“Kapan kamu mau nikah? Udah kepala tiga, Nduk. Mbok, ya, jangan mikir karir terus. Temenmu udah pada punya anak. Apa kamu mau dicarikan jodoh lagi?” Tita tersentak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan bapaknya. Hanya sebuah pertanyaan tetapi dirasakannya bagai sebuah ancaman. Sudah dua kali keluarganya berusaha mencarikan jodoh untuknya. Namun, Tita selalu saja punya alasan kuat saat menolaknya. “Nggak usah, Pak. Tita bisa cari sendiri.” “Kapan? Bapakmu ini wes sepuh. Jangan sampai yang jadi wali nikah itu masmu.” “Astagfirullah, Bapak. Kenapa ngomong gitu lagi,” ucap Tita seraya menundukkan pandangannya. Kepalanya mulai pening. Bukan satu atau dua kali bapaknya berkata seperti itu. Setiap meneleponnya, akhir-akhir ini, beliau selalu mengingatkan putri bungsunya bahwa usianya sudah tidak lama lagi. “Mohon doanya saja, Pak. Semoga disegerakan bertemu jodoh.” “Aku gak kurang kalau doakan kamu, Nduk. Kamunya yang ndablek, males nikah!” jelas bapak Tita dengan nada suara yang men
Last Updated : 2021-09-28 Read more