...Suasana romantis diantara mereka langsung menghilang dalam sekejap. Shen Yiyi yang awalnya mengira bahwa Mu Shenan akan setidaknya memeluk dan mengucapkan terima kasih itupun pada akhirnya hanya bisa menelan pil pahit karena rupanya jawaban itu malah membuat Mu Shenan besar kepala."Baiklah, Nyonya Mu. Aku rasa kau mungkin ingin mengajak teman-temanmu makan untuk merayakan ini. Jadi, sementara aku menyeduh kopi di depan tenda itu, kau bisa mencari kunci mobilku sampai ketemu." Mu Shenan menepuk pundak Shen Yiyi satu kali untuk memberi gadis itu ucapan selamat. Lalu setelahnya, Mu Shenan melangkahkan kakinya menuju ke sebuah tenda modern menyerupai rumah yang sepertinya memang diperuntukkan untuk pria itu."Hah?! Apa katanya?!" kata Shen Yiyi lirih. Di pinggir mobil Bantley berwarna hitam itu Shen Yiyi masih mengangakan mulutnya karena tidak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya.Mu Shenan tampak berjalan begitu santainya menuju ke kursi kayu dengan pot kopi yang tersedia di
...Di Perusahaan Shen, Shen Haoran berdiri di balkon pribadinya dengan perasaan cemas. Beberapa media sedari tadi telah menunggu di depan sana, akan tetapi Shen Haoran sama sekali tidak mau menemui mereka."Sekretaris Tan! Belum bisakah kau menghubungi putriku? Dimana dia?" kata Shen Haoran dengan nada meninggi.Sekretaris Tan langsung menurunkan ponsel yang dipegangnya. Lalu kemudian, dia berjalan mendekat dan mencoba memberitahukan kepada Shen Haoran apa yang diketahuinya. "Tuan, saya belum bisa menghubungi Nona. Ponselnya tidak aktif.""Lalu sopir Ding?" tanya Shen Haoran lagi.Sekretaris Tan lalu membuka ponselnya kembali dan menunjukkan pesan balasan yang dikirimkan oleh sopir Ding kepadanya. "Sopir Ding sedang dalam perjalanan pulang ke Kediaman Shen seperti permintaan anda.""Lalu putriku... Apakah ikut kembali?" Shen Haoran tidak menemukan jawaban yang di-inginkannya dari pesan balasan sopir Ding. Untuk itu, Shen Haoran menelisik ke wajah sekretarisnya Tan dan dia hanya men
...Matahari telah tenggelam di pegunungan Qinling. Di hutan wisata wilayah itu, cuaca berubah menjadi begitu dingin sehingga beberapa petugas terlihat mulai menyalakan api-api unggun di tiap-tiap tenda perkemahan milik para pengunjung. Tidak terkecuali di depan tenda besar yang disewa oleh Mu Shenan, api unggun juga terlihat telah dinyalakan sehingga wanita cantik yang sedari tadi menunggu waktu untuk membakar ubi jalar itu-pun langsung membuka pintu tendanya.“Kakak Mu, apa kau tidak lapar?” ucap Shen Yiyi sembari melihat sosok tampan yang sedang duduk bersila tidak jauh darinya itu. “Hey, kakak Mu... Aku lihat petugas memberi kita sekeranjang ubi jalar. Ada juga bahan-bahan makanan lainnya. Apa kau tidak ingin mencobanya?”Shen Yiyi lalu mulai mendekati Mu Shenan yang nampak masih begitu serius dengan selembar kertas dan sebuah tinta ditangannya. Shen Yiyi sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu. Akan tetapi, dari ekspresi wajahnya, Shen Yiyi bisa melihat bahwa
...Kesempatan tampak datang tepat pada waktunya bagi Shen Ara dan putrinya. Setelah membawa Lan Yuo ke tempat yang aman, Shen Ara dan Wei Yuna bersama-sama datang ke Kediaman Mu untuk menjenguk Nyonya Besar Tua yang petang tadi dikabarkan telah jatuh sakit.“Ibu, apa menurutmu ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk datang?” Wei yuna berjalan ber-iringan memasuki taman kediaman Mu yang terlihat begitu megah di depan mereka.“Yuna… percayalah kepada ibu,” terang Shen Ara sebelum dia menahan lengan Wei Yuna untuk menghentikan langkah mereka tepat di dekat patung air mancur dewa kebijaksanaan yang berada di tengah-tengah halaman yang sangat luas disana.“Yuna, lihatlah sekelilingmu,” pinta Shen Ara. “Semua ini akan menjadi kepunyaanmu karena nama baik Shen Yiyi sudah hancur. Tidakkah ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bertindak?” Shen Ara lalu memegang telapak tangan Wei Yuna dan memberikan dukungan kepada putrinya.“Ibu, kau benar… Aku yakin Nyonya besar tua tidak akan m
...Di sisi lain di pegunungan Qinling, Shen Yiyi dan Mu Shenan telah menyelesaikan makan malam sederhana mereka. Mu Shenan terlihat mengaduk-aduk api unggun untuk memperbesar kobarannya sementara Shen Yiyi hanya duduk melamun dengan kedua mata lurus ke panci berisi air yang digantungkan di atas kobaran api itu.“Mu Shenan, apa kau pernah mendapatkan pengkhianatan?” Sebuah pertanyaan tiba-tiba keluar dari mulut Shen Yiyi dan hal itu membuat Mu Shenan menghentikan apa yang sedang dilakukannya.“Pengkhianatan?” Mu Shenan langsung menoleh dan memastikan bahwa dia tidak salah dalam mendengarnya. Dalam diam, pria itu menelisik ke ekpresi wajah Shen Yiyi dan hati Mu Shenan terusik setelah melihat wanita itu menahan kesedihannya.“Dahulu… ada seorang gadis yang begitu mempercayai saudaranya. Apapun yang dilakukan oleh sepupunya itu, maka gadis itu akan dengan senang hati menirunya. Segala yang disuruhnya, akan dilakukan oleh gadis bodoh itu.” Sambil melihat bara api di depannya, Shen Yiyi
...Shen Yiyi lalu ikut melipat tangannya sendiri. Setelah beberapa waktu terdiam, akhirnya dia bertanya akan sesuatu yang sangat ingin diketahuinya. “Kakak Mu… apakah anak lelaki itu hidup dengan baik?” Shen Yiyi memandang wajah pria disampingnya dalam-dalam. Dia sangat ingin tahu, apa yang terjadi kepada anak lelaki itu setelah dia mendapat pengkhianatan terbesar dalam hidupnya. Akankah dia hidup dengan baik? Batin Shen Yiyi mulai turut merasakan sesak di dalam dadanya.“Ckck…” Sebuah tawa getir lolos dari bibir Mu Shenan. Apakah anak itu hidup dengan baik? Batin Mu Shenan ingin menertawakan takdir yang membuat anak itu harus hidup layaknya batu. Tidak ada kehangatan, tidak ada kebahagian. Hanya satu hal yang anak lelaki itu dengar disaat dia baru saja membuka matanya setelah lolos dari kematian, yakni sebuah kata yang dipesankan oleh Mu Warong kepadanya untuk bertahan hidup. ‘Ikuti perintah. Atau kau juga bisa mati.'Mu Shenan kembali menutup matanya ketika dia mengingat perkataa
...Kegaduhan semalam di salah satu tenda di pegunungan Qinling, saat ini telah digantikan oleh suasana pagi yang begitu teduh dan berkabut. Matahari belum terbit dan gumpalan-gumpalan awan terlihat menitikkan tetesan-tetesan air yang membuat udara di sana terasa jauh lebih dingin dari sebelumnya.Semua tenda pengunjung terlihat masih tertutup rapat. Meski demikian, para petugas hutan wisata semua telah terbangun untuk menyiapkan bahan-bahan mentah yang akan dibagikan ke depan masing-masing tenda dengan wajah kelelahan mereka.Petugas Fang dan Chen adalah dua orang dari sekian banyak petugas yang tidak bisa tidur nyenyak semalam. Ulah pengunjung di tenda nomor 6 benar-benar membuat mereka penasaran sekaligus kebingungan disaat yang bersamaan."Hey, petugas Fang, apa pengunjung di tenda nomor 6 itu sudah bangun?" Petugas Chen yang adalah seorang petugas penyedia bahan makanan di perkemahan itupun sedikit melirik ke arah sebuah tenda besar yang ada di paling ujung wilayah itu. Sambil
...Berita kedekatan Shen Yiyi dan Han Suo semakin menghangat. Beberapa media cetak dan televisi telah menyiarkannya dalam beberapa kali liputan mereka. Hanya saja, belum ada satu pihak-pun yang membuka suara berkaitan dengan info tersebut, kecuali Yuan Xi yang petang nanti akan membuka jumpa pers di acara penggalangan dana terbesar di kota S.Meski Yuan Xi mengatakan akan memberikan konfirmasinya, akan tetapi para reporter masih berjuang untuk mendapatkan berita lebih awal. Sehingga, pagi-pagi benar, mereka telah berada di lobi perusahaan Shen untuk mendesak Shen Haoran yang baru saja turun dari mobilnya itu.“Tuan Shen… apakah putri anda benar-benar sudah bertunangan dengan Tuan Han?”“Sejak kapan mereka berhubungan?”“Apakah benar, putri anda sudah tinggal bersama dengan CEO Yuan Xi?”“Tuan Shen Haoran?”“Tuan?”Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dari para reporter yang saat ini telah menghalangi jalannya. Jalanan tampak penuh sehingga Shen Haoran sampai menyuruh pihak kea
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny