Pandangan Roy hanya dipenuhi oleh wajah Sahara yang terus menautkan pandangan sambil mengigit bibirnya. “Om—” Tubuh Sahara menjepitnya, seketika Roy mengerang nikmat. “Kamu nggak apa-apa? Aku harus bergerak, jangan tahan aku di sana,” ucap Roy, menyunggingkan senyum tipis. Roy menggeser tubuhnya keluar sedikit, sebelum kembali mendorong masuk, bahkan lebih dalam dari sebelumnya. Sahara begitu hangat dan lembut, juga luar biasa ketat mencengkeramnya. Dengan menyeimbangkan berat di kedua sisi tubuhnya, Roy bergerak maju mundur perlahan. Selembut yang dia bisa. Rasanya lama sekali, namun dia menahan diri untuk tetap bergerak santai, lembut dan tak menuntut. Sementara itu, alkohol yang diteguknya tadi mulai mengisi pikirannya dengan pelepasan yang cepat, liar, dan mendesak. Roy berusaha menyadarkan dirinya dengan segenap tekad. Bahwa gadis yang sedang berada di bawah tubuhny
Baca selengkapnya