Aji bisa melihat besarnya harapan putri cantik itu untuk menjadi istrinya, tapi dia tidak mungkin akan memadu Ratih, apalagi meninggalkannya. Sekarang dan selamanya, hanya Ratih yang akan menjadi pendamping hidupnya.“Maaf, Gusti putri, aku tidak bisa. Aku dan Ratih sudah berjanji untuk sehidup semati. Tidak ada ruang kosong di dalam hatiku untuk wanita lain, termasuk Gusti putri.” Putri Larasati diam. Dia merasa bersalah telah berusaha merebut Aji dari tangan Ratih. “Maafkan aku,” ucapnya lirih. “Cinta tidak pernah salah, Gusti Putri. Hanya kadang memang hadirnya tidak di waktu yang tepat.” Aji tersenyum, kemudian menoleh ke arah lain ketika ada pergerakan di kejauhan. Dilihatnya Jaya dan Ratih tengah berjalan menuju ke arahnya. Di belakang mereka berdua, Setiaji bersama teman-temannya hanya melihat saja tanpa berani ikut mendekat. Faktor adanya Putri Larasati tentu yang menjadi penyebab. Putri Larasati menyeka air mata yang sudah menggenang. Dia berusaha sebisa mungkin untuk ti
Last Updated : 2024-12-07 Read more