All Chapters of Pemuda yang tidak terduga: Chapter 91 - Chapter 100

154 Chapters

BAB 91

Sesampainya di hotel Hendrieta. Hendrik meminta kamar yang terbaik untuk kakeknya dan Kevin dan Matius di suruh mengawal dan mengurus semua kebutuhan kakeknya dan jika butuh sesuatu di suruh minta sama Mei Ling atau Wilson bersaudara. Dan untuk baju kakeknya , Hendrik mengajak Kevin dan Matius untuk membeli di mall di bawah hotel. Mereka bersama sama membeli baju di mall, tapi ketika mau masuk ke toko yang bermerek, mereka dihadang oleh pramuniaga. “Maaf, kalian mau kemana?” kata pramuniaga menghadang mereka. Ya, kakek memakai kursi roda mall dan Hendrik masih memakai pakaian budak , begitu juga dengan Kevin dan Matius memakai pakaian pelayan bukan pakaian mewah dan bermerek. Tentu saja tidak ada yang mengira bahwa Hendr
Read more

BAB 92

Manager toko tidak berani macam macam dia menyuruh beberapa karyawannya melayani Tuan Besar Baskoro untuk memberi beberapa pakaian , sedangkan Hendrik hanya duduk sendiri di sofa menunggu mereka semua sampai selesai. Sepertinya masalah tidak selesai cuma satu, kembali ada orang usil yang mengganggu Hendrik. “Hai, pengemis, untuk apa kamu duduk disana? Tidak pantas kamu duduk di sofa itu, lebih  bersih sofa itu daripada pakaian kamu.” Kata pria yang sombong itu sambil bertolak pinggang mengharapkan Hendrik berdiri. Sebenarnya Hendrik malas melayani manusia manusia sombong itu, untuk menghindari masalah Hendrik bangun dari kursinya dan berjalan ke samping bersandaran di dinding, tapi sayang mereka tidak menyadari berhadapan dengan siapa. Setelah melihat Hendrik ba
Read more

BAB 93

Siapa ya yang akan jadi pemimpin? Setelah pengumuman itu , berlomba lomba lah perusahaan keluarga kalangan atas mengajukan proposal dan mereka diberi waktu selama satu bulan dari pengumumannya. Hendrik selama beberapa hari tinggal di Hotel, setelah tujuh hari Hendrik menemani kakeknya sambil mengobatinya dan setelah terlihat kakeknya kembali ke keadaan semula, malah lebih sehat. Hendrik berencana pulang hari ini, dan…. Sesampainya di rumah mertuanya , terdengar suara ribut. “Eliza, mana suami kamu, suruh dia cepat pulang, untuk membantu ibu.” Kata Amanda dengan suara melengking. “Ada apa sih, bu? Pagi pagi sudah ribut, bukankah saya sudah kasih ibu uang bulanan, gaji saya.” Kata Elisa dengan sabarnya.
Read more

BAB 94

“Baiklah saya ikuti kemauan kamu, tapi mulai sekarang pakailah pakaian yang lebih baik, kamu kan sekarang sudah bekerja.” Kata Amanda. Tidak disangka, sekarang Amanda juga lebih baik sama Hendrik, Amanda juga bingung, sejak Markus dan Eliisabet tidak ada di rumah dan Hendrik memanggil pelayan untuk urusan rumah tangga, Amanda mengharapkan lebih dari mantunya ini. Bukan saja Amanda, Benhard Snep juga sangat mengharapkan Hendrik menjadi lebih kaya dan bisa menunjang mereka, seperti waktu itu di pasar seni. “Hendrik, besok temani saya lagi ke pasar seni ya, saya mau lihat guci yang di pajang di tengah pameran, katanya itu guci peninggalan zaman kuno, saya mau lihat guci itu bisakah kita beli?” Kata Benhard Snep, ketika Hendrik baru pulang bersama dengan Amanda. “Ayah, j
Read more

BAB 95

Keesokan harinya, setelah sarapan mereka berencana ke rumah Elisabet dan membiarkan pelayan membersihkan rumah dan melakukan kegiatan rumah tangga yang lain. “Hari ini, kalian tidak perlu masak, nanti jika semua pekerjaan kalian sudah selesai, kalian boleh pulang, kunci rumah berikan ke Tuan Hans saja, saya ada duplikatnya.” Kata Hendrik kepada tiga orang pelayan yang sebenarnya disuruh menjaga keselamatan Elisa dan ayah ibunya di saat Hendrik tidak ada di rumah, dan sedang melakukan misi di istana keluarga Snowander waktu itu. Dan supaya keluarga Elisa tidak curiga, jadi mereka tetap dipakai oleh Hendrik untuk mengurus rumah tangganya. Mereka memakai mobil Hendrik yang dikendarai oleh Small dan mereka bersama menuju ke rumah Elisabet. “Ibu, perlu saya telpon Elisabe
Read more

BAB 96

Apa ya, rencana Hendrik selanjutnya? Darren dan Elisabet mengeluh dalam hati sepanjang jalan, mereka takut Hendrik ada rencana tertentu kepada mereka, jadi mereka was- was sepanjang jalan. Melihat kelakuan mereka dari spion mobil, Hendrik ingin tertawa, sebenarnya sejak dia mendapat perlakuan tidak enak dari keluarga Kastara, Hendrik sudah malas menghukum Elisabet dan Markus. Hendrik berencana jika dalam beberapa bulan ini, Elisabet dan Markus bisa berubah, dia akan membebaskan mereka, untuk menjalankan kehidupan mereka seperti biasanya. Parkir saja di basement, tidak usah di lobby, biar kami naik memakai lift, kalau kamu mau makan , bisa ikut kita, masuk saja nanti ke restoran imperial.
Read more

BAB 97

Dengan cepat pelayan keluar dari kamar dan meminta rekannya yang melayani tamu dari kamar VIP itu, dan dia mencoba melayani kamar VVIP, tapi begitu dia memasuki kamar itu. Hendrik membentaknya:” Keluar kamu dari ruangan ini, saya tidak membutuhkan kamu disini dan mulai sekarang setiap saya datang, kamu jangan menunjukkan diri kamu ke hadapan saya.” Kebetulan manager restoran ini ada di ruangan ini dan dia bertanya :” Ada apa? Mengapa tuan Hendrik marah?” “Karyawati kamu memiliki mental baja, tadi dia bermaksud melarang Tuan Hendrik masuk ke restoran, malah Tuan Darren yang merupakan adik ipar yang biaya perkawinannya dia yang bayar lunas diizinkan masuk, menurut kamu, apa kebijaksanaan restoran ini?” Tanya Hans sambil melotot manager. Hendrik tidak menghiraukan merek
Read more

BAB 98

Darren hanya dapat menarik nafas dan keluar mau ke toilet dan diikuti oleh Hendrik. “Darren, saya memberikan keringan untuk kalian, mulai sekarang kurangi hukuman untuk Elisabet, nanti saya mau dia belajar makan di kursus masak, kamu harus memerintahkan dia belajar dan saya juga mau dia belajar di sekolah Etika, biar dia bisa sehebat Elisa dan untuk kamu, ajukan proposal biar kamu ikut menjadi pemenang proposal dan jika kamu sudah terpilih, kamu harus bantu Elisa, karena saya mau menjadikan dia pemimpin kalian semua pemenang tender satu triliun itu, kamu mengerti?” Kata Hendrik sambil berjalan keluar toilet. Dan di depan toilet kembali ada hal yang tidak enak. Sepasang pria dan wanita menabrak Hendrik. Tapi justru yang marah adalah mereka. “Hai, Pengemis kumuh, kenap
Read more

BAB 99

Selesai makan, mereka ke mall yang ada di samping hotel Hendriata ini dan kedua bangunan baik hotel maupun mall adalah milik perusahaan Hendro N Company. Hendrik selama menjadi pemilik perusahaan itu belum pernah ke mall untuk melihat keadaan seluruh mall, hanya pernah sekali bersama Elisa untuk merayakan ulang tahunnya. Jadi belum banyak yang menyadari bahwa Hendrik ini adalah pemilik mall. Kadang kadang mereka berpapasan dengan pemegang saham , pelayan dan satpam, banyak di antara mereka bertemu hanya menegur Darren dan mengacuhkan Hendrik. Darren merasa tidak enak dan lalu berjalan di samping Hendrik sambil berkata:” Hendrik, mari kita membeli pakaian bermerek untuk kamu pakai sehari hari.” “Untuk apa? Saya jarang kel
Read more

BAB 100

Mendengar itu Hendrik tersenyum dan berjalan dengan santai ke kantor Silly. Setelah masuk ke kantor Silly, Hendrik langsung berkata dengan ketus kepada paman dan bibinya. “Untuk urusan apakah kalian datang kemari, paman dan bibi?” Tanya Hendrik sambil berjalan menghampiri kursi pemimpin yang ada di belakang meja. Melihat tingkah laku Hendrik, SIlly marah besar dan akan menghampiri Hendrik, tapi tangannya di pegang oleh Margareta dan dia berkata:” Jangan Lancang, dia adalah Tuan Hendrik Snowander, pewaris sah perusahaan Snow dan sekarang adalah ketua perkumpulan jaringan hitam bawah tanah, jika kamu mau urusan ayah kamu selesai , dengarkan apa maunya Tuan Hendrik ini.”  “Bagaimana nona Silly? Sudah puas sekarang kamu?” Tanya Hendrik dengan ketus.
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status