marini tersenyum melihat wajah tampan pria yang duduk di sampingnya. Pria yang selalu membuatnya jatuh cinta sepanjang waktu."Apa kita mau ke hotel?" tanya Marini percaya diri. "Tidak, ke neraka!" Ariel semakin mempercepat laju mobilnya membuat wajah Marini pias. Ia takut kalau Ariel akan membuktikan ucapannya."Jangan main-main, aku tidak mau mati sekarang!" teriak Marini. "Kau sudah membuatku terpisah dengan orang yang aku cintai, apa bedanya kematian bagiku," ancam Ariel."Tidak, aku tidak mau mati!""Tolong hentikan mobilnya! Aku tidak mau mati bersamamu!" teriak Marini."Hahaha, kau takut mati juga!""Katamu, kau cinta mati padaku. Tapi tidak mau mati bersamaku. Cintamu omong kosong!" ledek Ariel."Sekara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status