Home / Romansa / HASRAT CINTA PERTAMA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of HASRAT CINTA PERTAMA: Chapter 21 - Chapter 30

83 Chapters

Part 21 : Selamat dari Dosa

  “Ayo, Mas. Kita ke hotel Horison sebelah aja. Biar aku suruh Leo yang jemput anak-anak kesini,” balas Diana tak kalah semangatnya. Darahnya juga sudah menumpuk di kepala, kembali menutupi akal sehatnya, sesuatu yang minta pelepasan. Ia juga ingin menghilangkan semua resah yang melanda saat ini. Diana kembali ke tempat duduknya semula, sembari merapikan blusnya yang sudah tak karuan oleh tangan liarnya Ivan barusan, sedangkan Ivan menyandarkan kepalanya di jok mobil sambil memejamkan matanyanya. Ia berusaha keras menurunkan hasratnya yang membara. Diana baru saja akan menghubungi Leo, sepupunya yang sudah biasa menjemput anak-anaknya sekolah tiap hari, ketika malah ada nada panggil masuk ke ponselnya. Dari Sinta, babysitter anaknya. “Iya, Hallo, Sinta. Ada apa?" tanya Diana sedikit terburu. “A-anu, Bu. Kevin jatuh pas main trampolin, Bu.” “Kevin jatuh?! Bagaimana keadaannya sekarang?” Diana bertanya kaget.
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Part 22 : Mengejar Restu

  Ivan dan Diana baru saja selesai makan malam bersama anak-anak mereka ketika tamu yang tidak mereka duga datang tiba-tiba. Kedua orang tua Diana. “Bagaimana keadaan Kevin?” tanya ibunya Diana begitu sang putri datang menghampiri orang tuanya yang baru datang. “Enggak apa-apa katanya dokter, Bu. Kok Ibu tahu?” Diana balik bertanya heran. “Tadi sore ibu telpon kamu, tapi gak diangkat, terus ibu telpon ke Sinta. Katanya kamu lagi bawa Kevin ke dokter,” balas Ratih sembari melangkah ke ruang tengah yang menjadi satu dengan ruangan makan. Orang tua Diana cukup kaget begitu melihat ada Ivan yang masih duduk bersama anak-anak di kursi makan. Ivan segera bangkit dan menyalami orang tua Diana. “Eh, ada Ivan di sini?” tanya Ratih heran. “Iya, Bu. Tadi saya bertemu Diana dan anak-anak di arena bermain Bigmall, terus sekalian ke sini, habis antar Kevin ke dokter. “Oh gitu? Untung ada kamu juga di
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Part 23 : Galaunya Janda dan Duda

 Diana baru saja selesai mengunci pintu rumahnya begitu kedua orang tuanya pulang dari rumahnya, ketika terdengar suara ponselnya berbunyi dari arah meja ruang tengah. Ia bergegas berjalan menghampiri benda yang terus bernyanyi dengan ringtone yang masih suaranya Rimar Idol.“Hallo, Masku, Sayang?” Diana langsung menjawab dengan mesra panggilan dari sang kekasih hati.“Hallo … calon istriku? Sudah tidur?”“Belum, Mas. Ayah dan ibu baru saja pulang.” Diana mengempaskan tubuhnya di sofa dan menyelonjorkan kedua kakinya ke atas sofa panjang itu. Lalu meletakkan kepalanya berbantalkan tangan sofa.“Hm … terus bagaimana? Kamu sudah kasih tahu orang tuamu belum tentang hubungan kita?”“Sudah, Mas. Kebetulan ayah dan ibu datang gara-gara papa juga telepon mereka sore tadi setelah telepon aku. Ayah dan ibu mau tahu jawabanku atas lamaran Willy.&rd
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Part 24 : Rencana Masa Depan

 Diana baru saja selesai menata meja makan, ketika Ivan kembali muncul di rumahnya ketika jam istirahat tiba.“Kok, gak telpon dulu tadi, Mas? Untung aku udah selesai siapin makan siangnya,” sambut Diana begitu kekasih hatinya itu berdiri di hadapannya. Ia sedikit mendongak memandang pria tinggi tegap itu.“Iya, soalnya aku udah rindu lagi ingin lihat kamu,” jawab Ivan sembari mencubit hidung mancung Diana.“Bisa aja ngerayunya. Yuk, Mas. Kita langsung ke ruang makan aja,” ajak Diana sembari menggandeng tangan pemilik hatinya yang baru itu.“Anak-anak udah pada makan?” tanya Ivan begitu hanya mereka berdua yang makan bersama.“Sudah pada makan barusan, sekarang mereka lagi di lantai atas sama pengasuhnya,” jawab Diana sembari mengambilkan makanan untuk calon suaminya.“Ada kabar lagi nggak dari Pak Hartono dan Willy?” tany
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Part 25 : Akhirnya Bersama

  “Bagaimana hasilnya?” tanya Ivan begitu ia baru saja tiba di rumah Diana sepulang dari bekerja sekitar pukul setengah enam sore. “Dih, gak sabaran amir?” Diana tertawa geli begitu mendengar ucapan dari kekasihnya itu.  “Iya, dong? Penasaran tahu,” balas Ivan sembari mencium jidat mulus calon istrinya yang sudah segar karena satu jam sebelum sang kekasih pulang kerja, wanita cantik itu sudah mandi dan berdandan.  “Bentar ya, Mas. Aku ambilin orange juice ya, tadi udah aku siapin,” ucap Diana sembari melepaskan tubuhnya dari pelukan Ivan.  “Mantep tuh, pasti seger kayak kamu,” balas Ivan tersenyum senang.  “Iya, dong? Biar calon suamiku tetap sehat.” Diana meninggalkan Ivan yang sudah duduk di kursi tamu.  Tidak berapa lama kemudian ia sudah membawa nampan berisi segelas minuman dan sepiring kue yang sudah ia siapkan. Lalu Diana pun duduk di sebelah sang kekasih di kursi pan
last updateLast Updated : 2021-10-24
Read more

Part 26 : Mendadak Nikah

  Hari Selasa, Diana kembali tidak masuk bekerja, nyeri perut yang selalu dirasakannya saat tamu bulanannya datang, membuatnya malas melakukan aktivitas apapun. Pagi itu Ivan masih mampir sebentar untuk sarapan bersamanya. Bertemu dengan calon suaminya itu, membuat Diana melupakan rasa nyerinya. Setelah Ivan berangkat ke kantor, Diana kembali malas-malasan. Ia merebahkan diri di sofa yang terdapat di kamarnya sendiri. Ia melewatkan waktu bermainnya bersama Kellan dan Jane yang sudah belajar berjalan kini di usia yang hampir satu tahun. Suara dering ponselnya sedikit mengagetkan Diana yang kini berbaring dengan mata terpejam sembari menikmati alunan musik yang disukainya. Ternyata yang menghubungi adalah ibunya. “Hallo, Bu ….” “Diana, kamu di kantor?” “Aku di rumah, Bu. Gak ke kantor hari ini, lagi datang bulan,” balas Diana sembari mematikan televisi. “Oh, gitu. Terus Pak Hartono jadi datan
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Part 27 : Honeymoon

  Pada hari Sabtu siang, Ivan menjamu seluruh keluarga inti Diana juga kedua orang tuanya untuk merayakan pernikahannya dengan Diana di sebuah restoran yang juga menyediakan ruangan khusus untuk acara-acara spesial. Hadir juga mantan mertua Ivan yang datang bersama putri kecil Ivan di acara itu. Keduanya juga ikut bahagia melihat mantan menantu yang mereka sayangi sudah menemukan istri lagi, menggantikan posisi putri mereka yang kini berada di Amerika bersama suami keduanya. Usai acara makan-makan dan berfoto bersama, Ivan dan Diana mengantar pulang keluarga mereka ke rumah masing-masing. Sekitar jam tujuh malam Ivan menjemput sang istri ke tempat tinggalnya, lalu keduanya melanjutkan acara mereka berdua, honeymoon di hotel Aston Samarinda, seperti yang sudah dijanjikan Ivan pada Diana kala pertamakali mereka berkencan.  Orang tua Diana bersedia menjaga cucu-cucu mereka dengan menginap di rumah Diana, selama putri sulung mereka yang sedang b
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Part 28 : Pernikahan Tanpa Cinta

  Denny duduk di pelaminan dengan wajah tanpa ekspresi, meski di sampingnya ada Susana—pengantin wanitanya yang tampak cantik dengan baju pengantin muslimahnya. Wajah dokter spesialis anak itu sangat berbeda dengan ekspresi sang suami. Rona kebahagiaan jelas terlihat di wajah cantiknya. Bersanding dengan cinta pertamanya itu adalah impian terbesar dalam hidupnya. Ia tak peduli dengan Denny yang belum bisa menerima cinta dan dirinya. Susana berkeyakinan suatu hari nanti Denny akan menjadi suami yang mencintainya sebagai istri. Wajah Denny sedikit kaget kala melihat sepasang laki-laki dan perempuan berjalan ke arahnya sambil bergandengan tangan. Denny berdiri dari duduknya, begitu pasangan serasi itu tiba di hadapannya untuk memberi ucapan selamat. “Selamat ya, Den.” Diana mengulurkan tangannya ke hadapan Denny dengan senyum lembut di bibir ranumnya. Bibir yang sudah berkali-kali dinikmati Denny kala mereka berkencan dulu. Bahkan bulan lalu pun mer
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Part 29 : Tamu Tampan, tapi Kejam

   Diana dan Ivan menghabiskan lagi waktu honeymoon mereka semalam di Balikpapan. Sore hari usai menghadiri pesta pernikahannya Denny, Ivan menuruti keinginan sang istri untuk bermain di pinggir pantai dekat hotel mereka menginap. Keduanya berlarian di pasir pantai bagaikan sepasang remaja yang sedang kasmaran. Saling bercanda dan tertawa bersama.  Setelah sang mentari mulai condong ke barat, keduanya lalu kembali ke hotel. Membersihkan diri bersama di kamar mandi hotel yang berakhir dengan saling memberi kehangatan dalam bathtub yang bisa memuat dua orang dewasa yang terus saja menghabiskan waktu dengan bercinta, tak kenal lelah.  Keesokan paginya sekitar pukul tujuh pagi, Ivan dan Diana meninggalkan hotel tersebut. Keduanya akan kembali ke Samarinda, langsung menuju ke kantor.   “Mas, aku tinggal tidur lagi gak apa-apa, ya?” Diana menguap sembari menutup mulutnya. Matanya menatap sang suami dengan sorot kuyu.
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Part 30 : Mantan Ipar Durjana

   Seharian ini Diana tiada lepas dari pandangan Willy. Ada saja hal-hal yang ia tanyakan ke mantan kakak iparnya itu. Diana tidak bisa mengabaikan karena yang ditanyakan Willy adalah hal yang berkaitan dengan perusahaan, maka mau tak mau Diana harus menjelaskan sebaik mungkin. Kesibukannya itu membuat Diana tiada sempat untuk menghubungi suaminya yang juga tak kalah sibuknya mengerjakan tugas yang diberikan oleh Willy.  “Hm … sudah jam lima sore, ayo kita pulang, Diana. Rencananya selama di sini, aku akan menginap di rumahmu.” Ucapan Willy mengagetkan Diana yang memang sudah berapa kali melirik jam di ruangan itu. Ia sudah tak tahan lagi ingin segera bertemu dengan Ivan. Mereka harus segera membicarakan kelangsungan pekerjaan mereka di perusahaan keluarga Willy tersebut.  “Apa? Menginap di rumahku?” tanya Diana tak percaya.  “Iya, kenapa emang? Gak apa-apa ‘kan? Toh, rumah itu juga milik almarhum kakakku. Aku juga
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more
PREV
123456
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status