“Sayang, aku sangat khawatir. Kau tidak bangun-bangun.” Zahra membiarkan saja Marc mengegenggam jari-jarinya. Lelaki itu menempelkan tangan tersebut ke pipinya. “Kau sudah sahur, Marc.” Lelaki bule itu mengangguk disambut senyum Zahra.***Meyyis*** “Marc tawaranmu tempo hari, apakah masih berlaku?” tanya Zahra. Seakan mendapat durian runntuh, Marc membelalakkan matanya. “Yang mana, Za?” Marc memastikan saja,karena saking tidak percaya yang dikatakan Zahra. “Mau menghalalkanku.” Marc mengeratkan genggaman tangannya. “Tentu saja masih. Apa kamu sudah menerimaku?” Zahra menelan air ludahnya sangat payah. Seakan tenggorokannya terdapat duri-duri yang etronggok di sana. “Ada banyak hal yang belum kamu ketahui, Marc. Seperti traumaku.” Zahra berusaha duduk, sehingga Marc memb
Last Updated : 2021-11-10 Read more