Geya membuka matanya, langit-langit kamar berwarna putih terlihat begitu menyilaukan di hadapannya. Sayup-sayup suara mesin vakum terdengar, dia melirik kearah nakas di samping tempat tidurnya, air putih telah terisi, dan semangkuk bubur yang masih terlihat kepulan asapnya berada disana bersama dengan obat yang begitu familiar untuknya. Dia bangun, dan duduk di tepian kasur. Kepalanya sakit. Dia menenggak habis segelas air putih dan mengisinya dengan yang baru, kemudian menyentuh mangkok putih itu, dia harus makan. Menyendokkan bubur ke dalam mulutnya setelah bangun pagi bukanlah ide yang bagus, perutnya terasa tidak nyaman tapi dia tetap melanjutkannya. Di suapan ketiga, dia berhenti. Setidaknya, lambungnya sudah terisi sesuatu. Dia terdiam, kembali meminum air di dalam gelas. Dalam diam, dia bisa mendengar apa yang terjadi diluar kamar, suara mbak Cicih dan bu Ria yang tengah berbincang mengenai menu makanan yang akan dimasak. Terdengar bu Ria kemudian berpamitan untuk ke pasar mem
Read more