Semua Bab Menikah Atau Disewa?: Bab 31 - Bab 40

64 Bab

31. Kemarahan Davi

"Pak Saga, Bapak baik-baik saja?" tanya Bik Ati peduli. Wanita itu cukup cemas melihat sang bos terkulai bingung di daun pintu. Saga tersadar dari syoknya. "Aku akan segera ke sana." Dia memutuskan segera. Lelaki itu masuk tanpa bicara lagi pada pelayannya. "Ada apa, Ga?" tanya Dela sambil mengernyitkan dahi. Dia begitu heran melihat Saga kembali dengan terbirit-birit dan langsung membuka pintu lemari. Suaminya menarik handuk lalu melangkah tergesa menuju kamar mandi. "Nayra kena musibah. Dia lagi ada di rumah sakit," jawab Saga sebelum membuka gagang pintu. Entah kenapa Dela bahagia mendengarnya. Sudut bibir perempuan itu berkedut kecil. Jika sedang tidak berhadapan dengan Saga, dia ingin bersorak gembira. "Memangnya apa yang terjadi?" Dela berpura-pura peduli. Dia memunguti pakaiannya, lalu mulai memakainya&
Baca selengkapnya

32. Antara Hidup dan Mati

"Davi tungguuu!" Saga berseru. Ketika sang adik ipar dan temannya tidak juga berhenti, Saga terburu mengejarnya. "Di mana kamar Nayra?" cecar Saga mencegat Davi. Tangannya memegang kuat pundak pemuda itu. Sementara matanya menatap lekat. Davi yang sudah mulai tidak respek, mengibas pundaknya. "Ngapain nanyain kakakku? Toh prioritas kalian itu cuma bayinya," sindir Davi telak. Pandangannya juga tidak kalah tajam dari Saga. Saga tertohok mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Davi. "Tolong maafkan kami." Suara Saga mulai melembut. "Aku udah gak percaya lagi sama kamu, Mas." Davi menyergah sebal, "bukannya menjaga istri yang tengah mengandung keturunanmu, kamu malah sibuk ngurusin dia terus," cerca Davi sambil melirik ke Dela. "Sadar diri, ya! Istri sahnya Saga itu aku, bukan kakakmu." Dela yang tidak terima langsung menyela. "Dela sabar! I
Baca selengkapnya

33. Dia Anakku Bukan Anakmu

"Alhamdulillah!"  Nayra meraupkan kedua tangannya pada wajah. Air matanya merembes. Namun, ini air mata kebahagiaan dan haru. Anaknya baru saja lolos dari maut. "Aku ingin ketemu bayiku, Vi." Nayra merengek. Ia ingin sekali melihat rupa putrinya. Dalam mimpi wajah sang putri terlihat samar.  "Nanti kalo Mbak Nayra pulih, kita lihat bareng, ya." Davi berusaha membujuk dengan lembut. Nayra mengangguk manut. Pengaruh anastesi sudah mulai menghilang. Wanita itu meringis menahan perih. Gelenyar pedih terasa di perut bekas sayatan operasi. Untuk menyamarkan sakit, dirinya memilih memejam kembali. Sesekali menghirup napas panjang dan membuangnya perlahan. Hingga akhirnya Nayra kembali terlelap. Sementara itu Azriel yang kepayahan dari tadi siang merasa amat lelah. Pemuda itu merebahkan tubuh pada sofa kecil
Baca selengkapnya

34. Sang Dewi Penyelamat

Dela tampak bahagia menimang bayi yang ia klaim sebagai anaknya. Dia yang sedari kecil tidak pernah menyukai anak-anak, mendadak gemas melihat bayi itu. Apalagi bayi Nayra sangat cantik dengan paras cenderung mirip dengan Saga. "Eaaak!" Bayi kecil itu menggeliat. Sepertinya mahluk mungil itu merasa terganggu saat hidung Dela berkali-kali mengendus pipinya dengan gemas. "Mbak Dela, tolong kembalikan Abrina padaku. Biar aku susuin dia," pinta Nayra ketika mendengar Abrina terus menangis. Dela menoleh pada Nayra dengan menyipit tajam. "Apa kamu bilang? Abrina? Siapa itu Abrina? Bayi ini akan kami namakan Lovely," tandasnya tegas. Tangannya terus saja menepuk-nepuk bayi dalam gendongan. "Aku ibunya, aku juga berhak memberi dia nama." Kali ini Nayra berani melawan. "Apa kamu bilang?" Mata Dela kian lebar menatap Nayra. "Gak ingat Saga beli kam
Baca selengkapnya

35. Anak Pancingan

Kehadiran Ibu Ida benar-benar membuat Nayra bahagia. Wanita itu dapat merasakan seutuhnya memiliki Saga.Setiap malam sang suami menemaninya bergadang. Saga bahkan tidak sungkan untuk memijat jika Nayra mengeluh pegal-pegal. Lelaki itu juga royal menghujani sang istri dengan berbagai hadiah yang lumayan mahal.Kebahagiaan Nayra kian berlipat karena pada siang hari, sang mertua akan memperlakukannya seperti seorang ratu."Kamu tidak perlu repot-repot di dapur, asuh saja Abrina," larang Ibu Ida ketika mendapati Nayra tengah berkutat membuat makanan."Bina sedang tidur, Bu." Nayra yang ngeyel tetap mengiris bumbu."Ya, sudah kamu istirahat siang." Ibu Ida tidak kalah ngotot saat mengusir."Saya sudah tidur siang selama dua jam tadi. Makanya ini mau buat makan malam.""Gak usah! Ibu gak mau kamu kecapekan." Ibu Ida menegaskan, "kalo kamu lelah, ASI yang keluar
Baca selengkapnya

36. Ibu Kandung Rasa Pengasuh

Nayra menunggu kepulangan Abrina di dapur. Untuk memangkas waktu dia sengaja menyibukkan diri dengan memasak makanan. Ditemani Bik Ati, dirinya berhasil menghidangkan empat menu makanan sekaligus. Tepat tiga jam dalam penantian, akhirnya orang yang ditunggu pun pulang. Dela tampak menggendong Abrina yang sedang terlelap. Sementara di belakang, Saga mengikuti sembari menyangklong tas berisi perlengkapan Abrina. "Siapkan makan siang, Nay. Laper nih kita!" titah Dela begitu Nayra menyongsong kedatangannya. "Bina bagaimana, Mbak?" tanya Nayra mendekat. "Dia baik-baik saja. Ini lagi tidur." Dela menjawab ketus dengan tangan yang defensif. Dia berusaha menghalangi Nayra yang hendak menyentuh putrinya sendiri. "Biasanya Bina nangis dan rewel kalo habis disuntik." "Nih buktinya enggak." Dela menyahut dengan terus mela
Baca selengkapnya

37. Susahnya Beristri Dua

Dela dan Saga langsung pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan. Dokter menyatakan jika usia kandungan Dela sudah menginjak minggu ke enam. Namun, ada kabar yang sedikit tidak mengenakan. Dokter menyatakan jika kandungan Dela sedikit lemah. Serviks Dela berbentuk tidak semestinya karena bawaan dari lahir. Oleh karena itu dokter menganjurkan agar Dela bed rest. Apa lagi tekanan darah Dela juga di atas normal. "Usahakan istrinya untuk tidak kelelahan dan stress ya, Pak!"  Dokter kandungan menganjurkan dengan ramah. "Baik, Dok." Saga mengangguk paham. Sekarang dokter ganteng muda itu menghadap Dela. "Jauhi asap rokok dan alkohol ya, Bu." "Siap." Dela menyahut cepat. "Perhatikan juga asupan nutrisi ya." Dokter kembali menambahkan pesan. Dela dan Saga mengangguk patuh.
Baca selengkapnya

38. Kesepian Saga

Saga kembali menggeleng. Kali ini permintaan Adela sudah keterlaluan. Dia memang sangat mencintai teman masa kecilnya itu. Namun, kehangatan serta budi bakti Nayra telah menawan hatinya. Apalagi semenjak Abrina lahir, kini bagi Saga Nayra dan Abrina adalah separuh napasnya. Dia tidak bisa hidup tanpa mereka. "Kamu boleh minta apa pun sama aku, Del. Tapi untuk yang satu ini, aku gak bisa," tutur Saga bersungguh-sungguh. Kepalanya terus menggeleng dengan tegas. "Aku sudah berjanji pada Ibu untuk menjaga mereka dengan baik. Maaf." Ucapan Saga penuh dengan permohonan. "Jadi kamu lebih memilih mereka dari pada aku?" Dela menatap dingin. "Kalian bertiga bukan pilihan." "Tapi aku gak mau hidup dengan mereka, Sagaaa!" Dela menambah satu oktaf nada bicaranya. Membuat Saga membeku dibentak seperti itu. Nayra yang masih duduk meringkuk di ranjang ik
Baca selengkapnya

39. Nayra Atau Dela

"Akan kujadikan kamu istri yang sesungguhnya. Istri sah di mata hukum dan negara. Bukan wanita simpanan seperti ini.""Cukuuup!" Suara Saga menggelegar. Dia bergerak mendekat dan langsung mencengkeram baju Azriel. "Bisa-bisanya kamu melamar istriku di hadapanku? Hah!" gertaknya naik pitam. Matanya mendelik marah pada Azriel.Azriel balas menatap Saga dengan tenang. "Lepaskan!" suruhnya dengan sedikit mendepak dada Saga."Gak akan aku lepasin sebelum kamu meminta maaf," tantang Saga masih dikuasai emosi."Minta maaf untuk apa?" Azriel tersenyum. Lebih tepatnya mengejek. "Tunjukkan di mana letak kesalahanku?" Anak itu benar-benar mendepak tubuh Saga. Sehingga cengkeraman pria itu terlepas dari bajunya.Mata Saga kian menghunjam. "Ada banyak gadis di luar sana, tapi kenapa kamu selalu mendekati istriku? Apa memang kamu sudah gak laku lagi? Sehingga mesti merendahkan diri dengan merayu istri o
Baca selengkapnya

40. Kemantapan Hati Saga

"Dela.""Nayra.""Dela.""Nayra.""Ada Bina yang sangat membutuhkan kehadiranku. Sementara Dela, ada banyak orang yang mengelilinginya." Saga terus saja berpikir. Dia menimbang semuanya dengan masak-masak, "kali ini aku harus memprioritaskan Abrina dulu," tekadnya bulat.Saga mengangguk yakin. Ponselnya terus menjerit. Keraguan di hati Saga sudah lenyap. Dengan pasti dia mematikan gadget. Tangannya memasukan benda tipis tersebut ke dasbor mobil."Dengan begini, Dela gak bisa ngerecokin aku lagi." Saga bicara sendiri.Pria itu mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Nayra. Berkejaran dengan waktu, dia sengaja tancap gas hingga melewati batas kecepatan maksimal. Ketika ia tiba di tujuan, Nayra tengah menggendong Abrina. Bayi itu  tampak lemas."Alhamdulillah ... kamu datang beneran, Mas," sambut Nayra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status