Home / Romansa / Akhirnya Aku Kembali / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Akhirnya Aku Kembali: Chapter 231 - Chapter 240

255 Chapters

231. Bertemu di Qinling (3)

...Beberapa preman bayaran langsung berlari menuju ke tempat dimana suara itu berasal. Di antara mereka ada yang membawa pisau, bongkahan batu, dan ada juga yang menyambar potongan kayu besar disekitar sana. Tidak dengan tangan hampa, mereka berjalan cepat menuju ke pepohonan besar dimana Shen Yiyi sedang bersembunyi.Dari celah-celah semak, Shen Yiyi sempat mengintip mereka yang berdatangan menuju ke arahnya. ‘Bagaimana ini?’ pikir gadis itu sebelum dia merasakan pergelangan tangannya ditarik oleh sesuatu yang sangat besar dibelakangnya.Langkah-langkah kaki terdengar berbenturan di atas tanah hingga mengeluarkan bunyi ‘Bug! Bug! Bug!’. Segerombolan orang surahan itu lekas memeriksa semak-semak di balik pepohonan yang nampak kosong disana. Tentu saja mereka tidak serta merta percaya bahwa tidak ada orang disana. Mungkin saja, orang yang sedang bersembunyi itu sedang bersembunyi di rerimbunan yang ada disekitarannya.Dengan menggunakan sabit dan potongan kayu balok, orang-orang sur
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

232. Akhirnya menjadi Kekasih? (1)

...Tidak beberapa lama kemudian, sampailah mereka ke hutan wisata dimana mereka sebelumnya memarkirkan mobilnya. Tempat itu tidak ramai. Hanya ada beberapa orang saja yang mungkin ingin menginap disana dengan beberapa petugas yang melayani pendirian tenda mereka."Dimana mobilmu?" Sebuah kata akhirnya keluar dari mulut Mu Shenan.Setelah mendengar pertanyaan itu, Shen Yiyi melayangkan pandangannya ke tempat parkir di sisi sebelah selatan wilayah itu. Dia ingat betul telah meninggalkan sopir Ding disana. Akan tetapi setelah Shen Yiyi menelisik dari kejauhan, sepertinya mobil kediaman Shen itu tidak ada. "Aku tidak tahu kemana sopir Ding pergi," jawab Shen Yiyi. "Jelas-jelas tadi mobilnya ada disana," tunjuknya.Setelah mengatakan itu, Shen Yiyi lalu menunjuk ke arah lain setelah dia menangkap keberadaan mobil Bantley milik pria dingin yang berdiri disebelahnya."Eh, kakak Mu, sopir Ding mungkin sudah pulang. Kalau begitu, bolehkah aku menumpang di mobilmu?" kata Shen Yiyi berbasa-b
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

233. Akhirnya Menjadi Kekasih? (2)

...Cup!Mu Shenan merasakan bibir lembut mungil milik wanita itu menyapu bibirnya. Kedua bola mata milik Mu Shenan langsung membelalak lebar ketika ketika dia mendapat perlakuan tidak terduga seperti itu. Tidak! Apakah dia sedang bermimpi?! Batin Mu Shenan sembari merasakan aliran hangat mengalir ke seluruh sendi-sendi tubuhnya.Jantung Mu Shenan berdetak begitu keras. Bahkan, Mu Shenan dapat mendengar degupan itu dengan kedua telinga terbukanya. Tidak! Apa yang dialaminya itu bukanlah mimpi! Shen Yiyi benar-benar menciumnya! Mu Shenan tertegun dengan nafasnya yang mulai tersengal-sengal. Pria itu sama sekali tidak bereaksi dan hanya bisa tertegun dengan mata yang hanya berkedip satu kali saja ketika bibir mungil itu memagutnya beberapa kali. Seketika, rasa sedih dan kesal yang beberapa waktu lalu menggerogoti hati pria itu langsung menghilang. Rasanya, Mu Shenan ingin membalas ciuman manis itu namun sayangnya bibir berwarna pink kemerahan didepannya telah melepaskan tautan hanga
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

234. Akhirnya Menjadi Kekasih? (3)

...Suasana romantis diantara mereka langsung menghilang dalam sekejap. Shen Yiyi yang awalnya mengira bahwa Mu Shenan akan setidaknya memeluk dan mengucapkan terima kasih itupun pada akhirnya hanya bisa menelan pil pahit karena rupanya jawaban itu malah membuat Mu Shenan besar kepala."Baiklah, Nyonya Mu. Aku rasa kau mungkin ingin mengajak teman-temanmu makan untuk merayakan ini. Jadi, sementara aku menyeduh kopi di depan tenda itu, kau bisa mencari kunci mobilku sampai ketemu." Mu Shenan menepuk pundak Shen Yiyi satu kali untuk memberi gadis itu ucapan selamat. Lalu setelahnya, Mu Shenan melangkahkan kakinya menuju ke sebuah tenda modern menyerupai rumah yang sepertinya memang diperuntukkan untuk pria itu."Hah?! Apa katanya?!" kata Shen Yiyi lirih. Di pinggir mobil Bantley berwarna hitam itu Shen Yiyi masih mengangakan mulutnya karena tidak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya.Mu Shenan tampak berjalan begitu santainya menuju ke kursi kayu dengan pot kopi yang tersedia di
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

235. Menghadapi Badai (1)

...Di Perusahaan Shen, Shen Haoran berdiri di balkon pribadinya dengan perasaan cemas. Beberapa media sedari tadi telah menunggu di depan sana, akan tetapi Shen Haoran sama sekali tidak mau menemui mereka."Sekretaris Tan! Belum bisakah kau menghubungi putriku? Dimana dia?" kata Shen Haoran dengan nada meninggi.Sekretaris Tan langsung menurunkan ponsel yang dipegangnya. Lalu kemudian, dia berjalan mendekat dan mencoba memberitahukan kepada Shen Haoran apa yang diketahuinya. "Tuan, saya belum bisa menghubungi Nona. Ponselnya tidak aktif.""Lalu sopir Ding?" tanya Shen Haoran lagi.Sekretaris Tan lalu membuka ponselnya kembali dan menunjukkan pesan balasan yang dikirimkan oleh sopir Ding kepadanya. "Sopir Ding sedang dalam perjalanan pulang ke Kediaman Shen seperti permintaan anda.""Lalu putriku... Apakah ikut kembali?" Shen Haoran tidak menemukan jawaban yang di-inginkannya dari pesan balasan sopir Ding. Untuk itu, Shen Haoran menelisik ke wajah sekretarisnya Tan dan dia hanya men
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

236. Menghadapi Badai (2)

...Matahari telah tenggelam di pegunungan Qinling. Di hutan wisata wilayah itu, cuaca berubah menjadi begitu dingin sehingga beberapa petugas terlihat mulai menyalakan api-api unggun di tiap-tiap tenda perkemahan milik para pengunjung. Tidak terkecuali di depan tenda besar yang disewa oleh Mu Shenan, api unggun juga terlihat telah dinyalakan sehingga wanita cantik yang sedari tadi menunggu waktu untuk membakar ubi jalar itu-pun langsung membuka pintu tendanya.“Kakak Mu, apa kau tidak lapar?” ucap Shen Yiyi sembari melihat sosok tampan yang sedang duduk bersila tidak jauh darinya itu. “Hey, kakak Mu... Aku lihat petugas memberi kita sekeranjang ubi jalar. Ada juga bahan-bahan makanan lainnya. Apa kau tidak ingin mencobanya?”Shen Yiyi lalu mulai mendekati Mu Shenan yang nampak masih begitu serius dengan selembar kertas dan sebuah tinta ditangannya. Shen Yiyi sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu. Akan tetapi, dari ekspresi wajahnya, Shen Yiyi bisa melihat bahwa
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

237. Menghadapi Badai (3)

...Kesempatan tampak datang tepat pada waktunya bagi Shen Ara dan putrinya. Setelah membawa Lan Yuo ke tempat yang aman, Shen Ara dan Wei Yuna bersama-sama datang ke Kediaman Mu untuk menjenguk Nyonya Besar Tua yang petang tadi dikabarkan telah jatuh sakit.“Ibu, apa menurutmu ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk datang?” Wei yuna berjalan ber-iringan memasuki taman kediaman Mu yang terlihat begitu megah di depan mereka.“Yuna… percayalah kepada ibu,” terang Shen Ara sebelum dia menahan lengan Wei Yuna untuk menghentikan langkah mereka tepat di dekat patung air mancur dewa kebijaksanaan yang berada di tengah-tengah halaman yang sangat luas disana.“Yuna, lihatlah sekelilingmu,” pinta Shen Ara. “Semua ini akan menjadi kepunyaanmu karena nama baik Shen Yiyi sudah hancur. Tidakkah ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bertindak?” Shen Ara lalu memegang telapak tangan Wei Yuna dan memberikan dukungan kepada putrinya.“Ibu, kau benar… Aku yakin Nyonya besar tua tidak akan m
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

238. Hati yang Menyatu (1)

...Di sisi lain di pegunungan Qinling, Shen Yiyi dan Mu Shenan telah menyelesaikan makan malam sederhana mereka. Mu Shenan terlihat mengaduk-aduk api unggun untuk memperbesar kobarannya sementara Shen Yiyi hanya duduk melamun dengan kedua mata lurus ke panci berisi air yang digantungkan di atas kobaran api itu.“Mu Shenan, apa kau pernah mendapatkan pengkhianatan?” Sebuah pertanyaan tiba-tiba keluar dari mulut Shen Yiyi dan hal itu membuat Mu Shenan menghentikan apa yang sedang dilakukannya.“Pengkhianatan?” Mu Shenan langsung menoleh dan memastikan bahwa dia tidak salah dalam mendengarnya. Dalam diam, pria itu menelisik ke ekpresi wajah Shen Yiyi dan hati Mu Shenan terusik setelah melihat wanita itu menahan kesedihannya.“Dahulu… ada seorang gadis yang begitu mempercayai saudaranya. Apapun yang dilakukan oleh sepupunya itu, maka gadis itu akan dengan senang hati menirunya. Segala yang disuruhnya, akan dilakukan oleh gadis bodoh itu.” Sambil melihat bara api di depannya, Shen Yiyi
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

239. Hati yang Menyatu (2)

...Shen Yiyi lalu ikut melipat tangannya sendiri. Setelah beberapa waktu terdiam, akhirnya dia bertanya akan sesuatu yang sangat ingin diketahuinya. “Kakak Mu… apakah anak lelaki itu hidup dengan baik?” Shen Yiyi memandang wajah pria disampingnya dalam-dalam. Dia sangat ingin tahu, apa yang terjadi kepada anak lelaki itu setelah dia mendapat pengkhianatan terbesar dalam hidupnya. Akankah dia hidup dengan baik? Batin Shen Yiyi mulai turut merasakan sesak di dalam dadanya.“Ckck…” Sebuah tawa getir lolos dari bibir Mu Shenan. Apakah anak itu hidup dengan baik? Batin Mu Shenan ingin menertawakan takdir yang membuat anak itu harus hidup layaknya batu. Tidak ada kehangatan, tidak ada kebahagian. Hanya satu hal yang anak lelaki itu dengar disaat dia baru saja membuka matanya setelah lolos dari kematian, yakni sebuah kata yang dipesankan oleh Mu Warong kepadanya untuk bertahan hidup. ‘Ikuti perintah. Atau kau juga bisa mati.'Mu Shenan kembali menutup matanya ketika dia mengingat perkataa
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

240. Hati yang Menyatu (3)

...Kegaduhan semalam di salah satu tenda di pegunungan Qinling, saat ini telah digantikan oleh suasana pagi yang begitu teduh dan berkabut. Matahari belum terbit dan gumpalan-gumpalan awan terlihat menitikkan tetesan-tetesan air yang membuat udara di sana terasa jauh lebih dingin dari sebelumnya.Semua tenda pengunjung terlihat masih tertutup rapat. Meski demikian, para petugas hutan wisata semua telah terbangun untuk menyiapkan bahan-bahan mentah yang akan dibagikan ke depan masing-masing tenda dengan wajah kelelahan mereka.Petugas Fang dan Chen adalah dua orang dari sekian banyak petugas yang tidak bisa tidur nyenyak semalam. Ulah pengunjung di tenda nomor 6 benar-benar membuat mereka penasaran sekaligus kebingungan disaat yang bersamaan."Hey, petugas Fang, apa pengunjung di tenda nomor 6 itu sudah bangun?" Petugas Chen yang adalah seorang petugas penyedia bahan makanan di perkemahan itupun sedikit melirik ke arah sebuah tenda besar yang ada di paling ujung wilayah itu. Sambil
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status