Home / Urban / Pemuda yang tidak terduga / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pemuda yang tidak terduga: Chapter 21 - Chapter 30

154 Chapters

BAB 21

Kehidupan rumah tangga Elisabet, setiap hari dirudung kemalangan.Sejak itu, Darren sudah tidak berani membela Elisabet lagi. Elisabet dijadikan pembantu untuk rumah tangga nya sendiri." Apa yang kamu masak hari ini, mengapa tidak enak, tidak ada rasanya." Bentak Darren.Darren marah tapi mereka harus menghabiskan makanan ini, jadi biarpun makanan nya tidak enak, Darren dan Elisabet harus menghabiskan nya.Setelah itu, Darren mengambil cambuk dan mencambuk lima kali di badan Elisabet.Untuk mengurus urusan rumah tangga, Elisabet masih bisa tapi untuk memasak masih jauh dari sempurna, jadi sedikit nya setiap hari Elisabet pasti mendapat sepuluh kali rotan .Setelah sebulan, Elisabet sudah tidak tahan dan dia pulang ke rumah orang tua nya, meminta ibu ayahnya membantu nya agar Darren mau menceraikan nya Elisabet pulang dan Hendrik yang membukakan pintu.Mereka baru selesai sarapan pagi dan Elisabet menangis me
Read more

BAB 22

Ya, sungguh ironis, padahal kemarin Elisa dan Hendrik merayakan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke tiga dengan sangat meriah dan Hendrik benar benar membuat Elisa sangat bahagia."Elisa, sudah siapkah kamu, saya jemput ya, pakai mobil kantor." Kata Hendrik."Ok, saya sudah siap dan sudah menunggu kamu di depan pintu nih." Jawab Elisa dengan mata yang berbinar karena sangat senang.Hendrik datang dengan mobil besar hitam mercy, Hendrik duduk di kursi penumpang dengan seorang supir yang membukakan pintu untuk Elisa."Hebat amat Tuan Hans memberi ijin untuk memakai mobil ini untuk kita berdua, mau kemana kita sekarang.?" Tanya Elisa yang sedang mengagumi mobil ini."Mulai sekarang mobil ini akan selalu mengantar dan menjemput kamu, juga untuk kebutuhan keluarga , untuk ayah dan ibu, itu kata John untuk memfasilitas diri kamu." Kata Hendrik." oh, benarkah? sungguh indah, sungguh baik tuan Hans." kata Elisa."Semua ini adalah milik t
Read more

BAB 23

"Hans, saya pernah berjanji kepada Darren dan Elisabet mau mengunjungi seseorang, hayo hari ini kita pergi menjemput mereka dan kita ajak mereka ke tempat Markus." ajak Hendrik ke Hans melalui Hand Phone.Mobil datang menjemput Hendrik di depan rumah Elisa. mereka ke rumah Elisabet.Bel berbunyi, Darren membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk, terlihatlah Elisabet sedang memakai baju pelayan sedang menyapu lantai."Hai, pelayan suguhkan minuman buatkan teh hangat beserta poci nya." Kata Darren kepada Elisabet.Elisabet menuju ke dapur dan rotan yang ada di meja mendera badan Elisabet sekali yang membuat Elisabet terdorong kedepan."Setiap saya perintah, kamu harus jawab, bukan langsung pergi, mengerti kamu." kata Darren sambil mengayunkan rotan itu kembali."Ya, Tuan Darren , saya mengerti." Kata Elisabet sambil menggigit bibirnya."Darren , ambilkan juga baju pelayan yang lengan pendek, sehingga jika kamu memukul lengannya a
Read more

BAB 24

"Simon Red, apa yang kamu lakukan di rumah mewah Nicken?,  Mengapa ada orang yang datang marah marah ke rumah keluarga Red kita. katanya ketemu titisan Jendral, ahhh, kamu memang cari mati, sana , hadapi kemarahan kakek kamu." kata ayah Simon Red, Robert REd. "Berlutut, anak kurang ajar, saya menyuruh kamu kesana untuk bertemu titisan jendral, tapi kamu marah membuat kekacauan , bahkan kamu menyalahi titisan Jendral." kata kakeknya marah. "Siap siap terima hukuman kamu," kata kakeknya lagi. Charlie Red. "Kamu tahu semua harta kita adalah milik Jendral. kita hanya dititipin."  "Silahkan, Nyonya Mei Ling menghukum cucu saya." kata Charlie Red pasrah. "Simon, apakah kamu sadar, kamu siapa, apakah pantas kamu mengganggu manusia,? Apakah jika kamu menikah dengan manusia , manusia itu bisa tahan dengan aura kamu," Kata Mei Ling lagi. "Siapa kamu? mengapa kamu tahu, saya siapa? " kata Simon Red marah dan berdiri dengan posisi menent
Read more

BAB 25

Darren dan Elisabet pulang dengan mobil kantor Hendro N Company, kebutuhan mereka ditanggung oleh perusahaan. HP Elisabet berdering,  "Angkat, nyalakan speakernya taruh di sini." kata Darren sambil menunjuk tempat di tengah mereka, dan dia mengambil rotan ditaruh di atas paha Darren. "Ya, kakak , ada apa? Tanya Elisabet. "Elisabet, ayah ibu tanya kamu tidak apa apa kan?" suara Elisa terdengar dari seberang."kakak nyalakan speaker ya." "Hmmmm" Tersenyumlah Darren. Membayangkan Tuan Hendrik juga ikut mendengar pembicaraan ini. "Elisabet, kenapa kamu tidak jawab pertanyaan kakakmu." tanya Amanda. " Hei, pecundang, ngapain kamu disini, sana ke dapur siapin makan siang." "Ya, bu, saya ke dapur." kata Hendrik sambil tersenyum. "Aduh" jerit Elisabet pada saat Darren mendera kedua telapak tangannya yang di taruh di atas pahanya. Bersamaan dengan Nyonya Amanda memanggil Hendrik , "pecundang" "Ada apa Elisabet, kenap
Read more

BAB 26

"Elisa. Tanya Hendrik ada berapa banyak tabungannya? Minta dia belikan mobil untuk kami orang tua kamu, jika mau saya tidak menghina dia lagi, ingat saya mau mobil pribadi bukan mobil kantor, besok harus sudah ada." Kata Amanda. Elisa cuma dapat menarik nafas melihat keserakahan ibunya itu, tapi dia tetap masuk ke kamar menanyai Hendrik. "Hendrik, kamu dengar sendiri, apa yang dikatakan ibu kepada kamu, jika kamu tidak ada, saya ada uang tabungan, kamu belikan saja mobil untuk ibu." Kata Elisa lembut. "Ya, besok, saya ke dealer, atau kamu mau bersama saya untuk melihat mobil itu?."  tanya Hendrik lebih lanjut. "Tidak, kamu pergi sendiri saja, saya besok mau ke kantor mengurusi pekerjaan." Kata Elisa. " Kenapa kamu tidak mau buka perusahaan sendiri saja, jadi tidak usah mengurus perusahaan nicken lagi, bukankah lebih bagus punya sendiri." Kata Hendrik menyarankan. "mmmm, saya sudah nikmat hanya menjadi manajer di perusahaan Nicken,
Read more

BAB 27

prak... prak Satpam di tampar dua kali oleh seseorang pria paruh baya yang memakai cincin di seluruh jarinya. "Kurang ajar, siapa yang berani menampar saya, tidak tahu ya saya bekerja sama siapa?" kata satpam dengan sangat marah dan melihat yang menamparnya. Deg...... Punyai nyari apakah dia, berani berkata seperti itu. Sambil berlutut satpam itu menghiba:" maafkan saya tuan, saya tidak tahu tuan besar yang datang."  "Pukul dia sampai dia tidak dapat mengunyah makanan, berani kurang ajar dengan tuan Hendrik dan saya." Kata tuan besar pemilik showroom ini , Steven Chang. "Hah, anda salah tuan, disini tidak ada tuan Hendrik, yang ada cuma pengemis kumal itu." Kata satpam itu lagi membela diri. "Diam kamu, bawa dia pergi." hardik tuan Steven kepada pengawalnya. "Mari, tuan Hendrik, silahkan masuk dan lihat lihat," Kata Steven dengan hormat. "Tidak usah, saya malas masuk, sudah tidak ada selera lagi, na
Read more

BAB 28

"Hans, buatkan surat lamaran untuk bekerja di perusahaan pusat, saya mau melamar kerja disana, jadi apapun boleh." kata Hendrik. "Tuan, untuk apa anda bekerja disana, bukankah fasilitas disini untuk tuan , sudah memadai." Kata Hans melarang Hendrik melamar kerja, dia takut tuannya akan dihina disana. "Tidak apa apa, saya mau menyelidiki siapa yang menculik saya waktu saya kecil, sehingga membuat ibu dan ayah kandung Hendrik meninggal muda. Saya juga mau tahu siapa yang mengendalikan perusahaan itu, saya curiga paman angkat saya dan keluarga asalnya yang membuat kakek saya tidak dapat berbuat sesuatu." Kata Hendrik. "Sudah waktunya untuk menghukum mereka, mereka telah membuat saya sengsara lima belas tahun." kata Hendrik emosi. sambil menatap dengan bengisnya melihat ke langit. Kamu siapkan surat lamarannya, cukup cantumkan nama Hendrik saja dan besok kita ketemu di bandara.”
Read more

BAB 29

Kedua Hendrik masuk ke ruangan yang satu lagi, bukan ruangan wawancara. Di dalam ruangan terdapat beberapa kursi besar, yang di tengah tengah duduk seorang pria paruh baya, dengan dua pria berumur sekitar dua puluhan dan lebih dikit. Mereka memelototi kedua Hendrik. Tanpa berkata apapun, beberapa pria yang berdiri sekitar enam orang memukul Hendrik satu lagi. "Ampun tuan tuan, saya bukan bernama Hendrik, Tuan boleh melihat identitas saya yang asli." Kata Hendrik Palsu ini. "Lalu apa nama kamu.?" Bentak pria paruh baya itu, yang merupakan paman angkat Hendrik yang bernama Kastara snowander. atau lebih tepatnya sebagai Kastara Kentran dari keluarga besar Kentran yang beberapa tahun ini merajai dunia hitam. Merupakan keluarga yang nomor satu terkenal kejam dan liciknya di dunia hitam. " Nama saya Kaivan Wilson , petani dari smalltown. saya baru habis wajib militer dan ingin melamar kerja disini, tadi di bawa ada orang orang berbic
Read more

BAB 30

Bagaimanakah nasib Hendrik dan Kaivan ? “Matius kamu ajak , mereka berkeliling dan kenalkan mereka pada petugas yang lain, sehingga mereka tidak mendapatkan halangan apa juga selama mereka mengerjakan pekerjaan yang akan saya suruh mereka kerja.” Kata Kastara  “Kalian berdua tinggal bersama saya untuk selamanya, jadi saya tidak akan memberi kalian gaji, kalian akan mendapat tempat tinggal, makan dan harus mengerjakan pekerjaan apapun yang saya perintahkan dan kalian juga akan mendapatkan hukuman jika kami bertiga tidak puas dengan pekerjaan kalian, mengertikah kalian berdua, KALAU KALIAN TIDAK MAU JUGA TIDAK APA APA , TAPI KALIAN AKAN DI PUKUL SAMPAI MATI.” Kata Kastara kepada Hendrik dan Kaivan. “Ya, tuan besar, budak mengerti.” “Ya, tuan besar, pengecut menger
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status