prak... prak
Satpam di tampar dua kali oleh seseorang pria paruh baya yang memakai cincin di seluruh jarinya.
"Kurang ajar, siapa yang berani menampar saya, tidak tahu ya saya bekerja sama siapa?" kata satpam dengan sangat marah dan melihat yang menamparnya.
Deg......
Punyai nyari apakah dia, berani berkata seperti itu.
Sambil berlutut satpam itu menghiba:" maafkan saya tuan, saya tidak tahu tuan besar yang datang."
"Pukul dia sampai dia tidak dapat mengunyah makanan, berani kurang ajar dengan tuan Hendrik dan saya." Kata tuan besar pemilik showroom ini , Steven Chang.
"Hah, anda salah tuan, disini tidak ada tuan Hendrik, yang ada cuma pengemis kumal itu." Kata satpam itu lagi membela diri.
"Diam kamu, bawa dia pergi." hardik tuan Steven kepada pengawalnya.
"Mari, tuan Hendrik, silahkan masuk dan lihat lihat," Kata Steven dengan hormat.
"Tidak usah, saya malas masuk, sudah tidak ada selera lagi, na
"Hans, buatkan surat lamaran untuk bekerja di perusahaan pusat, saya mau melamar kerja disana, jadi apapun boleh." kata Hendrik. "Tuan, untuk apa anda bekerja disana, bukankah fasilitas disini untuk tuan , sudah memadai." Kata Hans melarang Hendrik melamar kerja, dia takut tuannya akan dihina disana. "Tidak apa apa, saya mau menyelidiki siapa yang menculik saya waktu saya kecil, sehingga membuat ibu dan ayah kandung Hendrik meninggal muda. Saya juga mau tahu siapa yang mengendalikan perusahaan itu, saya curiga paman angkat saya dan keluarga asalnya yang membuat kakek saya tidak dapat berbuat sesuatu." Kata Hendrik. "Sudah waktunya untuk menghukum mereka, mereka telah membuat saya sengsara lima belas tahun." kata Hendrik emosi. sambil menatap dengan bengisnya melihat ke langit. Kamu siapkan surat lamarannya, cukup cantumkan nama Hendrik saja dan besok kita ketemu di bandara.”
Kedua Hendrik masuk ke ruangan yang satu lagi, bukan ruangan wawancara. Di dalam ruangan terdapat beberapa kursi besar, yang di tengah tengah duduk seorang pria paruh baya, dengan dua pria berumur sekitar dua puluhan dan lebih dikit. Mereka memelototi kedua Hendrik. Tanpa berkata apapun, beberapa pria yang berdiri sekitar enam orang memukul Hendrik satu lagi. "Ampun tuan tuan, saya bukan bernama Hendrik, Tuan boleh melihat identitas saya yang asli." Kata Hendrik Palsu ini. "Lalu apa nama kamu.?" Bentak pria paruh baya itu, yang merupakan paman angkat Hendrik yang bernama Kastara snowander. atau lebih tepatnya sebagai Kastara Kentran dari keluarga besar Kentran yang beberapa tahun ini merajai dunia hitam. Merupakan keluarga yang nomor satu terkenal kejam dan liciknya di dunia hitam. " Nama saya Kaivan Wilson , petani dari smalltown. saya baru habis wajib militer dan ingin melamar kerja disini, tadi di bawa ada orang orang berbic
Bagaimanakah nasib Hendrik dan Kaivan ? “Matius kamu ajak , mereka berkeliling dan kenalkan mereka pada petugas yang lain, sehingga mereka tidak mendapatkan halangan apa juga selama mereka mengerjakan pekerjaan yang akan saya suruh mereka kerja.” Kata Kastara “Kalian berdua tinggal bersama saya untuk selamanya, jadi saya tidak akan memberi kalian gaji, kalian akan mendapat tempat tinggal, makan dan harus mengerjakan pekerjaan apapun yang saya perintahkan dan kalian juga akan mendapatkan hukuman jika kami bertiga tidak puas dengan pekerjaan kalian, mengertikah kalian berdua, KALAU KALIAN TIDAK MAU JUGA TIDAK APA APA , TAPI KALIAN AKAN DI PUKUL SAMPAI MATI.” Kata Kastara kepada Hendrik dan Kaivan. “Ya, tuan besar, budak mengerti.” “Ya, tuan besar, pengecut menger
Bagaimana nasib mereka berdua ya? Matius membawa Hendrik dan Kaivan keliling kantor, dan meraka dikenalkan ke satpam. “Kalian lihat yang jelas muka mereka, mereka adalah pelayan kesayangan Boss besar sekarang dan mereka BISU, jadi tidak bisa menjawab kalian, Kalau mereka muncul disini, kalian jangan menegur dan melarangnya, itu pesan Boss.” Kata Matius menjelaskan kepada satpam dan petugas dikantor perekam di setiap lantai. Tepat jam pulang kantor, Matius membawa mereka kembali ke ruangan kantor pak Kastara. “Sudah sampai lantai berapa kamu mengajaknya.” Tanya Kastara. “Lantai empat puluh empat.” Jawab matius. “Baiklah, kalian ikut saya pulang, naik mobil saya saja.” Kata Ka
Bagaimana nasib Kaivan selanjutnya? Hendrik dan Kaivan diajak masuk ke dalam kastil dan mereka diajak masuk ke satu ruangan besar. Ternyata itu adalah ruangan besar kakek Hendrik, diujung ruangan ada kamar tidur dan kakek Hendrik ,tuan Baskoro Snowander sedang tidur diranjang megah itu. "Sudah sadarkah kakek tua itu?" tanya Kastara pada perawat yang menjaganya. "Sudah, jika Tuan Besar tidak mau makan, gampang cukup diberi infus, dia akan tersadar, begitu juga pada sekretarisnya." Kata perawat menjelaskan. "Keluarlah dulu kamu." Perintah Hardy kepada perawat itu. "Hallo kakek, sudah enakan badan kamu." Kata Hardy. "Kurang ajar kamu, hardy , apa yang telah kamu lakukan kepada Hendrik?" bentak Baskoro. "Santai, kakek, kami sedang mencari Hendrik cucu kesayangan kamu untuk kami hukum seperti kalian berdua." Kata Harvey penuh dengan senyum licik. "Kalian berdua tidak akan meninggal tapi juga tidak bisa bergerak, kare
Tindakan apalagi yang akan dialami Kaivan dan Hendrik? Kastara membawa Hendrik dan Kaivan ke ruangan utama kastil, yang berupa ruangan besar dengan beberapa perabot mewah, biasanya tempat menghukum salah satu keluarga yang berbuat salah. Karena dulu ini adalah keluarga Jendral, jadi hukuman untuk anggota yang salah itu sangat kejam dan ketat. Beberapa langkah sebelum mencapai ruangan, Hendrik merasakan energi atau aura yang mencekram dan mengintimidasi, energi negatif yang membuat orang takut, serta energi yang besar dan berat, merasakan itu, sekali lagi Hendrik menghilangkan identitas dia sebagai Jendral dan menjadi budak yang tidak memiliki energi apapun. Dengan langkah hati hati dan penuh dengan ketakutan , Hendrik berjalan dibelakang Kastara dan anak anaknya , juga disamping Kaivan yang belum bisa menghilangk
SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SENANG MEMBACANYA. Para budak melakukan perintah margareta dan mencambuk Hendrik dan Kaivan dengan sekencang kencangnya dan membuat mereka berdua pingsan. Kemana mereka di bawah oleh pengawal itu? “Dimanakah ini? Tanya Hendrik didalam hati, begitu dia tersadar dan merasakan sakit di punggungnya. Dan merasakan kaki dan tangannya diikat. Hendrik melihat sekelilingnya dan didapati Kaivan masih pingsan dan bukan cuma mereka saja, ternyata masih ada beberapa orang yang dihukum seperti mereka. Hendrik diikat di tiang dengan ke dua tangan direntangkan ke kanan dan kekiri dan kedua kakinya ditumpuhkan menjadi satu dan diikat di tiang. Kakinya berjarak sejeng
SELAMAT MEMBACA JUMPA LAGI SEMOGA TIDAK BOSAN YA. “Kalian berdua akan selalu mendapat hukuman jika melakukan sesuatu seperti makan tanpa permisi, kalian adalah budak, budak itu hanya boleh makan sehari sekali, mengertikah kalian.” “Bangun dan lakukan push up , masing masing lima puluh kali, tidak boleh berhenti jika tidak mau dicambuk kamu, Hardy dan harvey, kalian yang hitung, hari ini mereka harus menerima siksaan sampai jam pulang kantor dan kau Matius, kamu juga harus menerima hukuman, sana berlutut selama mereka push up.’ Kata Kastara lebih lanjut. Hendrik dijaga oleh Harvey yang lebih kejam daripada Hardy. Dan sekarang dia telah memegang cambuk kecil tapi tajam kulitnya.