Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 91 - Chapter 100

343 Chapters

Kedatangan Tamu

ketika Lengkukup selesai berbicara, pria itu bahkan tidak bisa menjawab, karena merasa tindakan yang akan dia lakukan semakin sia-sia, ketika ia melihat wajah Lengkukup yang semakin membuatnya ketakutan. Tidak pernah dia duga, jika anak kecil itu mengetahui jika dirinya merupakan dalang dibalik pembunuhan yang beberapa saat yang lalu sempat terjadi. Sialnya, dia bahkan tidak sempat berbohong lebih banyak, ketika menyadari busur panah yang dia bawa masih melingkar dipunggungnya. "Sungguh! aku tidak tau..." ujarnya dengan mengucurkan keringat dingin. "Baiklah! aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi..." timpal Lengkukup seraya menebaskan pedangnya lalu secepat kilat dua pedang angin tercipta dan menebas leher serta tubuhnya. Ketika itu, Lee Nara sempat memekik karena baru saja melihat pembunuhan yang sangat mengerikan sedang terjadi didepan matanya. Ia bahkan menutup wajahnya dengan kedua tangan, kar
Read more

Pasukan Darah Besi

Ketika itu Lee Nara langsung menyantap bagiannya dengan cepat, karena merasa dide sak oleh Lengkukup. Namun, hal tersebut sedikit membuatnya merasa hawatir, karena dirinya bahkan merasakan sesuatu yang mengancam, sedang mendekat kearah mereka. Dengan sedikit tergesa-gesa Lee Nara akhirnya berhasil memakan setengah daging kelinci itu, sebelum akhirnya ia menjadi waspada karena sepuluh pasukan berkuda baru saja tiba dan sedang menatap mereka dengan tajam. "Siapa kalian? Beraninya kalian memasuki kawasan desa Suban Dara dan menyalakan api unggun itu..." tanya salah satu pria bertubuh besar yang kemudian memberi perintah kepada anggotanya yang lain untuk segera memadamkan api yang masih menyala. "Maafkan kami karena telah menginjakkan kaki ditempat ini, akan tetapi alangkah baiknya jika kalian bersikap sedikit sopan," timpal Lengkukup seraya menaikkan alisnya lalu melipat kedua tangannya kebelakang. "Diam kau bocah! aku tidak menyuruhmu
Read more

Kekuatan Tubuh Besi

Ketika itu, Heng Juesha bahkan sempat menggigit bibirnya sendiri, karena merasa tidak memiliki pilihan lain selain bertarung dengan anak kecil di hadapannya.Dia bahkan tidak menginginkan hal itu terjadi, akan tetapi andai hal itu terjadi, maka dapat dipastikan jika Heng Juesha melakukannya bukan semata-mata karena ingin pamer kekuatan, terlebih yang dihadapinya hanya seorang anak kecil, tetapi memiliki kekuatan diluar nalar orang dewasa. Heng Juesha memastikan jika Lengkukup bukan seorang anak kecil biasa, karena beberapa saat yang lalu ia baru saja melihat jurus teman lamanya, seorang pendekar pengembara. "Siapa anak ini sebenarnya?" gumam Heng Juesha. "Ketua Heng biar aku yang menghadapinya..." ujar pria bertubuh besar itu seraya melompat dari arah belakang. "Yu Lian hentikan...!" pekik Heng Juesha. Namun sayangnya, usaha yang dilakukan Heng Juesha sedikit terlambat, ketika Lengkukup dan pria bertubuh besar itu telah berada jurus d
Read more

Kekuatan Tinju Besi

Pada saat bersamaan, Heng Juesha lagi-lagi dibuatnya terkejut seraya berdecak pelan sebelum ia bereaksi untuk menerima serangan yang tepat mengarah kepadanya. Kini ia memastikan, jika serangan itu benar-benar milik teman lamanya, akan tetapi hal tersebut malah membuat Heng Juesha menjadi delema, karena sedikit merindukan sosok dibalik jurus tersebut. Bahkan dirinya memastikan untuk tidak membunuh anak itu, karena sebelum hal itu terjadi ia menginginkan sebuah informasi penting, demi mengetahui kebenarannya. "Kencana, seandainya kau berada disini, aku mungkin tidak akan seperti ini," gumam Heng Juesha seraya menguatkan seluruh tubuhnya dan menerima sebuah jurus tebasan 1 bintang dari Lengkukup. Namun, pada saat yang hampir bersamaan Lengkukup menghilang dari pandangan mata, dan membuat dirinya membuka mata dengan lebar seraya menelisik kesegala arah. Pada saat itu, Heng Juesha sempat berdecak beberapa kali, karena dirinya baru saja t
Read more

Kekalahan

Selesai berucap Heng Juesha kembali menyerang Lengkukup dengan kekuatan penuh seraya menepis serangan balasan, ketika Lengkukup bereaksi atas serangan yang ia lakukan. Namun, hal itu tidak membuat Heng Juesha mundur atau bahkan memberi selah kepada Lengkukup untuk berfikir, dan mencari cara lain untuk menghadapi serangan yang akan dia lakukan. Kala itu, Lengkukup bahkan berdecak beberapa kali sebelum dirinya mulai mengambil jarak yang cukup jauh dari keberadaan Heng Juesha, yang kini menatapnya dengan tajam. "Celaka, jika terus seperti ini aku bisa kalah darinya, kecuali aku menggunakan..." gumam Lengkukup. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Heng Juesha yang tiba-tiba kembali mendekat seraya memberikan tinjuan dengan jurus tinju besi. Pada saat yang hampir bersamaan Lengkukup bahkan tidak menduga, jika Heng Juesha akan menyerangnya secepat itu, terlebih lagi dirinya tidak memberikan kesempatan kepada Lengkukup untuk berfikir lebih jauh
Read more

Kedatangan Tetua En Jio

Pada akhirnya, Lengkukup terpaksa dibuatnya menggunakan kekuatan Iblis yang dia miliki untuk menghadapi jurus tubuh besi Heng Juesha. Namun, dari sisi yang berseberangan Lee Nara menggelengkan kepalanya berkali-kali sebelum akhirnya meneteskan air mata, akan tetapi Lengkukup tidak begitu memperdulikan sikap yang diberikan oleh wanita tersebut. Sehingga Lengkukup tetap pada niatnya dan bertekad untuk mengalahkan Heng Juesha secepat mungkin, sebelum dirinya kehabisan tenaga dalam. "Maafkan aku Nara..." gumam Lengkukup. Ketika itu, Lengkukup memejamkan matanya pelan, dan berniat menggunakan kekuatan Iblis tanpa memikirkan lebih jauh dampak yang akan diterimanya nanti. Tetapi belum sempat ia melakukan tindakan itu, Heng Juesha kembali memberikan sebuah pukulan yang menyebabkan Lengkukup terpental cukup dan memuntahkan darah segar dari mulutnya. Pada saat yang hampir bersamaan, seluruh anggotanya bersorak untuk
Read more

Berlatih

Lengkukup sempat ingin protes, akan tetapi Kencana lebih dulu mengatakan jika dirinya membutuhkan banyak tenaga dalam. Sedangkan Lengkukup belum begitu membutuhkan, mengingat Lengkukup bisa menggunakan kekuatan iblis nya. Mendengar penjelasan Kencana, sedikit membuat Lengkukup mengangguk pelan seolah dirinya mengerti maksud dari ucapan Kencana. Namun hal itu tidaklah begitu benar, meski Lengkukup bisa menggunakan kekuatan iblis, akan tetapi dirinya hanya bisa menggunakan kekuatan itu sekali saja dan berbatas waktu. Tentu Kencana mengetahuinya namun Kencana mengatakan jika dirinya memiliki ide lain yang mungkin akan membantu mereka lebih cepat dari biasanya. Dugaan Kencana, jika cara itu berhasil mereka dapat mencapai bagian atas curup 7 kenangan hanya dalam waktu 1 hari. Namun jika dugaan itu salah, maka mereka akan terjatuh dan kabar buruknya mereka akan mati karena terjatuh. “Mungkin sedikit berbahaya namun lebih baik kita mencobanya…” ucap Kencana memastik
Read more

Suban Dara

Pada saat itu En Jio sempat tertegun sejenak sembari menaikkan alisnya, karena merasa tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut Heng Juesha, akan tetapi kini dirinya sedikit mengerti, ketika mengingat wajah dua anggota darah besi yang begitu memucat beberapa saat yang lalu.Dari perasaan itu, En Jio memutuskan untuk berhati-hati dengan sosok anak kecil yang berada tidak jauh dengannya, seraya menatap anak itu penuh arti sebelum ia mulai mendekatkan diri kepada Lengkukup. Dirinya menyadari, jika memang anak kecil itu berbahaya, akan tetapi melihat kondisinya saat ini, tentu hal itu tidak akan berarti, karena Lengkukup bahkan tidak bisa mengangkat jarinya sedikitpun ketika ia melepaskan seluruh tenaga dalam yang dimiliki. "Kau akan baik-baik saja..." ujar En Jio memastikan seraya memegang tubuh Lengkukup. "En, berhati-hati lah!" sahut Heng Juesha. Pada saat yang hampir bersamaan, ketika dirinya berusaha untuk memapah tu
Read more

Kebenaran Atas Segala Tuduhan

Pada saat itu, Lee Nara sempat berfikir untuk segera keluar dari tempat itu, akan tetapi dirinya bahkan tidak bisa bergerak dengan leluasa ketika merasakan sakit  luar biasa dari bahu yang terluka itu. Meski saat ini mereka telah berhasil masuk kedalam desa, tetapi hal itu bukan berarti sesuatu yang baik, karena saat ini mereka bahkan tidak mendapat tempat yang layak, terlebih setelah keributan yang terjadi beberapa saat yang lalu. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mereka inginkan, terlebih lagi pihak dari desalah yang telah menyerang mereka lebih dulu, sebelum mereka dapat menjelaskan semuanya.  "Leng, kuharap kau baik-baik saja," gumam Lee Nara seraya memejamkan mata.  Disisi yang lain, En Jio sedang berfikir sambil memijit kepalanya yang mulai terasa sakit, karena sedang memikirkan nasib anak kecil itu dan mungkin dirinya akan bertindak dengan tegas jika memang diperlukan.&n
Read more

Rasa Bersalah Heng Juesha

Tidak lama berselang, Heng Juesha tiba di penjara bawah tanah untuk memenuhi panggilan tetua En, dengan diikuti beberapa pasukan darah besi yang menemani dirinya.Dengan sedikit tergesa-gesa Heng Juesha segera menemui En Jio, guna menanyakan maksud dan tujuan dirinya dipanggil oleh tetua mereka itu.Heng Juesha sempat menebak, jika hal itu pasti berhubungan dengan anak kecil yang sempat ia duga sebagai mata-mata kelompok aliran hitam, karena telah mengetahui anak kecil itu mengusai jurus bintang menembus bulan, milik salah satu ketua kelompok aliran hitam."Aku harap tidak terjadi sesuatu..." gumam Heng Juesha seraya mempercepat langkah.Tidak perlu waktu lama, Heng Juesha telah tiba dilokasi dan melihat En Jio sedang berdiri sambil memijat kepalanya sembari berkeliling kesegala arah.Ia sempat menduga jika ada sesuatu yang buruk sedang terjadi, akan tetapi ia bahkan tidak bisa memastikan hal itu lebih jauh, sebelum dirinya mengetahui sen
Read more
PREV
1
...
89101112
...
35
DMCA.com Protection Status