Home / Fiksi Remaja / KISAH DI PENGHUJUNG SMA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of KISAH DI PENGHUJUNG SMA: Chapter 31 - Chapter 40

82 Chapters

BAB >< 030

Hari sudah beranjak sore. Kediaman Prayoga yang tadi ramai berangsur sepi. Para tamu yang hadir di acara akad nikah Atlan dan Neira sudah kembali ke rumah masing-masing setelah menikmati jamuan makan siang yang disiapkan oleh Frida.Pernikahan Atlan dan Neira memang dilaksanakan secara tertutup dan sederhana. Tapi tentu saja mereka tidak akan membiarkan para tamu yang datang pulang dengan perut kosong.Karena acaranya sudah selesai, para asisten rumah pun mulai membersihkan dan merapikan kembali ruang tamu yang sempat disulap menjadi ruang dilaksanakannya akad nikah Atlan dan Neira.Jiwa rajin yang tersemat pada diri Neira membuat gadis itu tidak tinggal diam. Sejak tadi ia sudah sibuk melayani para tamu, meski sempat mendapat larangan dari Frida dan Neira.Hari ini adalah hari bahagia gadis itu. Seharusnya ia yang dilayani, bukan sebaliknya. Tapi, bagi Neira tetap tidak ada bedanya. Ia senang bekerja dan membantu orang. Tidak peduli bagaimana kondisinya.
Read more

BAB >< 031

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan bagi seorang Aydin selain bunyi bel istirahat tanda berakhirnya pelajaran.Aydin menjadi orang pertama yang keluar dari kelas dua belas IPA 1 menyusul guru biologi yang tadi mengisi pelajaran di kelas itu. Tujuan utamanya tentu adalah kantin untuk memberi makanan para cacing peliharaan di dalam perut yang sudah mendemo sejak tadi.Langkah Aydin yang seharusnya menuju tangga untuk turun ke kantin di lantai dua terhenti. Kemudian ia kembali berbelok menuju kelas ketika menyadari sejak tadi ia berjalan seorang diri."Pantas gue ngerasa berat sebelah jalannya. Ternyata Lo masih nangkring di sini." Aydin bersidekap di depan pintu. Memandang seorang cowok yang masih duduk santai di kursinya."Woi, Atlan. Gue ngomong sama Lo, jangan pura-pura budek Lo." Karena tidak mendapat respon, akhirnya Aydin kembali masuk ke dalam kelas menghampiri Atlan.Karena Atlan tidak bergerak, Aydin pun mulai menarik tangan cowok itu. "Ay
Read more

BAB >< 032

Dari sekian banyak tempat di SMA Pelita Husada, tetap saja Atlan memilih rooftop untuk bersembunyi. Karena hanya di sana ia tidak perlu takut untuk ditemukan oleh orang lain. Sebab, tidak ada yang suka berkunjung ke tempat itu. Selain karena memang dilarang, tentu tidak ada yang mau dengan bodohnya menjemur diri di bawah sinar matahari langsung.Selain Atlan, mungkin tidak ada lagi siswa yang pernah datang ke rooftop, sebelum hari ini.Saat berhasil melarikan diri dari Aydin dan Wawa yang sedang berdebat di kantin, bukannya kembali ke kelas, Atlan justru mengajak Neira ke rooftop.Tentu saja mereka tidak berjalan secara berdampingan. Jarak yang keduanya ciptakan cukup jauh untuk menghindari kecurigaan orang-orang.Andai saja Atlan tidak memberitahu Neira tempat yang akan ditujunya, mungkin ia akan kehilangan jejak cowok itu.Jika ada tempat yang tidak ingin dikunjungi Neira di sekolah itu, mungkin rooftop menempati urutan pertama. Ia bisa saja berb
Read more

BAB >< 033

Neira demam. Itulah yang dikatakan petugas UKS ketika memeriksa kondisi gadis itu.Penyebab utamanya karena Neira terlalu lama berjemur di bawah terik matahari. Kedua, karena keseringan terkena udara malam yang dingin. Dan alasan paling masuk akalnya adalah Neira kekurangan vitamin.Mendapati dirinya sakit, membuat Neira sadar telah lalai menjaga kesehatan. Ia termasuk orang yang jarang terserang penyakit. Selain karena ia memang benar-benar menjaga pola hidup sehat dengan tidak jajan sembarangan dan rutin olahraga ringan, Neira juga tidak suka berurusan dengan rumah sakit dan obat-obatan.Apalagi sampai harus terbaring di ranjang UKS di saat pelajaran di kelasnya sedang berlangsung.Setelah diberi obat penurun demam, kondisi Neira sudah jauh lebih baik. Ia sudah tidak merasa pusing berlebih sehingga mampu untuk bangun dan berjalan tanpa bantuan.Karena alasan itulah, Neira berniat untuk kembali ke kelas. Dengan terus berada di UKS hanya akan membu
Read more

BAB >< 034

Ada beberapa hal di dunia ini yang sulit disembunyikan dari orang terdekat, salah satunya adalah kesedihan.Dan itulah yang sedang dilakukan Neira ketika harus berpura-pura ikhlas melepas meski sebenarnya ia sangat ingin menahan kepergian Elvina.Akhirnya setelah berunding dan memikirkan kemungkinan terbaik, Elvina dan Yasmin akan  berangkat ke Beijing esok hari. Usai makan malam, Neira mendatangi kamar Elvina untuk membantu wanita itu berkemas."Neira tolong pakaian mama di atas kasur itu masukkan ke koper ini." Elvina menyerahkan koper berukuran besar kepada Neira. Sementara dirinya akan merapikan beberapa peralatan make up yang ia punya ke dalam tas kecil.Neira menurut tanpa banyak bertanya. Ia mulai menyusun beberapa tumpukan pakaian milik Elvina ke dalam koper. Karena waktunya sangat dadakan, tidak banyak yang bisa Elvina bawa.Tapi tentu saja untuk oleh-oleh khas Indonesia tidak lupa Elvina siapkan. Mengingat sudah bertahun-tahun ia tid
Read more

BAB >< 035

Sesampainya di rumah, Elvina dan Neira mulai bersiap. Karena tidak akan sempat jika harus mandi lagi, mereka hanya mengganti pakaian.Empat koper sudah tersusun rapi di ruang tamu, di mana tiga koper adalah milik Elvina dan Yasmin, sementara satu koper lainnya adalah milik Neira.Sembari menunggu kedatangan Atlan yang akan mengantarkan mereka semua ke bandara, Elvina mengecek ulang kondisi rumah. Ia harus memastikan semuanya aman untuk ditinggalkan dalam waktu yang cukup lama.Pertama Elvina mengunci semua jendela. Lalu pintu bagian belakang dan samping menyisakan pintu depan. Lalu mematikan saklar listrik yang tidak diperlukan.Saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, Atlan pun tiba di rumah itu. Bertepatan dengan selesainya pekerjaan Elvina.Atlan tidak perlu repot-repot untuk mengetuk karena pintu rumah itu sudah terbuka lebar."Mama, Kakak. Kakak Atlan sudah datang," teriak Yasmin yang menyambut kedatangan Atlan di ruang tamu.
Read more

BAB >< 036

Berbagai cara sudah dilakukan Atlan untuk menarik perhatian gadis yang menempati kursi penumpang mobilnya. Bahkan ia sengaja mengatur volume radio yang sedang memperdengarkan sebuah lagu dari penyanyi  yang tengah hitz saat ini, namun gadis itu tetap saja tidak memberikan reaksi apapun.Yang dilakukan Neira sejak mobil meninggalkan bandara hingga sudah setengah jalan seperti ini hanya diam sambil memandang keluar jendela. Ia bahkan mengabaikan panggilan Atlan sejak tadi, seolah suara cowok itu adalah hembusan angin yang sekedar lewat di telinganya.Tidak terima karena terus diabaikan, Atlan berusaha mencari cara lain untuk menarik perhatian Neira setelah usaha yang ia lakukan sebelumnya belum berhasil.Saat melewati jalanan sepi, Atlan tiba-tiba berhenti setelah mengerem mendadak. Hal yang membuat tubuh Neira terbanting ke depan. Namun untung saja safety belt membantunya tidak sampai terbentur di dashboard mobil.Neira langsung memandang Atlan dengan
Read more

BAB >< 037

Neira tidak pernah merasa sangat lelah hanya karena membuat kue. Mungkin karena mereka tidak membuat hanya satu melainkan berbagai jenis dan rasa dalam waktu yang bersamaan.Melihat begitu banyaknya kue yang tersusun rapi di atas meja membuat Neira berpikir mungkin Frida akan mengadakan sebuah pesta besar dengan mengundang banyak orang. Atau mungkin kue-kue itu akan dijual.Namun, ketika ditanya Frida mengatakan bahwa itu untuk mereka konsumsi sendiri."Dan ini yang terakhir." Frida memasukkan loyan berisi adonan ke dalam oven lalu mengatur waktu kematangannya.Neira sendiri mulai membersihkan meja yang mereka gunakan tadi ketika Frida kembali menghampirinya. "Nei, ayo keluar. Sudah sore, naiklah ke kamar untuk mandi.""Sebentar, Bunda. Neira selesaikan ini dulu." Peralatan membuat kue seperti mangkuk, mixer, dan sendok-sendok Neira bawa ke tempat pencucian piring."Tinggalkan saja, nanti biar Bi Rumi yang rapikan," kata Frida. "Bi, tolong,
Read more

BAB >< 038

Tidak pernah sebelumnya Neira merasakan ketidaknyamanan dalam tidurnya. Sejak semalam matanya sudah sulit terpejam, sehingga ia tidak mengingat pada pukul berapa alam bawah sadar benar-benar mengambil alih rasa kantuknya.Mungkin karena hal itu juga yang membuat Neira menjadi terlambat bangun. Padahal itu adalah hari pertamanya tinggal di kediaman keluarga Prayoga, seharusnya ia bisa bangun lebih awal dari penghuni rumah itu.Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, Neira tetap memaksakan diri untuk bangun. Ia sedang mencari keberadaan ponselnya yang entah jatuh di mana saat dimainkan sebelum tertidur tadi malam.Ketika menoleh ke samping kanan, Neira langsung terkejut dan dengan refleks memundurkan badannya sampai terjatuh ke bawah. Jelas saja hal itu membuat Neira mengaduh kesakitan sebab bokong dan punggungnya menjadi santapan pagi lantai yang dingin.Suara teriakan Neira yang begitu nyaring berhasil membangunkan Atlan yang sejak tadi tidur di
Read more

BAB >< 039

Ada yang mengatakan bahwa feeling seorang ibu kepada anaknya sangat kuat. Meski terpisah jarak bermil-mil jauhnya, akan selalu ada firasat yang dirasakan ketika seorang anak merindukan atau memikirkan ibunya.Seperti ikatan Elvina dan Neira. Mereka seolah sama-sama merasakan rindu sehingga berlomba untuk mengetahui kabar masing-masing.Sebelumnya Neira yang berniat untuk menelepon Elvina. Tapi, saat baru ingin mendial nomor mamanya, wanita itu sudah lebih dulu melakukan panggilan video call.Dengan senyum mengembang Neira menyapa Elvina dari balik layar ponsel. "Halo, Ma."Tak berbeda jauh dengan Neira, Elvina pun nampak tersenyum bahagia. "Halo, Sayang. Apa kabar? Bagaimana hari pertamamu di rumah baru, hem?"Neira yang awalnya duduk di sofa depan televisi, berdiri lalu berjalan menuju balkon. Cuaca cerah pagi ini sangat pas dinikmati dengan jus buah atau es krim. Tapi Neira terlalu malas untuk turun membuat jus atau membeli es krim."Harus
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status