Home / Fantasi / Terpaksa Jadi Karakter Utama / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Terpaksa Jadi Karakter Utama: Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

#61 Fitur Baru

“Laila! Laila!” Artin memanggil nama Laila berulang kali.   [Aku baik-baik saja. Kak!]   Laila menjawab dengan suara terbata-bata.   Artin merasa naga itu akan membahayakan lebih banyak orang jika pergi dari tempat yang dipenuhi oleh banyak Pemain. Artin menyusul kemana naga itu pergi.   Artin berlari dan melewati beberapa orang yang tengah bertarung. Beberapa dari mereka mulai menyerah dan kehilangan nyawanya ketika kadal-kadal raksasa mencabik-cabik tubuh mereka.   Artin menggelengkan kepalanya dan terus berlari. Artin harus membantu melawan naga itu sebelum dia terbang ke daerah berpenduduk.   Artin sudah berlari dengan kecepatan maksimal yang sanggup dia lakukan,
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#62 Terbang Lebih Tinggi

Artin berlari, mengikuti kemana radar di depannya menunjukkan posisi Laila. Artin terpaksa melewatkan beberapa kadal raksasa yang berkeliaran di sekitarnya dan menyerang beberapa orang ataupun Pemain.   Artin masih memantau status HP Laila. Kondisi Laila tidak terlihat baik, meski apa yang dikatakannya tampak sebaliknya.   Artin melompat, setelahnya berdiri tidak jauh dari selusin ekor kadal raksasa, mengepung seseorang, dan menyerangnya secara bergantian.   “Laila?”   Laila berdiri di antara kadal-kadal raksasa itu, sendirian. Dan Fang melompat berulang kali di sekelilingnya, memberikan serangan dan sesekali melompat menjauh.   Artin hendak membantu ketika Laila menatap
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#63 Dua Lebih Baik

Pukulan Artin membuat kadal raksasa itu jatuh ke tanah dan berguling liar.   Artin berdiri di posisinya, menggenggam erat senjata di tangannya. Kemudian melompat mengejar kadal yang berlari menjauh.   Artin nyaris memberikan pukulan, ketika kadal lain berlari mendekat dan menembakkan api besar ke arahnya.   Artin berpijak sangat cepat ke tanah, dan melompat ke arah lain. Semburan api terus mengejar kemana Artin berlari. Artin melompat beberapa kali, berusaha menghindari api yang langsung melelehkan apapun yang dia kenai.   "Api ini lebih kuat dari milik Rohan."   Artin telah merasakan semburan api Rohan, yang kali itu telah berpindah kepada orang lain. Api yang sedang me
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#64 Prajurit!

[[ Dominasi (Lvl 20)]]   [[ Buat Kontrak: Buat kontrak permanen dengan seseorang. Mereka tidak bisa mengkhianati Anda. Anda dan orang yang dikontrak akan mendapatkan peningkatan Status 10% saat berada di Kelompok yang sama. Slot saat ini: 1/2 ]]   [[ Momen Kepercayaan: Anda dapat meminjam semua Status orang yang Anda kontrak selama 10 detik ]]   [[ Kekuatan Persahabatan: Anda dapat meregenerasi Energi lebih cepat, semakin banyak kontrak yang Anda buat ]]   Artin mendapatkan Keahlian baru ketika Dominasi mencapai Level 20. Keahlian barunya memungkinkan Artin memulihkan energinya lebih cepat, meskipun tidak jelas berapa banyak pemulihan yang dia dapatkan. Serta, slot tambahan untuk kontrak yang dapat dia lakukan.
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#65 Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

Laila mencengkeram lengan Artin dengan erat, menariknya lebih tinggi menembus langit malam. Tubuh mereka diterangi oleh cahaya bulan dan api. Bara api raksasa yang menari, dan menelan habis bangunan perkotaan di permukaan tanah.   “Kakak sudah bulat dengan keputusan ini?”   "Kita harus memusnahkan naga itu segera sebelum memakan lebih banyak korban."   Laila, kali ini merasakan energi yang berbeda dari Artin. Energi positif yang belum pernah dia temui sebelumnya. Laila merasa beberapa ujian yang menderanya beberapa hari terakhir ini cukup membuat karakter Artin terlihat lebih kokoh dan tangguh.   “Huum.” Laila mengangguk.   Tubuh Laila goyah, tekanan angin sedikit mengurangi kecepatan terbangnya. Laila menarik Artin ke
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#66 Malam Masih Panjang

[[ ‘Sepatu Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ telah hancur ]]   [[ ‘Celana Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ telah hancur ]]   [[ ‘Helm Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Nila)’ telah hancur ]]   [[ Data Tahan ‘Baju Zirah Ketahanan (Tingkat Biru)’ menurun secara drastis ]]   Pakaian perang Artin hancur satu demi satu, begitu pula pakaian yang diberikan Laila sebelumnya. Kobaran api naga itu menyelimuti dan menyapu tubuhnya dengan kekuatan besar. Namun, Artin masih bergerak mendekat dengan Palu Keadilan yang dia pegang erat dengan kedua tangannya.   “ARGHHHHHH!!!!” Artin berteriak, perasaannya bercampur antara rasa sakit yang membungkus tu
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#67 Sampai Jumpa Lagi, Binatang!

Iris melepaskan pelukannya, lalu mengangkat tangannya, yang sekarang dengan sebuah botol ramuan di genggaman tangannya. Dia membuka tutupnya dan membelai beberapa bagian wajah Artin dengan jarinya yang basah oleh cairan dari botol ramuan itu.   Jari-jari kecil Iris membelai wajah Artin, lalu lehernya, lengannya, memberikan perasaan segar. Luka di tubuh Artin perlahan meninggalkannya.   Laila masih berdiri dengan tangan bersilang di samping Artin.   "Berapa lama adegan ini akan berlangsung, hum?"   Iris menghentikan gerakan jarinya, lalu menyerahkan botol ramuan itu kepada Artin, menoleh ke arah Laila, dan menundukkan kepalanya.   "Aku akan mengganti ramuan ini.”
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

#68 Tiket Undian

Luka yang didapat Artin dan Laila malam itu tidak terlalu parah. Mereka sembuh dengan cepat dengan ramuan penyembuhan yang dibeli dari Sistem.   Mereka kembali ke kamar masing-masing, membersihkan badan, berganti pakaian, dan setelah itu, kembali berkumpul di ruang utama rumah Laila.   Merasa lelah bercampur lega, Artin merebahkan diri di sofa. Ketegangan berangsur-angsur meninggalkan tubuhnya, dan sekarang yang tersisa hanyalah perasaan tenang. Mata Artin terpejam saat tubuhnya terhisap pada permukaan sofa yang lembut.   [[ Anda telah mendapatkan hasil yang bagus pada serangan ketiga ]]   [[ .. ]]   [[ Menghitung Hadiah ]]  
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more

#69 Menuntut Balas

Artin terbagun, membuka mata, dan disambut oleh Laila yang duduk di meja kaca di depannya. Menyilangkan kaki, kali ini sudah berganti pakaian, tersenyum dan melambaikan tangan.   "Hei, ayo kita kencan."   "Hah?"   Tidak ada satupun lampu yang menyala. Cahaya yang menerangi ruangan hanya berasal dari jendela-jendela kecil yang terbuka di berbagai sudut ruangan. Hal seperti ini biasanya terjadi ketika Laila secara sengaja mematikan beberapa lampu di malam hari sebelum tidur. Selain itu, rumah Laila selalu dipenuhi dengan berbagai macam lampu yang menyala secara otomatis setiap kali seseorang memasuki sebuah ruangan.   “Pemerintah memutuskan untuk mematikan listrik di siang hari, kecuali tempat-tempat khusus seperti rumah sakit, pusa
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more

#70 Tiara Hitam

Artin sengaja meminta Fang untuk berjaga-jaga di luar. Tidak ada gunanya bagi mereka untuk menyembunyikan identitas lagi. Pemuja Laila bisa dengan mudah mengenalinya, begitu juga dengan para pembenci Artin, yang juga bisa mengendus kehadirannya dari kejauhan. Dua kelompok orang yang berlawanan itu selalu berusaha mengikuti mereka, mencari tahu apa yang mereka lakukan dan berkomentar sesuka hati. Artin dan Laila sedang makan siang ketika seorang pelayan mendekat, menundukkan kepalanya dan mengucapkan beberapa patah kata. "Permisi pak. Eeeeh serigala besar yang berdiri di luar kafe ini, menghalangi pengunjung lain yang ingin masuk." Artin terus memakan makanannya, mengetahui bahwa Laila akan lebih cepat menjawab perkataan pria itu. "Aku akan membayar semua kerugian yang diterima kafe ini." Laila melambaikan tangannya,
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status