Home / Romansa / Menikah Atau Disewa? / 36. Ibu Kandung Rasa Pengasuh

Share

36. Ibu Kandung Rasa Pengasuh

Author: Yenika Koesrini
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Nayra menunggu kepulangan Abrina di dapur. Untuk memangkas waktu dia sengaja menyibukkan diri dengan memasak makanan. Ditemani Bik Ati, dirinya berhasil menghidangkan empat menu makanan sekaligus. Tepat tiga jam dalam penantian, akhirnya orang yang ditunggu pun pulang.

Dela tampak menggendong Abrina yang sedang terlelap. Sementara di belakang, Saga mengikuti sembari menyangklong tas berisi perlengkapan Abrina.

"Siapkan makan siang, Nay. Laper nih kita!" titah Dela begitu Nayra menyongsong kedatangannya.

"Bina bagaimana, Mbak?" tanya Nayra mendekat.

"Dia baik-baik saja. Ini lagi tidur." Dela menjawab ketus dengan tangan yang defensif. Dia berusaha menghalangi Nayra yang hendak menyentuh putrinya sendiri.

"Biasanya Bina nangis dan rewel kalo habis disuntik."

"Nih buktinya enggak." Dela menyahut dengan terus mela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikah Atau Disewa?   37. Susahnya Beristri Dua

    Dela dan Saga langsung pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan. Dokter menyatakan jika usia kandungan Dela sudah menginjak minggu ke enam. Namun, ada kabar yang sedikit tidak mengenakan.Dokter menyatakan jika kandungan Dela sedikit lemah. Serviks Dela berbentuk tidak semestinya karena bawaan dari lahir. Oleh karena itu dokter menganjurkan agar Dela bed rest. Apa lagi tekanan darah Dela juga di atas normal."Usahakan istrinya untuk tidak kelelahan dan stress ya, Pak!" Dokter kandungan menganjurkan dengan ramah."Baik, Dok." Saga mengangguk paham.Sekarang dokter ganteng muda itu menghadap Dela. "Jauhi asap rokok dan alkohol ya, Bu.""Siap." Dela menyahut cepat."Perhatikan juga asupan nutrisi ya." Dokter kembali menambahkan pesan.Dela dan Saga mengangguk patuh.

  • Menikah Atau Disewa?   38. Kesepian Saga

    Saga kembali menggeleng. Kali ini permintaan Adela sudah keterlaluan. Dia memang sangat mencintai teman masa kecilnya itu. Namun, kehangatan serta budi bakti Nayra telah menawan hatinya. Apalagi semenjak Abrina lahir, kini bagi Saga Nayra dan Abrina adalah separuh napasnya. Dia tidak bisa hidup tanpa mereka."Kamu boleh minta apa pun sama aku, Del. Tapi untuk yang satu ini, aku gak bisa," tutur Saga bersungguh-sungguh. Kepalanya terus menggeleng dengan tegas. "Aku sudah berjanji pada Ibu untuk menjaga mereka dengan baik. Maaf." Ucapan Saga penuh dengan permohonan."Jadi kamu lebih memilih mereka dari pada aku?" Dela menatap dingin."Kalian bertiga bukan pilihan.""Tapi aku gak mau hidup dengan mereka, Sagaaa!" Dela menambah satu oktaf nada bicaranya. Membuat Saga membeku dibentak seperti itu.Nayra yang masih duduk meringkuk di ranjang ik

  • Menikah Atau Disewa?   39. Nayra Atau Dela

    "Akan kujadikan kamu istri yang sesungguhnya. Istri sah di mata hukum dan negara. Bukan wanita simpanan seperti ini.""Cukuuup!" Suara Saga menggelegar. Dia bergerak mendekat dan langsung mencengkeram baju Azriel. "Bisa-bisanya kamu melamar istriku di hadapanku? Hah!" gertaknya naik pitam. Matanya mendelik marah pada Azriel.Azriel balas menatap Saga dengan tenang. "Lepaskan!" suruhnya dengan sedikit mendepak dada Saga."Gak akan aku lepasin sebelum kamu meminta maaf," tantang Saga masih dikuasai emosi."Minta maaf untuk apa?" Azriel tersenyum. Lebih tepatnya mengejek. "Tunjukkan di mana letak kesalahanku?" Anak itu benar-benar mendepak tubuh Saga. Sehingga cengkeraman pria itu terlepas dari bajunya.Mata Saga kian menghunjam. "Ada banyak gadis di luar sana, tapi kenapa kamu selalu mendekati istriku? Apa memang kamu sudah gak laku lagi? Sehingga mesti merendahkan diri dengan merayu istri o

  • Menikah Atau Disewa?   40. Kemantapan Hati Saga

    "Dela.""Nayra.""Dela.""Nayra.""Ada Bina yang sangat membutuhkan kehadiranku. Sementara Dela, ada banyak orang yang mengelilinginya." Saga terus saja berpikir. Dia menimbang semuanya dengan masak-masak, "kali ini aku harus memprioritaskan Abrina dulu," tekadnya bulat.Saga mengangguk yakin. Ponselnya terus menjerit. Keraguan di hati Saga sudah lenyap. Dengan pasti dia mematikan gadget. Tangannya memasukan benda tipis tersebut ke dasbor mobil."Dengan begini, Dela gak bisa ngerecokin aku lagi." Saga bicara sendiri.Pria itu mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Nayra. Berkejaran dengan waktu, dia sengaja tancap gas hingga melewati batas kecepatan maksimal. Ketika ia tiba di tujuan, Nayra tengah menggendong Abrina. Bayi itu tampak lemas."Alhamdulillah ... kamu datang beneran, Mas," sambut Nayra

  • Menikah Atau Disewa?   41. Pertengkaran Hebat

    "Sagaaa!"Saga dan Nayra berpaling ke arah pintu. Tampak Adela berdiri dengan tatapan nanar. Bahu perempuan dengan perut buncit itu tampak turun naik menahan amarah.Saga memperhatikan istri tuanya.Dela masih mengenakan baju hamil untuk pesta. Sisa-sisa make-up masih menempel pada paras yang kini sudah tidak tirus lagi.Saga bangkit. Perlahan ia mengayun langkah untuk menyambut istri pertamanya. Namun, Adela menepis ketika ia meraih tangannya."Jangan sentuh aku!" titah Dela lirih, tetapi cukup dingin berbalut dendam."Aku tahu kamu marah, tapi jangan berdiri di depan pintu seperti ini," ujar Saga mencoba tenang. "Kita bicara di dalam!" Saga kembali meraih tangan Dela. Kembali pula sang istri menolak."Mau kamu apa?" tanya Saga pasrah.Dela tidak membalas. Dia lekas menutup pintu kamar tersebut. Dalam keadaan marah seperti ini, dirinya masih menjaga

  • Menikah Atau Disewa?   42. Teguran Untuk Dela

    Saga tidak pernah menyangka akan mengalami hal semengerikan ini. Dia yang sibuk menangkis serangan Dela. Semua terjadi dengan begitu cepat dan di bawah kendalinya. Perlahan Saga membuka mata. Pria itu merasakan pusing. Sakit kepala yang menghebat di kepala membuatnya mengerang tertahan. Hidungnya mulai mencium bau anyir. Cukup menyengat. Dia merasa darah mengalir membasahi mata dan bibirnya. Darah tadi mengaburkan pandangan Saga. Lelaki itu merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Dia ingin bergerak, tetapi semua tubuhnya tidak bisa digerakkan. Suami Dela itu merasakan sakit yang teramat. Lamat-lamat telinga Saga menangkap suara riuh di sampingnya. Menyampingkan rasa sakit, pria itu mencoba kembali untuk membuka mata.

  • Menikah Atau Disewa?   43. Ketulusan Hati Nayra

    "Dokter, bagaimana kondisi anak saya?" cecar Mama Dela panik.Sang dokter menghela napas panjang. "Kami sudah semaksimal mungkin. Namun, mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan calon cucu kalian," ucapnya sedih."Ohhh ... tidak!" Mama Dela berseru sedih. "Cucuku ... kenapa semalang itu? Dia bahkan belum melihat indahnya dunia. Kenapa sudah diambil duluan?" ratap Mama Dela tersedu-sedu. Air matanya berlinang tanpa bisa dicegah."Tabahkan hatimu, Ma." Samg suami merangkul lembut. Lelaki itu mengelus pelan bahu istrinya."Tapi itu calon pewaris kerajaan bisnis kita, Pa," tukas Mama Dela masih tidak terima, "karena tidak mungkin Dela yang akan meneruskan usaha kita. Tidak mungkin Saga juga," tuturnya dengan sesenggukan."Kalo sudah takdir kita bisa apa, Ma?" Sang suami tampak berusaha bijak. "Yang penting Dela selamat, dia bisa kapan saja kasih cucu buat kita," lanjutnya menenangkan."Dokterrr!" Seorang perawat keluar dari ruangan dengan

  • Menikah Atau Disewa?   44. Terbukanya Mata Orang Tua Dela

    "Nayra ... semua ini gara-gara dia. Awas kamu, ya!" ancam Dela penuh dendam."Dela ...." Papa berujar lembut. Lelaki itu duduk di tepi ranjang, lalu tangannya menggegam jemari sang putri. "Kamu salah jika harus mendendam sama Nayra," tuturnya tenang."Memang dia penyebab semua insiden ini, Pa." Dela kembali menyalahkan Nayra."Tidak." Papa menggeleng, "kamu salah, Nak. Nayra adalah perempuan yang baik.""Perempuan baik apanya?" Mata Dela terbelalak mendengar penuturan Papa, "dia itu--""Permisi ... selamat pagi semua."Omongan Dela terjeda ketika seorang dokter didampingi perawat masuk."Selamat pagi Ibu Dela. Bagaimana perasaan Anda?" Dokter menyapa ramah."Tidak cukup baik, Dok." Dela menyahut dengan datar, "badan saya sakit semua. Terutama perut dan kaki," terangnya tanpa ada yang ditutupi."Kami akan memeriksa kondisi Ibu," ujar Dokter.Pria berjas putih itu mulai mengecek detak jantung Dela. Dirinya juga mena

Latest chapter

  • Menikah Atau Disewa?   64. Bersatu Memang Indah

    "Nay, kamu masih di situ?" Dela menegur ketika mendapati Nayra terbengong tanpa mau menjawab permintaannya."Eum ... iya, Mbak.""Mau, ya, dateng ke sini? Kasihan Saga dari pagi perutnya belum keisi apa-apa," bujuk Dela serius."Aku izin dulu sama suami ya, Mbak," sahut Nayra sembari melirik ke arah Azriel. Sang suami sendiri mengangkat alis dengan maksud ada apa?"Tapi serius datang lho," ujar Dela setengah memaksa."Insya Allah," balas Nayra kalem, "udah dulu ya, Mbak, aku nerusin makan dulu. Assalamualaikum."Nayra mematikan sambungan telepon begitu Dela menjawab salamnya."Kenapa sih?" Azriel yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan."Mas Saga katanya tadi siang pingsan saat presentasi.""Terus?""Mbak Dela bilang dia pengen banget makan bubur ayam buatan aku."

  • Menikah Atau Disewa?   63. Romantisme Nayra-Azriel

    Nayra tengah berkutat dengan wajan dan kompor. Dua jam yang lalu Azriel mengirimkan pesan. Lelaki yang sudah menemani hidupnya selama beberapa bulan ini memintanya untuk membuat spaghetti.Sementara setengah jam yang lalu, Davi sang adik meminta Nayra untuk membuat banyak makanan. Pemuda itu ingin mengenalkan seorang gadis pada kakaknya. Nayra yang antusias tentu sangat senang mendengarnya.Itu berarti Davi sudah bisa move on dari Bela. Dan Bela cukup merasa senang. Karena menurutnya, Bela membawa pengaruh buruk untuk Davi.Nayra ingat sekali, Davi sering meminta uang dalam jumlah yang banyak demi bisa berkencan dengan Bela. Gadis yang katanya paling cantik di kampusnya Davi. Tidak segan-segan Davi menggelapkan uang kuliahnya untuk membelikan Bela sebuah ponsel di hari ulang tahunnya.Puncaknya adalah saat Davi meminjam mobil Ryan saat dating dengan Bela. Davi yang belum mahir berkendara harus menabr

  • Menikah Atau Disewa?   62. Saga Kian Jadi

    Dela menghembus napas mendengar permintaan Saga. Baginya ini terlalu melunjak. Andai sang suami sedang dalam keadaan tidak lemah, dia ingin membentak pria itu keras-keras."Del, aku butuh air teh hangat," pinta Saga kembali mengulang."Harus teh hangat buatan Nayra?" cibir Dela gemas. Dia masih menahan rasa gondoknya."Iya, Del, teh hangat buatan Nayra emang yang paling cocok buat perut aku.""Tapi ini masih pagi banget, Ga," tukas Dela kian keki, "gak ada adab banget kalo tiba-tiba aku suruh Nayra buatin teh untuk kamu. Ingat juga, dia itu istri orang sekarang. Istrinya Azriel. Pemuda yang udah kamu pilih untuk mendampingi hidupnya Nayra." Dela bercerocos panjang saking gemasnya.Saga terdiam mendengar omelan istrinya. "Oke, jika itu memberatkan kalian semua ya sudah ... gak usah saja," putusnya legowo."Ya iyalah kamu harus sadar diri," sela Dela masih senewen, "kalo kam

  • Menikah Atau Disewa?   61. Ngidam Aneh

    "Papa!"Suara cempreng itu terdengar berseru di pintu. Seketika Saga, Adela, dan Nayra menoleh. Tampak berlari si cantik Abrina. Bocah itu menangkap paha Saga. Di belakang sang pengasuh ikut menyusul."Papa," sapa Abrina terlihat semringah.Saga sendiri tidak kalah bahagia. Pria itu gegas membopong Abrina. Dirinya menciumi pipi sang putri dengan gemas. Maklum sudah lebih dari dua minggu keduanya tidak saling bertemu."Bina habis dari mana, Sayang?" tanya Saga lembut. Di sampingnya, Dela ikut mencubit pipi Abrina dengan gemas."Mbak," sahut Abrina seraya menunjuk suster pengasuhnya."Habis dari mini market, Pak. Buat beli susu." Gadis pengasuh itu memberi tahu.Ketika Saga akan berbicara lagi, tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang protes minta jatah makan mereka."Kayaknya Papanya Abrina kelaparan ini," ledek Nayra sedikit menipiskan bibir."Banget, Nay," balas Saga sejujurny

  • Menikah Atau Disewa?   60. Tidak Sadar

    "Pak Saga, nasi gorengnya sudah siap ini," ujar Bik Yati tergopoh-gopoh menghampiri pasangan suami istri itu."Gak, makasih, Bik," tolak Saga pelan.Pria itu bangkit dari duduknya. Ketika Saga hendak mengecup kening Adela, sang istri menahan dadanya."Yakin gak sarapan di rumah?" tanya Adela berusaha membujuk suaminya."Gak, Del, nyium aromanya saja tadi aku udah enek," balas Saga seraya menarik pinggang langsing Dela."Tapi kan Bik Yati sudah selesai masaknya. Udah gak kecium itu bumbu tumisya, Ga," bujuk Adela tidak patah semangat."Tetap saja aroma bumbunya nusuk hidung aku, Del."Adela menghempas napas dengan berat. Dirinya mendepak pelan tubuh sang suami yang sudah menempel padanya."Ya udah, Bik, kamu saja yang temani aku makan pagi," ajak Dela merajuk.Wanita tinggi semampai itu menarik lengan sang asisten rumah tangganya meninggalkan ruang tengah."Del!"Adela tidak menggubris pang

  • Menikah Atau Disewa?   59. Masih Ada Rasa

    Pukul lima pagi, Adela dan Saga baru saja selesai shalat subuh berjamaah. Wanita itu sudah mulai menjalankan perintah Allah. Walau pun masih sering bolong-bolong, setidaknya Dela sudah bersedia menjalankan kewajiban tersebut.Usai sholat berjamaah, Adela membuka lemari. Perempuan itu mengambil kaos serta celana training. Dia ingin jalan santai mengitari kompleks.Sebenarnya Adela sangat menyukai olahraga joging. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya mudah lelah. Baru beberapa meter berlari napas Dela sudah terengah-engah.Usai memakai sneaker, Dela keluar kamar. Sebelum menutup pintu, dia menengok sang suami. Saga tengah tengkurap sembari memeluk guling.Dela mengulum senyum melihat gaya tidur sang suami. Saga sering kali menasihatinya agar jarang tertidur setelah subuh. Selain menghambat rezeki juga bisa menganggu penampilan.Namun, nasihat tinggal nasihat. Saga melupakan semua petu

  • Menikah Atau Disewa?   58. Belah Duren

    "Astaghfirullah hal adzim!"Nayra tersentak. Dia membuka mata. Di bawahnya Azriel pun sama terkagetnya. Para sepupu Azriel juga ikut terbangun. Suara mereka mulai riuh rendah melihat posisi Nayra dan Azriel."Ya Allah, Mbak ... kalo mau 'main' mbok ya lihat tempat," tegur Davi sembari menghembus napas, "masa asal nempel aja di sembarang tempat sih? Emang gak malu sama mereka?" imbuh Davi sambil geleng-geleng saking herannya.Mendengar ocehan Davi, sontak Nayra melepaskan diri. Wanita itu gegas bangkit dari tubuhnya Azriel. Sementara sang suami juga ikut bangun untuk duduk.Wajah keduanya sama-sama merona. Tentu saja mereka jengah. Apalagi sepupu Azriel juga pada menggoda."Ranjang kalian baru dan luas, Mbak. Ngapain milih main di sofa yang sempit gini? Di hadapan bocah-bocah juga." Lagi Davi menggeleng heran saat bercerocos."Kalo ngomong itu dijaga ya, Vi!" balas Na

  • Menikah Atau Disewa?   Bab 57 Drama Malam Pertama

    "Selamat, ya," ucap Saga dengan menyunggingkan senyum."Terima kasih," sahut Azriel pun ikut menipiskan bibir.Saga menjabat tangan Azriel dengan tulus. Walau pun masih ada sedikit rasa cemburu melihat Nayra bersanding dengan pria lain. Namun, saat ini Saga sudah mampu mengontrol diri."Jaga Nayra baik-baik," pinta Saga serius, "dia memang selalu terlihat tenang, dan selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang. Tapi percayalah, Nayra sama seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia juga suka dipuja dan dimanja," pesan Saga layaknya seorang kakak pada adik kandungnya.Di sebelah Azriel, Nayra hanya mengulum senyum."Terima kasih banyak untuk wejangannya," ucap Azriel balas menjabat tangan Saga dengan erat, "Insya Allah aku akan menjaga Nayra dengan sebaik-baiknya," imbuhnya dengan melirik sekilas ke arah sang istri.Saga melepas jabatan tangannya. "Ya udah aku ke Dela dulu, ya," pamitnya kemudian.Pria itu lantas menyusul sang istri

  • Menikah Atau Disewa?   56. Akhirnya Bersatu

    "Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, El," ungkapnya tersedu. "Balik ... El!" ratapnya pilu.Suara pengumuman keberangkatan pesawat terbang tujuan Jakarta-Tokyo bergema. Tubuh Nayra terasa lemas. Sungguh ia menyesal.Puas menangis Nayra memutuskan untuk pulang."Nayra!"Langkah Nayra terhenti. Wanita itu langsung balik badan. Sosok Azriel dengan kaca mata hitam melambai padanya. Wanita itu membeku.Takut salah penglihatan, Nayra mengusap air matanya. Benar. Sosok Azriel memang nyata sedang menatapnya.Di ujung sana, Azriel sendiri melepas kacamata hitamnya. Pemuda itu mengangguk saat Nayra memindainya tidak percaya. Bagai ada yang menggerakkan, Azriel merentangkan kedua tangannya.Sementara Nayra, entah apa yang merasuki pikirannya. Dengan mengabaikan rasa malu, wanita itu melangkah maju. Lalu mempercepat langkah, kemudian berlari kencang untuk menghambur

DMCA.com Protection Status