...Matahari telah tenggelam di pegunungan Qinling. Di hutan wisata wilayah itu, cuaca berubah menjadi begitu dingin sehingga beberapa petugas terlihat mulai menyalakan api-api unggun di tiap-tiap tenda perkemahan milik para pengunjung. Tidak terkecuali di depan tenda besar yang disewa oleh Mu Shenan, api unggun juga terlihat telah dinyalakan sehingga wanita cantik yang sedari tadi menunggu waktu untuk membakar ubi jalar itu-pun langsung membuka pintu tendanya.“Kakak Mu, apa kau tidak lapar?” ucap Shen Yiyi sembari melihat sosok tampan yang sedang duduk bersila tidak jauh darinya itu. “Hey, kakak Mu... Aku lihat petugas memberi kita sekeranjang ubi jalar. Ada juga bahan-bahan makanan lainnya. Apa kau tidak ingin mencobanya?”Shen Yiyi lalu mulai mendekati Mu Shenan yang nampak masih begitu serius dengan selembar kertas dan sebuah tinta ditangannya. Shen Yiyi sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu. Akan tetapi, dari ekspresi wajahnya, Shen Yiyi bisa melihat bahwa
...Kesempatan tampak datang tepat pada waktunya bagi Shen Ara dan putrinya. Setelah membawa Lan Yuo ke tempat yang aman, Shen Ara dan Wei Yuna bersama-sama datang ke Kediaman Mu untuk menjenguk Nyonya Besar Tua yang petang tadi dikabarkan telah jatuh sakit.“Ibu, apa menurutmu ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk datang?” Wei yuna berjalan ber-iringan memasuki taman kediaman Mu yang terlihat begitu megah di depan mereka.“Yuna… percayalah kepada ibu,” terang Shen Ara sebelum dia menahan lengan Wei Yuna untuk menghentikan langkah mereka tepat di dekat patung air mancur dewa kebijaksanaan yang berada di tengah-tengah halaman yang sangat luas disana.“Yuna, lihatlah sekelilingmu,” pinta Shen Ara. “Semua ini akan menjadi kepunyaanmu karena nama baik Shen Yiyi sudah hancur. Tidakkah ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bertindak?” Shen Ara lalu memegang telapak tangan Wei Yuna dan memberikan dukungan kepada putrinya.“Ibu, kau benar… Aku yakin Nyonya besar tua tidak akan m
...Di sisi lain di pegunungan Qinling, Shen Yiyi dan Mu Shenan telah menyelesaikan makan malam sederhana mereka. Mu Shenan terlihat mengaduk-aduk api unggun untuk memperbesar kobarannya sementara Shen Yiyi hanya duduk melamun dengan kedua mata lurus ke panci berisi air yang digantungkan di atas kobaran api itu.“Mu Shenan, apa kau pernah mendapatkan pengkhianatan?” Sebuah pertanyaan tiba-tiba keluar dari mulut Shen Yiyi dan hal itu membuat Mu Shenan menghentikan apa yang sedang dilakukannya.“Pengkhianatan?” Mu Shenan langsung menoleh dan memastikan bahwa dia tidak salah dalam mendengarnya. Dalam diam, pria itu menelisik ke ekpresi wajah Shen Yiyi dan hati Mu Shenan terusik setelah melihat wanita itu menahan kesedihannya.“Dahulu… ada seorang gadis yang begitu mempercayai saudaranya. Apapun yang dilakukan oleh sepupunya itu, maka gadis itu akan dengan senang hati menirunya. Segala yang disuruhnya, akan dilakukan oleh gadis bodoh itu.” Sambil melihat bara api di depannya, Shen Yiyi
...Shen Yiyi lalu ikut melipat tangannya sendiri. Setelah beberapa waktu terdiam, akhirnya dia bertanya akan sesuatu yang sangat ingin diketahuinya. “Kakak Mu… apakah anak lelaki itu hidup dengan baik?” Shen Yiyi memandang wajah pria disampingnya dalam-dalam. Dia sangat ingin tahu, apa yang terjadi kepada anak lelaki itu setelah dia mendapat pengkhianatan terbesar dalam hidupnya. Akankah dia hidup dengan baik? Batin Shen Yiyi mulai turut merasakan sesak di dalam dadanya.“Ckck…” Sebuah tawa getir lolos dari bibir Mu Shenan. Apakah anak itu hidup dengan baik? Batin Mu Shenan ingin menertawakan takdir yang membuat anak itu harus hidup layaknya batu. Tidak ada kehangatan, tidak ada kebahagian. Hanya satu hal yang anak lelaki itu dengar disaat dia baru saja membuka matanya setelah lolos dari kematian, yakni sebuah kata yang dipesankan oleh Mu Warong kepadanya untuk bertahan hidup. ‘Ikuti perintah. Atau kau juga bisa mati.'Mu Shenan kembali menutup matanya ketika dia mengingat perkataa
...Kegaduhan semalam di salah satu tenda di pegunungan Qinling, saat ini telah digantikan oleh suasana pagi yang begitu teduh dan berkabut. Matahari belum terbit dan gumpalan-gumpalan awan terlihat menitikkan tetesan-tetesan air yang membuat udara di sana terasa jauh lebih dingin dari sebelumnya.Semua tenda pengunjung terlihat masih tertutup rapat. Meski demikian, para petugas hutan wisata semua telah terbangun untuk menyiapkan bahan-bahan mentah yang akan dibagikan ke depan masing-masing tenda dengan wajah kelelahan mereka.Petugas Fang dan Chen adalah dua orang dari sekian banyak petugas yang tidak bisa tidur nyenyak semalam. Ulah pengunjung di tenda nomor 6 benar-benar membuat mereka penasaran sekaligus kebingungan disaat yang bersamaan."Hey, petugas Fang, apa pengunjung di tenda nomor 6 itu sudah bangun?" Petugas Chen yang adalah seorang petugas penyedia bahan makanan di perkemahan itupun sedikit melirik ke arah sebuah tenda besar yang ada di paling ujung wilayah itu. Sambil
...Berita kedekatan Shen Yiyi dan Han Suo semakin menghangat. Beberapa media cetak dan televisi telah menyiarkannya dalam beberapa kali liputan mereka. Hanya saja, belum ada satu pihak-pun yang membuka suara berkaitan dengan info tersebut, kecuali Yuan Xi yang petang nanti akan membuka jumpa pers di acara penggalangan dana terbesar di kota S.Meski Yuan Xi mengatakan akan memberikan konfirmasinya, akan tetapi para reporter masih berjuang untuk mendapatkan berita lebih awal. Sehingga, pagi-pagi benar, mereka telah berada di lobi perusahaan Shen untuk mendesak Shen Haoran yang baru saja turun dari mobilnya itu.“Tuan Shen… apakah putri anda benar-benar sudah bertunangan dengan Tuan Han?”“Sejak kapan mereka berhubungan?”“Apakah benar, putri anda sudah tinggal bersama dengan CEO Yuan Xi?”“Tuan Shen Haoran?”“Tuan?”Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dari para reporter yang saat ini telah menghalangi jalannya. Jalanan tampak penuh sehingga Shen Haoran sampai menyuruh pihak kea
...Disisi lainnya, tepatnya di dalam ruang tamu kediaman Mu...“Kakak Hao...,” gumam Shen Ara setelah sambunga teleponnya terputus. Shen Ara tampak langsung lemas. Baginya, ini adalah pertama kalinya pria yang dikaguminya itu berlaku sedikit kasar kepadanya. Biasanya, Shen Haoran tidak akan sampai membentaknya dan juga tidak akan setega itu untuk menutup percakapan mereka secara sepihak.‘Apakah ini karena kakak Haoran membela putrinya?’ pikir Shen Ara geram.Shen Ara lekas mengesampingkan perasaan jengkelnya itu karena pintu kamar tamu telah mulai terbuka. “Aiyo... Yuna, putriku… apakah tidurmu nyaman semalam?” Shen Ara lalu berjalan dan memeluk Wei Yuna dengan begitu erat. Dia sangat bahagia. Apalagi semalam, atas sarannya, Wei Yuna berhadil menginap di kediaman Mu dan nyonya besar tua sama sekali tidak keberatan. Bukankah hal itu adalah sebuah lompatan yang besar bagi rencana mereka? Senyuman lebar tidak henti-hentinya tersungging di sudut bibir Shen Ara. Setelah melepaskan pelu
...Di pegununan Qinling,Mu Shenan telah mendapatkan omelan karena dia dituduh mengambil keuntungan secara diam-diam.Akan tetapi, sepertinya dia tidak masalah dengan hal itu dan hanya mendengarkan Shen Yiyi yang terus saja mengoceh disampingnya."Brengsek!" gerutu gadis itu."Bagaimana mungkin kau menipuku? Hah?!" ucapnya lagi."Dasar pria mesum!"Pada akhirnya, Shen Yiyi-pun merasa lelah sehingga dia menghentikan celotehannya dan memilih untuk menyambar bubur dari tangan Mu Shenan."Biarkan aku makan sendiri!" celetuk Shen Yiyi sebelum dia melihat pria itu tiba-tiba menundukkan dirinya."Aww..." gumam Mu Shenan lirih sambil menggosok-gosok bagian pinggangnya. Sementara isterinya malah meliriknya tajam."Memangnya kenapa?! Aku bahkan tidak mencubitmu?!" katanya.Tanpa membalas perkataan itu, Mu Shenan langsung membuka kaos miliknya dan menariknya tinggi seolah ingin seseorang disampingnya itu tahu keberadaan tanda-tanda kebiruan pada otot-otot kekarnya.Shen Yiyi-pun mau tidak mau