Home / Romansa / Pesona Tuan Charleston / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pesona Tuan Charleston: Chapter 1 - Chapter 10

18 Chapters

Gara-gara Leon

Chapter 1.Suara musik yang begitu keras dari salah satu klub malam terbesar di kota new york menggema seseantero bangunan yang begitu megah dan luas itu. Tampak seorang disk joki yang begitu asyik memainkan keahliannya dalam mengolah musik pilihan hingga ikut asyik berjoget sambil sesekali melambaikan tangan kearah penonton di lantai dansa yang tampak ramai dan sedikit sesak oleh kerumunan orang yang sedang berjoget sesuka hati mereka. Pemandangan malam yang biasa dan sudah lumrah tentunya bagi sebagian penduduk kota newyork. Namun bagi seorang jessica simpson, pemandangan seperti itu begitu asing dan bahkan bisa di katakan ini kali pertama ia menginjakkan kakinya ke tempat yang penuh dengan segala kenikmatan duniawi di dalamnya.Meski ragu dan merasa was-was. Jessica tetap memberanikan diri untuk masuk. Hal itu ia lakukan demi menjemput temannya yang setengah jam yang lalu menelponnya dalam keadaan mabuk berat.  Karna khawatir, Ia akhirnya memut
Read more

Bukan Pelakor

Chapter 2.Jessica terlihat gelisah menunggu kabar dari Leon sahabatnya.  Ia penasaran kenapa hingga sesore ini leon tidak juga menghubunginya. Bahkan ia sangat khawatir Leon masih belum bangun dan belum makan apapun sejak tadi pagi. Melihat betapa banyaknya minuman yang ia teguk semalaman.  Wajar jika ia akan tidur seharian. Ia bolak balik mengecek layar ponselnya. Berharap ada telpon maupun pesan dari Leon. Namun nihil, yang ia dapatkan justru pesan dari agen pengkreditan barang-barang elektronik. Mengingatkan bahwa tanggal jatuh tempo pembayaran cicilannya akan berlangsung lima hari lagi.“Shit!  Bahkan aku belum mendapatkan gajiku bulan ini!” serunya sambil setengah melempar ponselnya ke dalam tas jinjingnya. Ia mulai bersiap untuk pulang ke rumah. Waktu sudah menunjukkan selesainya jam kerja.“Glenca, aku pulang duluan ya!” sapanya pada teman yang duduk di dekatnya.“Kau tidak menungguku?
Read more

Tuan Muda Charleston

Chapter 3.Dimana Ini?” guman Jessica sambil dengan susah payah membuka kedua kelopak matanya yang begitu berat. Setelah kedua kelopak matanya berhasil terbuka lebar,  ia terkejut mendapati dirinya berada di sebuah ruangan persegi bernuansa putih. Ia mencoba mengingat kembali tentang kejadian yang menimpanya tadi sepulang kerja. Saat melewati lorong yang agak sepi di sekitar rumahnya. Tiba-tiba sebuah tangan dengan memegang sapu tangan yang sepertinya sudah dibubuhi obat bius dibekapkan ke mulutnya dari arah belakang.  Hingga membuatnya jatuh pingsan karena kehilangan kesadaran. Setelah itu, ia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya.Ia berada di ruangan itu dengan kedua tangan terikat oleh seutas tali yang cukup kuat ke belakang. Tidak hanya tangannya yang diikat. Namun,  mulutnya juga ditutup rapat menggunakan isolasi berwarna hitam. Sambil di dudukkan pada sebuah kursi di tengah-tengah ruangan. Menyadari hal itu ia langsung bis
Read more

Karyawan Blacklist

“Tuan, aku mendapatkan laporan dari bagian keuangan perusahaan. Bahwa ada  pengeluaran keuangan yang jumlahnya lumayan besar atas nama nona Olivia Charleston. Setelah kuselidiki lebih dalam ternyata itu dipakai oleh tuan Leon.” Robbet berusaha menjelaskan pada Jack. Ia yang memang masih diperintah untuk mengawasi hubungan Leon dan Jessica mengetahui bahwa diam-diam Leon memberikan sebuah kartu ATM atas nama Leon. Padahal dananya diambil dari perusahaan Charleston.“Untuk apa Leon menggunakan uang itu?” tanya Jack penasaran dengan kelanjutan dari penjelasan Robbert.Dengan agak ragu Robert menjawab. “Untuk diberikan kepada nona Jessica simpson tuan!”“Apa?” Mendengar jawaban Robert Jack terbelalak kaget. Seketika rahangnya mengatup keras. Wajahnya memerah karena menahan amarah. “Kurang ajar!  Tidak tau diri!” ucap Jack sambil mengepalkan kedua telapak tangannya.Jack mencoba menarik nafa
Read more

Kebohongan Olivia

“Sayang, kau dari mana saja?” tanya Leon di suatu pagi saat mendapati Olivia yang tiba-tiba berada di atas kasur bersamanya. Ia tidak menyadari kapan Olivia tidur di sampingnya semalam.“Aku datang tadi malam. Tidak tega mau membangunkanmu!” ucap Olivia sambil mengusap matanya yang berair karna rasa kantuk yang masih menyelimutinya.“Kau tidak marah lagi padaku?”“Tentu saja aku masih marah! Kau malah membuat kesalahan lain yang membuatku kesal sayang!” jawab Jessica sambil lalu berbalik membelakangi suaminya “Kau mengambil uang perusahaan atas namaku. Dan kau dengan lancang memberikannya pada Jessica!” suaranya terdengar lirih namun sangat jelas di telinga Leon. Tampak sekali bahwa istrinya kali ini sedang merajuk.“Aku memberikan uang itu, karna untuk mengganti rugi semua barang-barang rumahnya yang rusak akibat ulah orang-orang suruhan Jack!” Leon berusaha menjelaskan keadaan yang
Read more

Aksi Nekat Jessica

Jessica sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan pernah menyerah oleh keadaan. Benar saja,  setelah beberapa hari mencoba kesana kemari dengan menggunakan berbagai cara Jessica yang  masih saja tidak diterima di perusahaan manapun, akhirnya  memutuskan untuk menyudahi pencariannya. Ia bertekad memulai kembali hidupnya dengan mengganti tujuannya. Ia mulai memikirkan tentang cara  bagaimana ia bisa menghasilkan uang tanpa bekerja di sebuah perusahaan. Jalan satu-satunya saat ini tentu saja hanya dengan mulai berbisnis.Mungkin ia akan mulai menyewa sebuah toko yang entah akan berjualan apa di dalamnya. Di waktu kecil ia pernah berkeinginan memiliki sebuah kafe. Karena memang sejak kecil Ia memiliki hobi memasak.  Seringkali ia menirukan berbagai tutorial masak di internet. Ia juga pandai memodifikasi sebuah resep masakan menjadi makanan yang lebih istimewa dari aslinya. Namun,  itu hanyalah hobi yang tak pernah menjadi mimpi besarnya.
Read more

Ketahuan

Pagi itu Elsa sedikit heran dengan tingkah Jessica yang  lebih ceria dari hari-hari sebelumnya. Padahal sebelumnya ia seringkali murung jika mengingat Leon ataupun keluarga Charleston.“Hei, kau! Ceritakan padaku apa yang sebenarnya kau lakukan tanpaku kemaren?” tanya Elsa saat melihat Jessica menyanyi-nyanyi kecil sambil menggoreng sesuatu di kompor.“Aku berhasil membuat mobil tuan Jack Charleston berantakan.” Jawab Jessica seraya masih fokus memegang sutil penggorengan.“Apa?” mendengar hal itu, Elsa terbelalak kaget. “Kau apakan mobilnya?” tanya Elsa menghampiri Jessica.“Ku tulisi beberapa kata-kata aneh menggunakan gunting.” Jawab Jessica enteng. Seakan tanpa beban dan rasa bersalah. Meski sebelumnya ia sempat gugup khawatir akan ketahuan. Namun, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa aksinya kemaren itu tidak akan ketahuan. Ia melakukannya dengan penuh kehati-hatian. Menghindari sudut-s
Read more

Menemui Tuan Charleston

Jam menunjukkan pukul sembilan belas lewat empat puluh lima menit. Jessica dan Elsa tiba di kafe String lebih awal. Tempat itu merupakan kafe kedua yang dikelola Mark. Sesuai janji yang sudah disepakati sebelumnya. Mereka akan menemui Mark West malam ini. Meski sebenarnya mereka malu untuk bertemu Mark. Namun, bukan berarti harus lari dari tanggung jawab. Mereka harus menjelaskan pada Mark, bahwa rencana Jessica untuk membuat sebuah kafe harus diundur. Hal ini terkait dengan biaya yang harus dipakai untuk mengganti rugi biaya perbaikan mobil Jack Charleston. Baik Jessica maupun Elsa sudah sepakat memutuskan untuk menggantinya dengan tabungan yang mereka simpan selama ini. Kafe String terlihat sangat ramai malam itu. Mark datang sedikit terlambat. “Bagaimana? Siap untuk menjelajahi beberapa tempat denganku malam ini?” tanya Mark langsung ketika datang dan duduk di hadapan Jessica. Ditanya begitu Jessica hanya diam tanpa memberi respon sedikitpun. Sebaliknya ia
Read more

Menemui Tuan Jack

“Pak Lukas! Kapan saya bisa bertemu tuan Charleston untuk menyelesaikan masalah mobil?” Sebuah pesan masuk pada ponsel Lukas. Ia sengaja meninggalkan nomer handphone pribadinya di struk tagihan yang ia berikan pada Jessica kemarin. Setelah membaca pesan dari Jessica, Lukas segera pergi melapor pada Tuan Jack. “Tuan! Nona simpson menghubungi saya barusan.” Ucap Lukas pada Jack yang saat itu sibuk membaca beberapa dokumen penting. Lukas langsung membacakan pesan itu pada Jack. “Biilang padanya untuk kesini mengantarkannya sendiri lusa.” Ucap Jack penuh ketegasan dalam nada bicaranya. “Baik tuan!” Lukas dengan sigap menjawab. Jack penasaran. Apakah Jessica akan memiliki uang sebanyak itu? Darimana ia mendapatkannya? Jika dipikir-pikir menurut Jack. Kalau benar Jessica selama ini sering menggoda Leon. Tidak menutup kemungkinan ia akan dengan mudah mencari laki-laki hidung belang lain yang bisa ia goda. Melihat wajah Jessica yang sangat can
Read more

Berdebat

“Katakan padaku dimana ruangan CEO?” tanyanya menggertak.“Maaf nona! Bos tidak bisa bertemu dengan anda saat ini. Dia sedang keluar!” Clara bangkit mencoba mencegah Jessica.“Kau hohong!” Jessica langsung menuju ruangan yang ada di paling ujung. Setelah ia sampai disana. Ia membaca Papan nama yang terpampang di pintu masuknya. Tertulis bahwa itu adalah ruangan CEO. Namun sebelum ia membuka pintu itu. Clara tiba-tiba menarik tangannya.“Jangan kurang ajar Nona! Ini bukan tempat bermain untukmu! Ada aturannya jika kau ingin memasuki ruangan ini!” bentak Clara merasa kesal.“Aku sudah memberi kabar pada bosmu bahwa aku akan datang hari ini. Lagi pula dia sendiri yang memintaku datang hari ini. Kenapa sekarang malah seakan menghindariku?” Jessica juga berteriak tak mau kalah.“Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum bos marah dan mengusirmu dengan kasar!”“Siapa kau mel
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status