Mata Artin perlahan terbuka, berpindah dari kegelapan yang tak berujung, ke tempat yang tidak terlalu gelap, remang-remang dengan hanya sedikit cahaya bulan yang masuk di antara sela pintu dan jendela sebuah ruangan. Tubuhnya terasa dingin, bukan luka yang ia rasakan, kali ini hanya rasa dingin dari udara malam. Meskipun tidak dengan leher dan pipinya, yang hangat menempel pada sesuatu yang terasa lembut dan nyaman. Artin menikmati kelembutan bantal yang dia tiduri kali ini, tidak selembut bantal biasanya, tapi yang satu ini disertai dengan perasaan tenang yang tidak bisa dijelaskan. Setelah itu dia merasakan belaian, sentuhan lembut dari jemari kecil yang perlahan menyisir rambut, kening, pipi, hingga bibir Artin. Setelah mata Artin yang sekarang terbuka lebar,
Last Updated : 2021-10-06 Read more