Raya menundukkan wajahnya. Meremas jari-jarinya pelan. Mata tua itu menatapnya tajam. Di sekelilingnya pengawal siap sedia menjaganya.Iya, memutuskan untuk kabur lalu kembali ke kota, tapi dia malah tertangkap. Hanya hitungan menit, pengawal ayahnya berhasil menyeretnya pulang. Fajar benar, dia takkan berdaya hidup sendiri. Buktinya, sekarang saja dia sudah terkurung kembali di rumah itu.Mahendra mengetatkan rahangnya. Kemudian mulai bersuara."Mana suamimu?""Kami sudah berpisah, janin itu sudah tidak ada lagi," jawab Raya datar. Sejenak tampak raut kaget di wajah tua itu, kemudian dia berhasil mengubah ekspresinya menjadi datar kembali."Baguslah." Mahendra menghisap kembali cerutunya. Lalu melanjutkan. " Berhentilah bermain-main, Raya! Kau sudah cukup umur untuk memimpin perusahaan, tak ada gunanya kau melarikan diri dari rumah," kata laki -laki itu pelan."Aku ingin menjadi orang biasa, ayah. Terkurung di sini membuatku menderita," suara Raya mulai meninggi."Dunia luar tidak b
Read more